Happy reading ✨✨Leo langsung menoleh suara siapa yang terdengar di balik tirai brankar Alisa.
Leo memperhatikan siapa yang masuk, ternyata pak Tejo, sepertinya ia mengikuti mereka sampai UKS.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya pak Tejo.
"Bapak pikunnya, jelas-jelas tadi Alisa jatuh terus luka. Ya saya obati lah" ucap Leo cepat.
"Alisa kamu bisa jalan? Dan Leo kamu harus menghadap kepala sekolah" ucap pak Tejo memberitahu.
"Bisa pak" jawab Alisa.
"What! kepala sekolah manggil gua" batin Leo dan mengelus rambut Alisa.
"Aku duluan ya" ucap Leo dan Alisa mengangguk saja.
Leo melewati pak Tejo dan membisikan sesuatu ke pak Tejo.
"Jangan pernah sentuh Alisa atau bapak menyesal" bisik Leo dan langsung pergi meninggalkan UKS tanpa rasa berdosa mengancam seorang guru.
Alisa pun ikut meninggalkan UKS tanpa melihat pak Tejo yang kaget di ancem oleh anak muridnya.
****
Tok ... tok
"Masuk" suara dari dalam, Leo langsung membuka pintu tersebut dan melihat Gio-Ayahnya berada di dalam bersama kepala sekolah.
"Silahkan masuk Leo"
Leo masuk dan menutup pintu perlahan dan menghampiri kepala sekolah tersebut yang berdiri berdampingan bersama Gio-Ayahnya
"Ada apa pak?" Tanya Leo.
"Jadi gini leo" ucap Kepala sekolah di potong oleh Gio.
"Biar saya saja pak" potong Gio
"Leo, papah mau pindahin kamu ke sekolah papah, yang pernah papah beritahu" ucap Gio, pertama Leo hanya berdiam setelah mendengar ia akan di pindahkan ia langsung menentang.
"Ngak" ucap Leo langsung menolak.
"Demi kebaikan sekolah ini Leo, kamu selalu buat masalah di sekolah membuat resah siswa/siswi sekolah ini" ucap Gio tegas.
"Leo bilang ngak ya ngak, Leo ngak mau intinya" teriak Leo.
"Leo!" Geram Gio melihat sikap kurang ajar anak sulungnya ini sekaligus putra tunggalnya.
"Papah akan pindahkan Alisa saja" sambung Gio sudah tau kelemahan anaknya.
Bukanya menjawab Leo hanya keluar dari ruangan dan membanting pintu karna kesal mendengar ucapan papahnya membawa nama Alisa.
Leo tidak tau banyak mata melihatnya keluar dari ruang kepala sekolah dengan cara tidak sopan, karna. Jam istirahat semua murid keluar dan menyaksikan Leo membanting pintu ruang kepsek.
Leo duduk di bangku taman yang sepi memikirkan perkataan papahnya, ia tidak mau berpisah dari Alisa.
Vanesa yang melihat Leo seperti orang frustasi mendekatinya dan memegang pundak Leo, Leo tidak memperhatikan siapa yang memegang pundaknya ia langsung memeluk tangan Vanesa.
"Gua ngak mau pisah dari lu" ucap Leo tanpa melihat siapa yang dia ajak bicara.
Vanesa yang senang hanya tersenyum dan mengelus rambut Leo.
"Gua ngak salah sa, plis jangan ceramah lagi"
"Gua cuman ngak mau pisah dari lu, tapi papah bawa-bawa lu"
"Gua ngak suka"
Leo menoleh dan melihat Vanesa yang ia peluk tanganya. Leo langsung melepas pelukannya dan berdiri.
Vanesa mengelus wajah Leo.
"Sepinter apapun lu nyembunyiin perasaan lu terhadap gua, bakal kebongkar Leo" ucap Vanesa.
"Lu salah paham nes, gua kira lu Alisa"
Vanesa tersenyum.
"Lu cuman ngeles kan"
Leo menepis tangan Vanesa dan pergi meninggalkan Vanesa yang tersenyum di sana ia memilih mencari sosok Alisa, kemana perginya Alisa?
Alisa berjalan ke arah ruang kepsek, Leo langsung mengarah ke Alisa karna sudah melihat Alisa.
Dengan cepat ia memeluk Alisa erat, Alisa yang heran, hanya diam membiarkan Leo memeluknya. Vanesa pun menyaksikan itu semua, karna ia dari tadi mengikuti Leo. Hatinya benar-benar hancur melihat Leo memeluk Alisa.
Akhirnya Alisa peka dan membalas pelukan Leo sambil mengelus punggung Leo. Untungnya tidak ada orang menyaksikan meraka kecuali Vanesa yang sudah hancur di sebrang sana.
"Mau kemana?" Tanya Leo.
"Kepsek" singkat Alisa dan melangkahkan kakinya ke tujuannya di ikuti Leo dari belakang.
Vanesa pun mengikuti mereka, ia heran kepada Leo. Apa yang ia lihat dari Alisa yang sangat berhati es dan pendiam itu.
"Bapak memanggil saya" ucap Alisa masuk di ikuti oleh Leo.
"Ya Alisa, bapak akan pindahkan kamu ke sekolah lain" ucap Gio ternyata Gio tidak main-main dengan ucapannya.
"Maaf pak sebelumnya, kalau Leo saya tidak keberatan tapi kalau Alisa saya selaku kepala sekolah tidak mengizinkannya. Alisa murid yang paling pintar di sini selalu mendapatkan juara umum di sekolah" ucap kepala sekolah tidak mengizinkannya Gio memindahkan Alisa.
"Jalan satu-satunya agar Leo mau pindah sekolah" ucap Gio.
"Papah, pikir dong, papah mau jauh dari mamah? anyways Leo is good " Tanya Leo.
[Lagian Leo baik]"Leo jangan kurang ajar"
"Leo bertanya pah"
"Leo!" Geram Gio.
"Leo ngak mau pindah, papah denger, Leo ngak mau" teriak Leo.
Plak
1 tamparan mendarat di pipi Leo, pelakunya adalah Alisa.
"Ngak sopan banget" ucap Alisa.
"Maaf" ucap Leo.
Melihat kejadian itu Gio terkejut, Gio hapal sekali dengan Leo. Ia sangat tidak sopan dan sering meneriakin dirinya tetapi jarang sekali mendengar kata maaf terucap dari mulut Leo, ini pertamanya ia mendengar ucapan maaf keluar dari mulut Leo kepada seseorang.
"Baiklah Leo papah mengalah"
"Namun" sambung Gio.
"Alisa, saya minta tolong terhadap kamu untuk membimbing anak saya, jadikan anak saya menjadi anak baik, kalau kamu mau dia tetap di sini, Leo boy promise" ucap Gio Alisa hanya mengangguk paham.
[Janji anak laki-laki Leo]Gio pergi meninggalkan ruangan kepsek dan mengelus rambut Alisa sambil tersenyum. Alisa yang heran hanya menatap Gio saja tanpa senyum sedikit pun.
Di luar sudah ada Vanesa menunggu Leo keluar dan berhadapan dengan Gio.
"Nesa, apa kabar? Semua baik" tanya Gio, Vanesa menyalami Gio dan tersenyum manis kepadanya.
"Lancar om" ucap Vanesa dengan senyum yang tidak memudar.
"Om duluan ya" ucap Gio dan meninggalkan Vanesa sendirian.
Leo keluar dari ruang kepsek sambil memegang tangan Alisa di saksikan oleh Vanesa yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.
Vanesa dengan sigap menepis tangan Alisa membuat sang empu merasa kesakitan dan melihat Vanesa aneh.
Alisa tidak ambil pusing ia langsung meninggalkan Leo dan Vanesa di disana.
"Sa" panggil Leo, namun Alisa sudah menjauh dan tidak menoleh sedikitpun.
"Apaansih" ucap Leo mendorong Vanesa dan langsung mengejar Alisa yang sudah lumayan jauh.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO (End)
ActionAlisa seorang gadis yang murung tidak memiliki orangtua. Membuat hati ya merasa kekosongan, tidak mendapatkan kasih sayang orangtua dari ia kecil. Wajah yang selalu datar dan tidak pernah senyum itu memikat hati anak pemilik sekolah. Leo berupa ana...