DENTING KESUNYIAN

303 84 24
                                    

Suara berisik roda roda ranjang rumah sakit terdengar di sepanjang lorong Rumah sakit menuju Ruang Perawatan Intensif ICU..

Dengan mata yang masih terpejam tangan Ilham memegang sebuah Al Qur'an kecil pemberian Miradi atas dadanya..

Tubuh mira terasa tak berdaya melihat anak kesayanganya harus mengalami kondisi yang membuat nya menderita..

Hingga langkah mira benar benar Runtuh di depan pintu ruang ICU..

Ia tak percaya Ilham akan mengalami kondisi memburuk lebih dari sebelumnya..

Seorang perawat wanita membuka Pintu Ruang ICU, dan beberapa perawat lain mendorong ranjang Rumah sakit dimana ada Ilham yang masih terpejam di atasnya..

Yudha berusaha ingin mengikuti Ilham hingga masuk ke dalam Ruangan..

Namun seorang perawat mencegahnya agat tidak masuk ke dalam Ruangan..

"Maaf pak, biarkan kami melakukan yang terbaik untuk pasien.. "

"Ta.. Tapi sus..! "

"Maaf pak.. "

Tubuh Yudha terdiam menatap tubuh anaknya merasa tak tega melihat anaknya berjuang sendirian untuk kehidupanya..

"Mira.. "

"Mas.. "

"Mir.. "

Wajah Yudha terlihat pasrah akan kondisi Yang akan Ilhan Alami..

"Ilham anak yang kuat kan mas..? "

"Iya mir Ilham anak yang kuat.. "

Yudha menuntun tubuh mira yang ambruk saat mengantar Ilham memasuki Ruang ICU..

Lagi lagi air mata mira benar bebar pecah merasa takut akan kehilangan anak kesayanganya..

Mira menatap jendela kaca Ruang ICU.. Terlihat dari kejauhan tubuh Ilham kembali di pasangkan banyak peralatan Medis yang menempel di tubuhnya..

Sungguh Ibu mana yang sanggup melihat anaknya tersiksa berjuang untuk hidupnya..?

Mata mira terpejam ia sadar Ilham sangatlah menderita untuk tetap berjuang bertahan hidup..

"Mas aku mau ke Mushola dulu.. "

Yudha hanya menganggukan kepalanya mendukung niat mira yang memilih berdo'a untuk kebaikan anaknya..

🍃

Wushhh*

Tirai jendela di kamar Ajeng menari nari saat angin lembut itu Ajeng biarkan memasuki kamarnya..

Tubuh lesu Ajeng duduk di sebuah meja belajar di samping tempat tidurnya..

Tubuh ajeng benar benar merasa tak punya daya hingga menyandarkan kepalanya di atas mejaa belajar dengan kedua tanganya dijadikan sebuah bantalan untuk kepala Ajeng..

"Ham.. "
"Gue harus gimana..? "
"Supaya lo maafin gue.. "

Dengan wajah yang terlihat frustasi ajeng berbicara sendiri merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Ilham adalah perbuatan Ayahnya sendiri..

Sudah 2 hari Ajeng tidak mengunjungi Ilham di rumah sakit..

Ia benar benar tidak sanggup melihat Sosok Ilham, ia benar benar akan merasa bersalah dengan kejadian buruk yang pernah Ilham Alami..

*tok tok tok*

Terdengar pintu kamar Ajeng berbunyi membuat tubuh Ajeng yang merasa lunglai kini mencoba bangkit dan duduk tegak di meja belajarnya..

Hello, My Yesterday  [ FINISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang