11.Perubahan Alisa

1.2K 61 3
                                    

"Perubahan dirimu yang tak terduga, itu. Sangat bagus"

-Leo


❄️

Siswa/siswi Garuda berkerumunan di tengah lapangan seperti ada sesuatu yang menarik, membuat siswa/siswi berada disana, Alisa dan Leo yang baru saja dari taman belakang pun mendekati melihat apa yang terjadi.

Ternyata Darel dan Diki bergelud disana, Leo menepuk dahinya melihat temannya bertengkar, sungguh teman ngak ada akhlak.

Diki Apratama dan Darel Samasta Riley, atau lebih tepatnya Darel adalah sepupu Leo, ayah mereka bersaudara kandung. Ayah Darel lebih tua daripada ayahnya Leo, Darel sering main ke mansion Leo mengajak bermain PS, itu hobi Darel bermain PS bersama Leo tetapi selalu kalah.

"Biasanya lu yang kayak gitu" sindir Alisa tanpa melihat Leo, ia hanya fokus melihat dua lelaki itu adu tinju.

Sepertinya Alisa mengenal Leo sebelum Leo mengenal dirinya, ia Leo akui dia sering berantem. Setelah bertemu Alisa dia tidak ingin nakal lagi. Lagi pula dia sudah berjanji kepada orangtuanya agar menjadi anak yang baik di sekolah.

Leo mendekat ke Darel dan Diki, memisahkan mereka berdua dan menarik mereka dari kerumunan yang sudah bersorak dari tadi seperti mereka main PS, siswa/siswi memegang stiknya dan mereka berdua menjadi pemain PS tersebut.

Alisa mengikuti Leo membawa kedua temannya itu, ternyata Leo membawa ke samping perpus, ruangan yang kumuh. Leo memasuki ruangan itu, namun. Vanesa berada disana duduk santai, setelah melihat Leo masuk ia segera memeluk Leo, Alisa yang mengikuti Leo, memberhentikan langkahnya. Pikirannya, ia takut menganggu Vanesa.

Alisa hanya berpikir Vanesa dan Leo berteman baik, Leo juga berperilaku seperti itu terhadap dirinya, jadi apa salahnya Vanesa juga melakukannya, Alisa yang polos.

Leo langsung mendorong Vanesa dan ingin mengintrogasi teman-temannya ini.

"Ngapain sih kalian?" Tanya Leo.

"Ngak ada" senyum keduanya terbit.

"Manusia bodoh" ucap Leo mengusap wajahnya melihat teman-teman bertingkah konyol lagi.

"Dan lu, ngapain di sini?" Tanya Leo ke Vanesa. Vanesa hanya senyam-senyum saja, sambil mengoyang-goyangkan tangannya.

"Belum cukup gua lukai kemarin tangan lu? Mau tambah lagi!" Bentak Leo kepada Vanesa tapi Alisa yang takut di sebrang sana.

"Lu lukai Vanesa?" Bisik Darel.

"Jangan gitu, kasian yang diluar" bisik Diki, yang melihat Alisa seperti orang ketakutan.

"Dia mau bunuh diri, kalau ngak di jodohkan sama gua" ucap Leo santai melihat Vanesa yang sudah tertunduk.

Alisa mengerutkan dahinya, ia berpikir ini alasan kenapa Vanesa selalu meminta Alisa menjauh dari Leo. Ternyata Vanesa mencintai Leo. Tapi, Alisa tidak mau kehilangan teman seperti Leo, Alisa sudah terlanjur nyaman dan Leo orang yang sangat menyenangkan bagi Alisa.

"Gua kok malah nguping ya," batin Alisa

"Leo gua tinggal ya, mau ke perpus" teriak Alisa pergi dari ruangan tersebut dan memasuki perpustakaan.

"Anjing, suara ya buat istighfar" ucap Darel memegang dadanya.

"Punya saudara lu itu, bego" Diki memukul kepala Darel sangat kuat karna berkata seperti itu.

Leo jadi kaget mendengar suara Alisa di sana, ia lupa kalau ia bersama Alisa tadi. Pasti Alisa mendengar tentang dia ingin di jodohkan dengan Vanesa. Leo bergegas menghampiri Alisa.

LEO (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang