Kisah ketiga | Maggie Orlin

245 49 23
                                    

Hai, sorry for typo's and happy reading 💙

📍Pantai di pinggir kota

Sore ini, tepat pukul empat, ditepi pantai, Rain berjalan sendiri. Deburan ombak yang beradu dengan hembusan angin, suaranya menelisik masuk pada gendang telinga.

Cuaca masih cukup terik, membuatnya mau tak mau memakai kacamata hitam. Yang tanpa sadar, damage-nya luar biasa.

Terus melangkah tak peduli dengan lalu lalang lain, hingga netranya menangkap sosok tak asing dari radius beberapa meter. Rain mendekat, cukup dari belakang saja ia dapat mengenali peragai itu. 

Bagaimana bisa seseorang terlihat sangat anggun hanya dengan mini dress berwarna biru kombinasi putih seperti itu? Ia terus terheran.

Rain mengeluarkan ponsel dari saku, dengan sengaja ia mengarahkan kamera pada gadis itu.

"Kamu penguntit?"

Rain memegangi ponselnya yang hampir terjatuh karena terkejut. Pasalnya, Jasmine tiba-tiba berbalik, dan apa katanya tadi, penguntit?

"Gue bukan penguntit," elak Rain.

Jasmine mendekat, mengamati wajah Rain lekat, "sejak ketemu di kafe waktu itu, kita terus ketemu. Di food court, perpus juga pernah, tempat foto kopian, dan sekarang pantai? Padahal awalnya gak pernah aku lihat kamu."

"Itu bukan penguntit lah, itu artinya takdir."

Jasmine terlalu malas untuk menanggapi Rain, ia sangat heran kenapa akhir-akhir ini mereka selalu bertemu?

"Oh iya, hampir aja gue kehilangan separuh jiwa nih, HP gue hampir jatuh."

"Salah siapa asal foto orang tanpa ijin?"

"Ya kalau gue ijin, mana lo mau?"

"Ya-ih kamu nyebelin!"

Rain tertawa sangat lepas, baru kali ini melihat ekspresi kesal Jasmine, biasanya gadis itu responnya hanya datar. "Duduk min.."

"Aku bukan min,"

"Daripada gue panggil Jas?"

Jasmine sekarang menurut, ia duduk tepat disebelah Rain. Beralaskan pasir pantai, juga ditemani langit yang sudah mulai menampakkan semburat jingga.

"Gue bukan penguntit, justru malah kaget pas lihat lo ada disini, sendirian pula." Rain membuka percakapan.

"Maaf..."

"Karena?"

"Udah ngira kamu penguntit."

Rain tersenyum tipis, pandangannya lurus ke depan, "justru gue yang minta maaf, tadi lancang mau foto lo tanpa ijin."

Jasmine mengangguk paham, "gak papa."

"Btw gue emang biasa kesini kalau udah selesai kelas, dan gak ada tugas. Apalagi kalau Andy sama Shanum ada acara, ya pantai ini yang selalu gue datangin."

Jasmine tanpa sadar memperhatikan Rain bercerita, wajahnya terlihat indah walau dari samping, pahatannya sempurna.

"Gue emang ganteng, jadi gak usah dilihatin."

Jasmine panik, seperti tertangkap basah mencuri sesuatu, padahal ia hanya ketahuan memandang wajah Rain.

"sorry sorry, canda. Btw pertanyaan gue belum lo jawab, Min."

"Jasmine," koreksinya.

Rain terkekeh, lucu sekali gadis disampingnya ini.

"Aku engga sendiri,"

A Flower BookmarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang