"Sedingin apapun dirimu, ternyata kepolosanmu melebihi dinginya hatimu"
-Leo
"Leo sebelum ke UKS, ke perpus sebentar boleh?" Tanya Alisa.
"Kakimu berdarah Alisa" jawab Leo.
"Tapi gua mau minjem buku bentar" ucap Alisa.
"Gua yang ambilin, lu tunggu di luar mau?" Tanya Leo Alisa pun mengangguk.
Leo mendudukkan Alisa di bangku dekat perpus dan ia pergi untuk mengambil buku yang di inginkan oleh Alisa.
Leo memasuki perpustakaan semua mata tertuju kepadanya, bahkan ada yang jatuh karna melihat Leo di perpustakaan.
"Apaa" ucap Leo tertekan.
Leo berjalan cepat mencari buku yang diinginkan Alisa.
Salah satu gadis menyenggol Leo
"Satu hari yang langkah Leo" ucapnya
"Terpaksa gua lakuin kakinya lagi sakit"
"Bilang saja kau mau berubah, benarkan. Leo"
"Vanesa menyebalkan" ucap Leo membuat sang empu tertawa puas mendengar Leo mengucapkan. Kalimat itu, Vanesa Sania Gegro. Salah satu temen Leo dari kecil Vanesa menyukai Leo tetapi Leo sama sekali tidak menyukai gadis itu, mereka berteman karna orangtuanya juga adalah teman lama dan merupakan cinta segitiga bersama sang ibunya, namun. Ibunya memilih ayahnya dibanding ayah Vanesa dan sekarang Vanesa yang menyukai dirinya.
"Untuk siapa Leo?" Tanya Vanesa
"Buat Alisa" jawab Leo
"Siapa Alisa"
"Calon istriku"
Deg
Hati Vanesa sakit dibuatnya, Leo tidak menyadari Vanesa menyukai dirinya dari kecil tapi dia terlalu buta akan cinta Vanesa atau dia memang tidak memperdulikan itu semua. Dan sekarang seenaknya ia mengatakan orang lain yang baru ia kenal sebagai calon istrinya sungguh Leo tidak sopan.
"Nes"
"Nesa"
"Oi"
"Pengecut"
Lamunan Vanesa menghilang setiap kali Leo mengucapkan kata kesayangannya terhadap Vanesa, ia Leo memanggil Vanesa pengecut, dahulu sewaktu kecil Vanesa sangat takut bermain bersama Leo karna Leo selalu mengalahkannya di setiap permainan dari situ nama panggilan untuk Vanesa di buat oleh Leo.
"Gua udah selesai, gua mau nyamperin Alisa dulu" ucap Leo meninggalkan Vanesa sendirian.
"Leo" panggil Vanesa, Leo menoleh dan menghampiri Vanesa lagi.
"Ada apa?" Tanya Leo.
"Lu ngak suka sama gua?" Tanya Vanesa kepada Leo dan Leo melihat setiap orang yang melihat mereka berdua. Leo menarik Vanesa ketempat sunyi.
"Apa yang kau katakan pengecut" ucap Leo.
"Kita teman dari kecilkan. Gua ngak pernah kepikiran jatuh cinta sama lu nes" sambung Leo
"Dan gua.."
"Gua yang suka sama lu dari kecil" potong Vanesa membuat Leo melotot.
"Nes, jangan ngada-ngada, gua selalu tanya ke lu, lu suka sama gua atau ngak, tapi lu selalu ngomong ngak kan" ucap Leo.
Ya Leo selalu bertanya kepada Vanesa dia menyukai dirinya atau tidak, karna selalu curiga dengan kedekatan mereka, namun. Sang gadis tidak pernah mengatakan dia menyukainya.
Tapi ini, dia mengatakannya disaat Leo sudah mencintai gadis lain.
"Karna gua takut lu ngejauh dari gua Leo, tapi denger lu ngomong orang lain sebagai calon istri lu, sakit Leo" ucap Vanesa.
"Nes, gua selalu nanya kan, dan sekarang gua udah naruh Alisa di hati gua, dan seenaknya lu bilang lu suka sama gua. Kemana aja lu nes" ucap Leo.
Vanesa langsung melumat bibir Leo membuat Leo terkejut dan sepontan mendorong Vanesa.
"Nesa!"
"Gua ngak mau lu jadi milik orang lain Leo, intinya gua udah ambil first kiss lu" ucap Vanesa.
"Itupun udah di ambil Alisa," ucap Leo hati Vanesa semakin sakit mendengar ucapan Leo.
"Gua ngak mau musuhan sama lu, tapi. Lu ngertiin gua nes, gua jatuh cinta sama Alisa" ucap Leo dan pergi meninggalkan Vanesa.
"Dan" langkah Leo berhenti berbalik menatap Vanesa yang mematung disana.
"Gua akan tetap mencintai Alisa walaupun ada yang buat gua sama dia berpisah" sambung Leo, melanjutkan langkahnya meninggalkan Vanesa yang mematung disana.
*****
Leo mengobati kaki Alisa dengan perlahan, sedangkan Alisa hanya memperhatikan Leo saja sambil meletakan wajahnya di lutut satunya.
"Selesai" ucap Leo, Alisa hanya mengangguk
"Ngak ada senyum buat gua?" Tanya Leo
"Rara kemarin lu senyum" sambung Leo
Alisa tersenyum tipis, dan Leo menunduk sambil menghebus nafas kasar melihat tingkah kaku Alisa seperti tidak ada perasaan didalam dirinya.
Leo hanya cemberut melihat wajah Alisa, dia akan tetap seperti ini selamanya? Tidak ada senyum kah untuknya?
Leo bangkit untuk mengembalikan kotak P3K tetapi Alisa menariknya secara tiba-tiba dan mencium bibirnya.
"Hadiahnya" ucap Alisa dan membuang wajahnya kesembarang arah, bibir Leo terukir ia sangat bahagia. Sepertinya Alisa mulai menyukai dirinya. Perlahan tapi pasti itu keyakinan Leo terhadap Alisa dan keyakinan Leo sekarang sudah di titik awal dia hanya perlu menunggu dan berharap secepatnya Alisa mencintai dirinya.
Leo menaruh kotak P3K ketempat semula dia mengambilnya dan duduk di dekat Alisa, sedangkan Alisa membuang wajah kesembarang arah.
"Ayolah Alisa, ngak perlu malu" ucap Leo.
Alisa langsung menoleh menatap Leo karna Leo mengatakan bahwa Alisa malu.
"Menciummu memalukan kah?" Tanya Alisa, Leo hanya memukul keningnya melihat tingkat kepolosan Alisa, jangan sampai ia bertemu pak Tejo kalau seperti ini.
Leo hanya berpikir Alisa malu sepertinya, Alisa begitu polos dia tidak tau yang ia lakukan barusan terhadap Leo.
"Sama sekali tidak" balas Leo.
"Kalau begitu, apa kamu mau menciumku?" Tanya Alisa, Leo hanya menatap Alisa sekarang.
"Tidak mau ya" sambung Alisa dan menatap Leo hanya diam di sisi brankarnya.
Leo mencium bibir Alisa, Alisa selalu merasa nyaman dan tenang setiap Leo mencium bibirnya, Alisa melingkarkan tanganya di leher Leo sambil menikmati lumatan Leo terhadap bibirnya.
Leo semakin berani dan mengelus gunung milik Alisa, Alisa merasakan kenikmatan yang aneh di saat Leo mengelus gunung miliknya.
"L-leo, kau sedang apa" tanya Alisa tapi Leo tidak menjawabnya.
"Emmh, Leo ... Hentikan Leo" Alisa merasakan sesuatu yang aneh membuat dirinya mendesah.
"Ahh Leo sakit" teriak Alisa langsung memukul tangan Leo.
"Sedang apa kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO (End)
AzioneAlisa seorang gadis yang murung tidak memiliki orangtua. Membuat hati ya merasa kekosongan, tidak mendapatkan kasih sayang orangtua dari ia kecil. Wajah yang selalu datar dan tidak pernah senyum itu memikat hati anak pemilik sekolah. Leo berupa ana...