Bab 10

1.5K 102 17
                                    

"....Da-niel, dimana Taehyung?" suara lirih Yeon terdengar.

"Tu-uan.. Sedang ada di kantor, Nona." jawab kikuk Daniel.

Yeon tahu bahwa Daniel sedang berbohong kepadanya. Terlihat dari mata laki-laki tampan itu.

"Ak- aku tidak di perbolehkan tidur di kasur, tolong pindahkan aku. Daniel." Yeon hendak beranjak dari tempat tidur, tapi Daniel menahannya.

"Nona, kata dokter anda harus beristirahat. Tuan juga tidak mungkin membiarkan anda tidur di kamar mandi, terlalu dingin." Daniel memberikan sebuah boneka kecil pada Yeon.

"Hadiah pernikahan dari saya, Nona. Maaf bila tidak mahal, tapi saya tulus." ujar Daniel menunduk.

"Tidak apa- apa, Daniel. Bukan harga yang menjadikan barang itu istimewa, tapi ketulusan dan niatnya."

"Terimakasih." Yeon tersenyum, boneka di tangannya mengingatkan Yeon kepada boneka masa kecilnya.

***

Suara ketukan sepatu pentopel yang bergesek dengan lantai terdengar nyaring di sepanjang anak tangga.

Terpalantul jelas di cermin bahwa pemilik suara itu adalah Taehyung yang baru saja pulang dari kantor dengan wajah letih.

Baru saja Taehyung membuka kenop pintu, bola matanya tersorot pada sosok wanita yang tertidur di atas kasurnya dengan tubuh meringkuk seperti bayi.

Ada emosi, ada juga iba. Ketika melihat sosok Yeon ia selalu merasa marah, dan ingin menyiksanya. Tapi di lain tempat, dia juga tidak ingin berada di posisi ini.

"Bangun!" Taehyung mendang ranjang yang di tiduri oleh Yeon tapi apa yang di lakukan olehnya terhenti ketika melihat wajah wanita itu menangis.

"Untuk kali ini saya biarkan kamu tidur, lain kali saya tidak akan sebaik ini. Ini karena kamu sakit." ujar Taehyung sambil menatap lekat wajah Yeon.

Taehyung membuka dasinya, lalu kemeja yang melekat pada tubuhnya. Di lanjutkan dengan celananya. Malam ini ia akan berendam untuk menghilangkan penat dan masalah yang selalu berdatangan. Entah itu orangtuanya, kantor, dan Yeon.

Kenapa Yeon?

Taehyung selalu bingung pada wanita itu. Sebelum mereka menikah, Taehyung sudah pernah menyiksanya sampai tubuh wanita itu memar, berdarah. Tapi wanita itu tidak membalas Taehyung, malah dia membalasnya dengan senyuman.

Ya. Tidak ada yang tahu tentang kejadian itu, yang pasti Taehyung sudah membuatnya menangis sampai wanita itu sakit setelah pernikahan karena di kurung di kamar mandi dan siksaan sebelumnya.

Setelah itu Taehyung keluar dari kamar mandi dengan handuk yang membelit di pinggangnya, memperlihatkan tubuh sixpack miliknya.

Selesai mengenakan baju tidur, Taehyung beranjak menghampiri Yeon yang tertidur lelap. Wajahnya tenang dan cantik.

"Kamu cantik juga." gumam Taehyung.

"Heh!" Taehyung menampar pipinya sendiri untuk menyadarkan kegilaannya.

"Awas ya, ini untuk pertama dan terakhir kalinya."

Taehyung beranjak dan pergi dari kamarnya sendiri, terpaksa ia harus tidur di kamar lain. Tidak sudi Taehyung tidur di tempat yang sama apalagi bersebelahan.

Cuihh!!

***

Sampai pagi Taehyung masih membuka matanya, semalaman ia terjaga. Tidak bisa tertidur karena ia tidak terbiasa tidur di kasur lain selain miliknya sendiri.

"Arghttt.." erang Taehyung mengacak-acak rambutnya.

"Bisa gila aku!" Taehyung beranjak, ia akan membangunkan Yeon secara paksa.

Taehyung dengan rambut acak-acakan pergi menaiki tangan menuju kamarnya. Dilihat tidak ada Yeon di tempat tidur itu, semuanya sudah rapih.

Kening Taehyung mengerut, ia mengecek kamar mandi siapa tahu wanita itu ketiduran disana selama dia mandi. Hasilnya nihil.

"Dimana dia?"

Tanpa sengaja Taehyung melirik selembar kertas di atas mejanya, ia melihat dan membaca kertas tersebut.

Tertulis di kertas itu bahwa Yeon sudah berangkat kerja, dan berterimakasih sudah mengijinkan dia tidur di ranjang.

"Berani sekali dia!"

"AHJUMMA!!! " teriak Taehyung lantang.

Beberapa pelayan berdatangan menghampiri Taehyung.

"Bersihkan seluruh kamar ini. Ganti seprainya, kasur, ranjang, dan tidak boleh ada sehelai rambut pun yang tertinggal!" tegas Taehyung menunjuk ranjangnya.

"Baik, Tuan."

***

Dilain tempat. Yeon terus tersenyum manis pada seorang laki-laki yang berada di hadapannya. Dia adalah Seok-jin.

"Seharusnya aku yang menikah denganmu, bukan laki-laki egois itu." omel Seok-jin dengan wajah tidak suka.

"Hahaha, mungkin sudah takdirnya. Kita masih bisa bertemankan?"

"Tentu."

Mereka berdua tertawa dengan lantang membuat seseorang dari dalam mobil mengepalkan tangannya kuat.

"Sialan!"

Yeyy aku Up ...

Bentar lagi bakalan ada lanjutannya. Di tunggu ya...malam ini aku Up lagi.

Young Master Kim Taehyung [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang