Siapa dia ?
Seorang anak laki laki berpakaian putih yang ada di bawah pohon mangga?
Ajeng menatap dengan nanar sosok yang ada di bawahnya.
"Hei kamu yang melempar mangga yah..?"
Ajeng tersadar dari lamunanya yang menatap anak laki laki itu begitu dalam.
Bagaimana tidak wajah anak itu bercahaya, wajahnya bersih ditambah ia mengnakan baju koko berwarna putih.
Cahaya matahari terasa fokus menyoroti anak laki laki itu.
"Si.. Sisiapa ...?"
"Gue gu e gak lempar mangga ke arah lo kok..?"
Melihat anak itu mendekat ke arah pohon mangga yang sedang di naiki Ajeng, Ajeng lantas mencari cara bagaimana caranya agar anak itu tidak marah dengan ke salahanya yang tidak sengaja melempar buah mangga ke arah anak laki laki itu.
Ajeng melirik Bawahan Rok yang ia pakai, hari ini ajeng memakai rok berwarna hitam dengan panjang sampai batas lutut.
"Eh ngapain lo di bawah gue..?"
"Lo mau ngintip yah..?!!"
Anak laki laki itu terlihat gugup saat Ajeng menuduhnya dengan tuduhan mengintip...
"Eh.?"
"Eng..engga.."
"Siapa yang mau ngintip..."
Anak itu reflek menunduk dan mengurungkan niatnya untuk menghadap ke atas melihat Gadis yang sedang berada di atas pohon mangga.
Anak Laki laki Itu membalikan badanga berniat pergi meninggalkan Ajeng.
Ajeng tertawa cekikikan melihat anak laki laki itu terlihat gugup dan melangkah pergi menjauh dari Pohon mangga yang sedang di naiki Ajeng.
Ajeng berniat turun dari pohon itu, namun Ajeng tersadar ternyata dia memanjat terlalu tinggi sehingga membuat ajeng tidak bisa turun dari pohon itu bahkan untuk melihat lurus kebawah pun ajeng bergidik ngeri..*Ekekeke
*Emang Enak..? :v*
"Ehh ini gimana turunya..?"
"Ehh tolooonginn gue.."
"Gue gak bisa turun...!!"
"Tolong..!!"
Mendengar suara minta tolong anak laki laki itu memutar tubuhnya dan kembali menemui gadis itu.
Anak itu tidak berani menghadap keatas ia hanya memandang lurus ke depan, ia tidak ingin jika anak gadis itu menuduhnya kembali.
"Kenapa kamu..?"
"Tolongin gue.."
"Gue gak bisa turun.."
"Gimana caranya...?"
"Aduh gimana yaaaa..."
"Sial.."
Ajeng berfikir mencari cara bagaimana caranya ia bisa turun dari pohon mangga sialan itu.
"Pundak lo..."
"Hah..?!"
"A.apah..?!"
"Iya pake pundak lo..!!!"
Ajeng berteriak menegaskan ia butuh pundak anak itu untuk menjadi pijakan agar Ajeng bisa turun.
"Engga engga.."
"Kamu pake Rok.."
Anak itu menolak permintaan ajeng, Ajeng menuduhnya mengintip dan sekarang ia harus meminjamkan pundaknya agar gadis itu bisa turun dari pohon mangga itu.
"Engga.."
"Nanti kamu nuduh aku yang engga engga lagi.."
Ajeng tersadar apa yang menjadi permintaanya itu adalah sebuah hukum karma yang ia dapat setelah ia menuduh anak itu dengan tuduhan mengintip.
Ajeng merengek meminta bantuan pada anak itu.
"Terus gue turunnya gimanaa..?"
"Tolongin gue..!!"
Mendengar Gadis itu merengek hati anak itu luluh dan merasa kasihan, Ia tidak mungkin meninggalkan seseorang yang sedang membutuhkan bantuan.
"I.. Iya udah deh.."
"Injak pundaku..!"
Anak itu mendekat pada batang pohon mangga, dan memberikan bahunya untuk menjadi pijakan Ajeng yang masih berada di atas pohon mangga.
Ajeng tersenyum menang dia buatnya.
Kaki kanan ajeng berlahan turun dan mulai menginjak pundak anak itu.
"Jangan ngintip.."
"Engga..Yaa Allah.."
"Cepet .."
Anak itu meringis merasakan pundaknya terinjak oleh seorang gadis yang memiliki berat badan yang lumayan be..rat...
"Udah belum..?"
"Aku turunin yah..?"
"Iya udah.."
"Jangan ngintip.."
"Jangan tengok ke atas.."
"Astaghfirulloh.."
"Enggaaa..."
Dengen berpegangan pada batang pohon Anak itu berlahan menurunkan tubuhnya agar gadis itu bisa turun dari pundaknya..
"Udah..?"
"Brisik lu..."
"Udah.."
"Aduh.."
Anak itu mengusap baju di pundaknya yang terlihat kotor.
Ajeng iseng memandang dengan nanar wajah anak itu dari samping...
Tiba tiba anak itu menghadap tepat ke arah mata Ajeng kini mata mereka bertemu satu sama lain *WOHOHO.
Ajeng terlihat kaget saat anak itu tiba tiba menampakan wajahnya ke arah matanya...
Wajahnya begitu bercahaya putih dan bersih, matanya coklat kehijauan dengan lingkar hitam di kornea matanya.
Baru kali ini ajeng merasakan terpana dengan wajah seorang anak laki laki seumuran denganya yang terlihat Tampan nan Rupawan.
Anak itu menatap heran wajah ajeng yang terlihat terbengong menatap wajahnya.
" hei..!"
Ajeng tersadar dari lamunanya ketika tangan anak itu melambai lambai di depan matanya..
"A..a.anu.."
Ajeng terlihat gugup bingung mau berkata apa pada anak itu.
"E.e. makasih yah.."
"Iya sama sama..."
"Oh Iya.."
"Nama lo siapa.."
"Namaku...?"
"Namaku ilham.."
"Kamu..?"
"Gue Ajeng.."
Iyaakk..
Akhirnya ajeng mengetahui anak laki laki yang sudah ia tuduh tukang intip dan sekaligus seorang yang menolongnya dari kesialan yang ia alami.
Ilham tersenyum ke arah ajeng, membuat raut wajah ajeng memanas di buatnya.
"Kamu mau kemana bawa tas..?"
"Gue.."
"Gue mau ke kota.."
"Kota..?"
"Iya.."
"Kamu sendiri..?"
Ajeng memalingkan wajahnya menatap ke bawah dan menganggukan kepalanya pelan.
Angin siang itu begitu kencang membuat rambut keduanya terlihat berantakan karena tersapu angin.
Ajeng dan ilham berjalan ke arah ujung bukit.
"Panas.."
"Kita ke pohon itu yuk..?"
Ilham menunjuk sebuah pohon yang berada di ujung bukit dan mengajak Ajeng untuk berteduh di bawah pohon..
"Ayo.."
Ajeng menyutujui permintaan ilham..
"Kamu kenapa sendirian.?"
"Lo juga sendirian di sini.."
"Engga kan biasanya kalo anak cewe ke sini bareng temen.."
"Gue gak punya temen.."
Ajeng dan ilham berjalan ber iringan menuju sebuah pohon beringin yang hijau dan rindang.
"Kenapa..?"
"Gue terlalu jahat buat mereka.."
"Jahat..?"
"Iya.."
"Kalo jahat ngapain kamu berada di alam bebas.."
"Kan orang jahat harus nya di penjara.."
Ajeng tersenyum mendengar perkataan ilham.
"Lo gak tau kalo gue itu sebenernya kabur dari penjara..?"
Langkah ilham terhenti mendengar ajeng mengatakan bahwa sebenarnya ia kabur dari penjara.
"Serius..?"
"Iya di penjara karena nyolong mangga.."
"HAHAHAHA.."
"Gak lucu.."
Ajeng tidak pernah merasakan senyaman ini berteman dengan seseorang yang baru ia kenal, bahkan ajeng terlihat luluh oleh setiap kata yang di ucapkan oleh Ilham.
Di bawah pohon beringin yang hijau ajeng dan ilham menghentikan langkahnya, mereka berdua berdiri dan berniat akan duduk di bawaah pohon beringin yang rindang ini.
tiba tiba ajeng mengulurkan tanganya ke arah ilham dan mengucapkan sebuah permintaan pada ilham.
"Lo... mau gak jadi temen gue..?"
"Gue mohon.."
Di bawah pohon beringin yang rindang ini menjadi saksi awal mula pertemanan dua remaja yang baru pertama kali bertemu di bukit hijau.
Ilham menatap tangan Ajeng, dan beralih ke wajah ajeng yang terlihat berharap padanya.
Ilham tersenyum menyambut ajakan pertemanan dari ajeng dan menerima uluran tangan ajeng
"Kita berteman.."
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Yesterday [ FINISH ]
Historia CortaNamanya Ajeng dia adalah murid kelas 7B di SMP Negri Nusantara, Ajeng memiliki paras yang cantik namun sayang dia memiliki sifat yang buruk terhadap orang lain. Pada suatu pagi Ajeng melakukan kesalahan yang fatal sehingga membuatnya hampir di kelu...