"aku mencintaimu, bukan karna otakmu yang pintar, namun. Kepribadianmu yang berbeda"
-Leo
Alisa membawa beberapa buku yang ingin ia pelajari bersama Leo. Sedangkan Leo sedang asik bermain bersama kelinci Alisa.
"Ngapain?" Tanya Alisa.
"Ngamen" balas Leo tanpa melihat wajah Alisa yang tersenyum di sebrang kolam.
"Cepetan, katanya mau belajar bareng"
"Sabar, kasian kelinci ya di gantungin. Nanggung ini ngasi makannya"
Alisa hanya melihat datar ke Leo.
Bik Iis datang membawakan jus jeruk dan beberapa cemilan untuk Alisa dan Leo.
"Leo!" Teriak Alisa, Leo menepuk tangannya dan menghampiri Alisa yang dari tadi sangat cerewet.
"Kenapa?"
"Ada makanan, mau?" Tawar Alisa.
"Mau, laper" adu Leo kepada Alisa.
"Yaudah makan dulu, selesai makan. Belajar deh" ucap Alisa, Leo hanya mengangguk saja, melihat makanan di depannya yang begitu menggoda. Leo langsung mengambil satu persatu makanan tersebut dan menghabiskannya.
Saatnya dua instan ini fokus belajar, namun. Leo sama sekali tidak fokus ia malah memperhatikan Alisa yang begitu cantik.
Plak
1 pukulan mendarat di kepala Leo, membuat sang empu sadar dan mengelus kepalanya yang terasa sakit.
"Fokus Leo" geram Alisa, memijit pelipisnya melihat manusia ini malah tersenyum kepadanya.
"Dengan senyum ngak buat lu ngerti"
Leo memperhatikan buku dan mulai fokus mendengarkan penjelasan Alisa.
Pukul 15:00, Leo masih di rumah Alisa dia malah tertidur di sana karna sudah bosen mendengar Alisa menjelaskan panjang kali lebar tidak membuatnya mengerti. Dia lebih memilih tidur dari pada mendengar Alisa.
Dring... Dring
Handphone Leo berbunyi Alisa dengan cepat mengambilnya melihat nama kontak tersebut, Alisa mengerutkan dahinya melihat nama kontak tersebut.
"Leo"
"Alisa"
"Leo di rumah lu?"
"Yaa"
"Ngapain?"
"Tidur"
"Cih, kasih ke Leo cepat"
"Leo ya tidur Vanesa"
"Ngak peduli"
"Ngak boleh, Leo ya tidur. Ngak boleh di ganggu"
"Emang lu siapa?"
"Menurut lu?"
Tut ... Tut
Panggilan dimatikan sepihak, Vanesa memilih mematikan panggilan tersebut."Siapa" tanya Leo mengucek matanya.
"Vanesa" ketus Alisa sambil memberikan handphone Leo.
Leo membuat mulutnya berbentuk o tanya suara sedikitpun, mengambil handphonenya dan melihat pukul berapa sekarang.
"Mau balik?" Ucap Alisa sambil menatap wajah Leo, Leo hanya mengangguk tanpa berbicara.
"Gua ngak suka pakek isyarat"
"Yaa alis" ucap Leo langsung, membuat pendengar merasa puas dan tersenyum manis.
"Leo balik dulu ya" ucap Leo sambil mencium kening Alisa. Kayak suami istri aja kalian.
"Emm, hati-hati"
"Hati gua di lu"
"Bukan itu. Leo" ucap Alisa menekan kalimat "Leo".
Leo tersenyum dan mengelus rambut Alisa, mereka merapikan buku-buku. Alisa mengantar Leo sampai gerbang dan melambaikan tangan kepada Leo.
****
"Kemana aja kamu Leo?" Suara berat yang terdengar langsung setelah Leo memasuki mansionnya. Leo berbalik melihat sang ayah dan ia sangat tidak menyukai siapa yang berada tepat di samping ayahnya.
"Belajar, di rumah Alisa. Leo kan udah janji sama papah"
"Bener belajar?"
"Yaa" tekan Leo, pasti Vanesa mengadu yang tidak-tidak keorangtuanyw. Sungguh Vanesa menyebalkan.
"Kak eo" ucap Rara sambil memeluk Leo, Leo mengelus rambut Rara, sambil melihat Vanesa geram.
"Rara sini sama kakak" ajak Vanesa, Rara melihat Vanesa dengan muka cemberutnya menggeleng kan kepala dan memper-erat pelukannya kepada Leo.
"Ngak mau, mau sama kak eo aja atau ngak kakak baik. Kak eo kapan bawa kakak baik kesini?" Tanya Rara mendongkrakan kepalanya melihat sang kakak.
Leo mengerutkan dahinya, siapa sebenarnya kakak baiknya saat ini, dan apa maksud Rara. Setelah beberapa menit terdiam Leo langsung tau siapa yang dimaksud Rara.
"Kak alis bukan?" Tanya Leo memastikan.
"Kak Athena Alisa Smith" ucap Rara memberitahu nama lengkap Alisa.
"Tau dari mana?" Tanya Leo berjongkok menyamakan tinggi adiknya.
"Tau lah, Rara gitu" ucap Rara sambil mengibaskan rambutnya kebelakang membuat Leo terkekeh akan tingkah adiknya ini. Alisa benar, Leo harus menyayangi adiknya. Dia akan menuruti apa yang dibilang Alisa, dan akan menyayangi sang adik.
Gio yang melihat perubahan Leo merasa senang akhirnya Leo tidak kasar lagi terhadap Rara, dan menerima Rara sebagai adiknya.
"Kak eo, bawa kak Athena Alisa Smith lagi dong kesini"
"Kak alis ya lagi sibuk banget, belum lagi jadi guru privat kakak"
"Belajar disini dong, kan bisa ajarin Rara juga"
"Kasian dong Kak Alisa ya" sambung Tasya yang mendengarkan percakapan kakak-beradik itu.
"Ihh, si bunda ikut-ikutan" ucap Rara sebel.
Rara sangat suka menganti nama panggilan kepada orangtuanya. Ia suka gonta-ganti. Kadang mamah, bunda, mom atau bunna. Karna melihat teman-teman sekolahnya, memanggil yang berbeda-beda akhirnya iapun suka Menganti sebutan ibunya.
Dring ... dring
Handphone Leo bergetar tanda ada orang meneleponnya, Leo melihat dan tersenyum siapa yang menelponnya.
"Hallo ada apa" ucap Leo tersenyum lebar meninggalkan keempat manusia yang heran terhadapnya karna tersenyum dan begitu ceria hanya berbicara ditelpon.
"Sudah sampai rumah?"
"Baru aja sampai, oiya Rara juga pengen belajar sama kamu"
"Boleh aja, aku siap sedia"
"Ada bayarannya ga?"
"Satu pelukan hangat dan satu kecupan"
Leo tertawa, dan mereka meneruskan percakapan mereka di telpon, cukup lama akhirnya Leo melirik jam yang sudah menunjukan waktu yang cukup malam, pantesan saja tidak ada ocehan Alisa lagi, seperti gadis ini sudah tertidur.
Leo mematikan sepihak, bergegas kekamar mandi untuk membersihkan badannya, ia juga belum berganti pakaian sekolah. Lo
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO (End)
ActionAlisa seorang gadis yang murung tidak memiliki orangtua. Membuat hati ya merasa kekosongan, tidak mendapatkan kasih sayang orangtua dari ia kecil. Wajah yang selalu datar dan tidak pernah senyum itu memikat hati anak pemilik sekolah. Leo berupa ana...