Hello, My Yesterday

387 82 30
                                    

hei...
Pertemuan yang tidak di sengaja itu..
Apakah kau masih mengingatnya ..?

Kelopak bunga warna warni bertaburan di atas gundukan tanah  coklat dengan papan putih yang menancap di atasnya bertuliskan nama M. Ilham Alvian.

Ajeng menaburkan taburan bunga berwarna warni diatas makam Ilham..

Hari ini adalah hari ketiga dimana Ilham berpulang di pangkuan sang kuasa..

Warna duka masih terus menghiasi hari hari Ajeng..

Wajah merah Ajeng terlihat jelas dari raut wajahnya, dirinya masih merasakan duka  yang mendalam atas kepergian Ilham..

Pakaian hitam yang ia kenakan menggambarkan suasana duka yang sedang menyelimuti hatinya..

"Ilham.. "
"Gue.. Gue gak bakal nangis di tempatmu ham.. "
"Gue bakal inget pesan lo.. "
"Maafin gue ham gue selalu terlambat buat semuanya.. "
"Gue emang pantas di hukum perasaan bersalah ham.. "
"Gue janji bakal jadi anak yang baik.. "
"Biar tuhan gak hukum gue .. "
"Hehehe.. "

Di bawah langit yang mendung dengan langit yang mulai menghitam ajeng berbicara sendiri di atas makam Ilham..

*wushh*

Gerimis mulai turun dengan gemuruh angin yang membawanya terbang tak beraturan terjatuh di atas bumi..

Ajeng merasa enggan beranjak dari makam Ilham..

Entah berapa lama lagi dirinya bertahan berada di makam Ilham..

Ajeng terus terdiam termenung mengingat betapa sepinya dunia kehilangan seorang sahabat yang ia kenal begitu singkat, Ajeng bersyukur tuhan mengizinkan Ajeng untuk bisa mengenalnya..

"Ham bunga yang lo kasih ke gue bukan bunga Akasia... Tapi bunga Daisy.. "
"Lo bener bener sok tau ya ham.. Hehe"
"Lihat ham gue kasi banyak buat lo.. "
"Lo cuma kasi gue satu.. "
"Padahal kalo lo mau gue kasi sekebon deh ham .. "
"Ehh engga.. Gue yang bakal minta ke elo sekebon  hiks.. "

Ajeng tersenyum menahan tangisnya berusaha bercerita mengenai hal bodoh pada Ilham yang tak mungkin mendengarkannya..

Rintik gerimis yang semakin deras mengguyur Tempat pemakaman umum tak membuat Ajeng merasakan kedinginan.. Ajeng bertahan di bawah gerimis yang sudah mulai deras mengguyur tubuhnya..

Kali ini air matanya mengalir deras bersamaan dengan Air hujan yang mengalir di wajahnya..

Sungguh perasaan kehilangan terasa menyakitkan...

Tangan Ajeng mengangkat, telapak tanganya menangkap hujan, ingatanya terbawa kedalam masa yang lalu saat Ilham meneduhkanya di bawah hujan dengan satu buah daun talas yang lebar hingga air hujan tak berani menyentuh kepalanya..

-Pake itu buat berteduh..-
⁣⁣
-Ahh percuma ham...-
-Bakal basah..-
⁣⁣
-Setidaknya kepalamu tidak terkena air hujan langsung..-

Tangan kiri ajeng meremas segenggam tanah basah merasa kesal dengan ingatanya yang masih terbayang bayang dengan sosok Ilham Yang sudah tidak ada..

"AAAAAA...!!!! "

Ajeng berteriak kencang seolah olah tak sanggup dengan pikiranya yang selalu menyesali sesuatu yang sudah terjadi denganya..

"Ham.. Gue bilang gue gak mau di tinggal.. "
"Lo tega sama gue ham..?! "
"Gue marah sama loe ham..!! "

Dengan perasaanya yang kacau ajeng menyalahkan Ilham karena telah meninggalkanya...

Hujan semakin deras mengguyur Bumi, pohon besar di samping makam Ilham tak mampu menghalangi air hujan mengguyur tubuh Ajeng..

Ajeng terisak, ia benar benar tidak bisa menahan sesak di dalam dadanya, tangan Ajeng menyentuh papan nama bertuliskan nama Ilham..

Hello, My Yesterday  [ FINISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang