Bab 32

1.1K 77 8
                                    

Sebuah batu nisan bertuliskan nama Kim-Yeri terukir jelas di salah satu pemakaman di Busan. Susana pemakaman tersebut sangatlah sejut, sunyi, jauh dari riuh kendaraan, sama seperti apa yang sudah di amanatkan oleh mendiang Yeri semasa hidup.

Perlahan sorang wanita mengalungkan liontin berbentuk hati pada batu nisan tersebut, tangannya mulai meraba mengusapnya secara perlahan.

"Yeri, yang tenang di sana. " batin Yeon berdoa.

Terlihat dari kejauhan sebuah mobil terparkir, mobil hitam yang Yeon pasti siap orang yang  mengendarainya.

Karena orang tersebut berjalan kearah Yeon, maka ia memutuskan untuk bersembunyi diantara pohon-pohon yang rindang.

Seorang laki-laki dengan buket bunga mawar putih di tanganya itu berjongkook di batu nisan Yeri, ia menciumi batu bisan itu dengan air mata yang menetes dari sela matanya,  dalam jarak dua meter Yeon masih melihatnya dengan jelas.

Yeon hendak pergi dari sana, namun langkahnya tertahan ketika mobil berwarna putih terparkir. Bola mata Yeon membola hingga hampir keluar ketika ia melihat orang yang ada di dalam sana.

"Sedang apa kamu di sini!? " teriak Taehyung mencengkram kerah jas Seok-Jin.

Seok-Jin tidak menggubris pertanyaan itu, ia meletakkan bunga mawar putih sama percis seperti bunga Yang Taehyung letakkan lebih awal.

"Jawab! "

"Pertanyaannya konyol apa yang memerlukan jawaban? " tanya Seok-Jin tidak kalah sinis dengan Taehyung.

Tatapan keduanya seperti elang, sama-sama ingin memangsa apa yang menjadi incarannya.

"Tidak ada hak untuk kamu menemui Yeri! " sentak Taehyung mendorong tubuh Seok-Jin menjauh dari tempat peristirahatan terakhur Yeri.

"HEI! APA KAMU TIDAK TAHU APA YANG TERJADI DENGAN YERI!!? " teriak Seok-Jin sudah tidak bisa mengontrol emosinya. Sekarang Seok-Jin tidak akan merahasiakan masalah ini lagi.

"Apa maksudmu? " tanya Taehyung mengerutkan alisnya.

"Kamu hanya tahu kalau dia seperti ini karena di paksa meminum racun oleh orangtuanya bukan? Apakah kamu tahu yang sebenarnya? " tanya Seok-Jin dengan nada tinggi, telunjuknya terus menunjuk pada Taehyung yang masih bingung.

"Dia begini karena orangtuamu, bodoh! " pekik Seok-Jin.

"Aku mencintainya lebih darimu!  Karena dirimu dia seperti ini! Kamu pernah bertanya kemana orangtua Yeri? Tidak bukan. Orangtuanya di bunuh  oleh suruhan kedua orangtuamu!!"

"Tapi kenapa kamu tinggalkan dia! Kamu selalu memainkan hati wanita!" bela Taehyung, karena yang ia lihat memang seperti itu.

"Anda jangan mengelak. Sebelum dia jatuh cinta padamu, hidupnya bahagia! Kamu hanyalah ajal untuk Yeri, penderitaan, semuanya!! "

"DIA TERTEKAN!! "

Inilah kenyataan. Kenyataan bahwa semua masalahnya berasal dari orangtua Taehyung yang tidak menyukai Yeri.

"BACA! " Seok-Jin melemparkan sebuah selembar kertas yang telah usang.

"Aku tidak berpacaran dengannya, kita hanya berteman. Dan aku mencintainya secara sepihak, karena kau hadir mencuri perhatiannya dengan sikapmu yang cupu! "

Taehyung membaca surat tersebut, surat yang mampu membuat air matanya menetes dengan derasnya. Matanya seketika panas, rasanya menangis saja tidak cukup hanya untuk menyesali semuanya di masalalu.

"Dia mencintaiku? " Taehyung terpaku, pandangnya teralih pada batu nisan bertuliskan nama gadis yang ia cintai dari dulu.

Awalnya Taehyung hanya mengira kalau Yeri dulu tidak menyukainya, bahkan membencinya karena penampilan culunnya. Namun, kini Taehyung tahu bagaimana perasaan Yeri padanya walau sudah terlambat untuk ia ketahui.

"Menyesal? " tanya Seok-Jin dengan tawa meremehkan.

"Aku lebih baik kehilangan hartaku dari pada harus kehilangan dia! Kamu anggap aku perebut? Seharusnya kamu sadar dia berkaca pada dirimu sendiri! Dasar sampah! "

Setelah ucapan tersebut, Seok-Jin pergi. Ia juga meneteskan air mata karena harus menceritakan rahasia yang ia tutupi. Sebenarnya sampai saat ini perasaannya pada Yeri tidak berubah, masih sama. Setiap malam Seok-Jin selalu datang untuk melihat kondisi Yeri,  walau gadis itu melangnya. Bahkan selama Taehyung lebih asik dengan Yeon, Seok-Jin lah yang rela meluangkan waktunya untuk menemani Yeri tapi yang Yeri butuhkan hanya Taehyung. Serasa ada tapi tidak di anggap itu sakit.

Lain hal dengan Taehyung yang meremas surat tersebut, ia benci kepada dirinya sendiri. Lalu bagaimana dengan orangtuanya? Biang masalah dari ini semua.

"Yeri, maafkan aku.. " lirih Taehyung, namun semuanya terlambat. Waktu tidak akan berputar, dan yang pergi tidak akan kembali.

Sedangkan Yeon, ia juga ikut meneteskan air mata tidak percaya dengan semua ini. Rasanya ia merasa bersalah terhadap Yeri, ia terlalu egois untuk membiarkan Taehyung berada di sisinya. Seharusnya Yeri yang berada di posisi Yeon saat ini.

Tidak lama handphone Yeon bergetar, ia melihat nama Sehun tertera di layar. Tapi sambungannya terputus, tidak kunjung lama sebuah pesan dari Sehun masuk. Ia meminta Yeon untuk menemuinya di cafe seperti biasa.

Sekilas ketika pergi dari sana, pandangan Yeon tidak luput dari Taehyung yang tersengkur dengan tangisan yang tersedu-sedu. Mungkin alangkah lebih baiknya kalau Yeon yang pergi, bukan Yeri. Karena semua orang yang ia percayai hanya mencintai gadis yang sama, entah itu Taehyung ataupun Seok-Jin.




Pendek ya?

Maaf, aku banyak tugas hee..

Jangan lupa voment



Young Master Kim Taehyung [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang