Hidup kita sama halnya sebuah koin, mempunyai sisi yang berbeda namun saling berdampingan..
"Ajeng..?"
"Hemm.."
"Kenapa kamu kabur..?"
".."
Ajeng menatap ilham dengan tatapan kaget, Ia heran dengan Ilham, kenapa bisa Ilham mengetahui jika Ajeng sedang melarikan diri..?
"si..siapa yang kabur.."
"Hahaha.."
"Kamu jangan bohong..."
Ajeng memalingkan wajahnya...
Ajeng sudah tidak bisa menyembunyikanya lagi..
"Gue .. Gue gak tau...
" kenapa Ayah gue jahat ngehukum gue di panti itu..."
"Setiap orang yang mendapatkan hukuman pasti bersalah.."
"Gak semua kok.."
"Kalo orang tidak bersalah tapi mendapat hukuman itu namanya Musibah.."
"Musibah...?"
"Iya musibah karema di fitnah.. Hahahah..."
Lagi lagi Ilham mengatakan sesuatu yang menyebalkan itu membuat ajeng selalu tidak bisa berkata kata lagi.
"Aduh hauss..."
"Kamu haus..?"
"Iyaa.."
"Ikut aku.."
Ilham berdiri dan berjalan meninggalkan Ajeng menuju suatu tempat.
Ajeng yang sedang duduk di bawah pohon dan melihat Ilham berjalan terlebih dahulu pun sedikit kesal karena ilham tidak menungguinya terlebih dulu.
Suara air mengalir dengan arusnya yang sedikit deras, Hawa dingin khas dengan udara tepi sungai membuat suasana sungai begitu menenangkan.
Langkah kaki ilham dengan santai terdengar menuju tepi sungai, di susul Ajeng yang terlihat lelah mengejar Ilham.
"Ham.. Tungguin gue.."
"Capek gue ngejar elu.."
Ilham berbalik badan dan melihat ajeng sedang membungkukan badan karena kelelahan, senyum di bibir ilham mengembang melihat tingkah ajeng yang ternyata tak sanggup mengikutinya.
"Kamu haus..?"
"Air sungai ini bisa kamu minum.."
"Air sungai..?"
"Iya bersih kok.."
Tak menunggu waktu lama ajeng langsung berlari mendekati sungai dan mengambil Air dengan menyatukan kedua tanganya untk mengambil air dari sungai.
Senyum ilham terus mengembang melihat Ajeng yang terlihat begitu semangat melepaskan dahaga dengan meminum air sungai.
Ilham duduk di sebuah batu di samping Ajeng.
"Airnya segar kan..?"
Ajeng menganggukan kepalanya setuju dengan pendapat ilham.
"Air sungai ini bersih .."
"Tidak ada kotoran manusia di sini.."
Pipi Ajeng mengembang berisi air Sungai di dalamnya... Walau begitu ajeng mendengarkan setiap kata dari ilham...
Saat Ajeng Mendengar kata kotoran Ajeng fokus menghadap ilham..
"Kooan..?"
"Tenang ajeng Air nya bersih kok.."
"Paling adanya kotoran hewan..."
*Burrrr*
Mata ilham terpejam merasakan air hangat menyembur ke arah wajahnya, ajeng benar benar merasa tidak tahan jika benar ia meminum Air sungai yang mengandung kotoran.
"Astahgfirulloh Ajeng..!!"
"Gila lo yah.."
"Maksudnya kotoran ikan Ajeeeng..!!"
Ajeng kesal sekali dengan ilham ingin rasanya ia mendorong ilham ke sungai agar Ilham hanyut dan Dia tak bisa berjumpa lagi dengan ilham.
Ilham mengusap wajahnya yang basah karena semburan air dari mulut Ajeng, kali ini ilham harus ekstra bersabar dengan teman barunya juga Pasien yang harus dia bimbing...
Matahari berada di puncak kepala bertanda waktu siang sedang berada di puncaknya dan waktu Shalat Dzuhur pun tiba Ilham mengajak Ajeng untuk Sholat sebelum mengajaknya kembali ke panti asuhan.
"Jeng.."
"Hemm.."
Wajah jutek ajeng masih belum juga hilang dari raut wajahnya.
"Kita sholat dulu.."
"So..solat..?"
Ajeng terlihat gugup saat ilham mengajaknya sholat, baru pertama kali ada seseorang yang mengajaknya sholat secara langsung, Terakhir ajeng mendengar ajakan shalat adalah dari guru agamanya yang selalu mengingatkanya untuk shalat tepat waktu.
"Gu..gu.. Gue.."
"Lagi gak sholat.."
Ajeng berbohong pada ilham, banyak alasan yang ajeng temukan agar Ilham tidak memaksanya untuk mengerjakan shalat..
"Kamu bohong jeng.."
"Gu gue gak bohong kok.."
"Yaudah besok besok kalo kemana mana Bawa mukenah.."
"Jangan alat makeUp aja yang d bawa yah..?"
"I..i.. Iyaaa.."
Sungguh Ilham memang sangat menyebalkan bagi Ajeng, dia mengetahui sifat ajeng yang paling buruk di diri ajeng yaitu 'Berbohong' seperti paranormal saja...
Ilham bersiap mengambil air wudhu di sungai, ajeng yang berada di samping ilham pun merasa menyesal dengan dirinya yang sudah berbohong dengan ilham terlebih ilham mengetahuinya..
Ajeng terus memperhatikan gerak gerik ilham saat mengambil Air wudhu..
Sungguh Ajeng terpana dengan gerak gerik yang ilham lakukan saat berwudhu, terlebih saat ilham membasuh bagian wajahnya, Air itu terasa menyinari Wajah ilham, Sungguh Baru kali ini ajeng merasakan kekaguman yang tak wajar namun hanya sebatas mengagumi ciptaan tuhan yang sedang taat pada perintahnya..
Selesai berwudhu Ilham berdiri di atas sebuah daun pisang yang sudah ia siapkan untung melaksanakan shalat.
Pandangan ajeng tak lepas dari ilham, begitu tertegunya Ajeng pada ilham, dalam hati kecil, Ajeng merasa hidupnya jauh dari Tuhan. Bahkan untuk melaksanakan kewajiban shalat pun Ajeng lalai..
Selesai mengerjakan shalat Ilham mengajak Ajeng untuk kembali menuju panti Asuhan, Ajeng harus meminta maaf pada Ibu Panti dan menjalankan hukumanya sampai dengan tuntas.
"Ayo.."
"Kemana..?"
"Kepanti.."
"Ngapain..?"
"Kamu masih menjalani hukuman kan..?"
"...."
"Kamu harus menjalani hukuman dari ayahmu.."
"Kalo tidak Tuhan akan menghukummu..."
"Ayoo.."
Ilham benar benar menyeret Ajeng agar kembali ke panti asuhan dan menjalakan hukaman dari ayahnya..
"Kenapa gue harus kembali kesana..?"
"Harus.."
Langkah kaki ilham berjalan lebih cepat meninggalkan Ajeng yang masih enggan menuruti perkataam Ilham..
melihat ilham terus berjalan meninggalkan Ajeng sendiri, Ajeng berlari mengejar Ilham.
"Nyebelin banget gue pasti di tinggal.."
"Ilhamm tungguin Guee.."
-
Nampaknya aku ingin seperti hari kemarin terus, Agar bisa berjumpa denganmu setiap Hari..
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Yesterday [ FINISH ]
Truyện NgắnNamanya Ajeng dia adalah murid kelas 7B di SMP Negri Nusantara, Ajeng memiliki paras yang cantik namun sayang dia memiliki sifat yang buruk terhadap orang lain. Pada suatu pagi Ajeng melakukan kesalahan yang fatal sehingga membuatnya hampir di kelu...