Selamat malam guys, sebuah kisah biasanya akan ada titik masalah. Jadi,, untuk romantisme Jasmine dan Rain sepertinya akan di uji.Sorry for typo's and happy reading 💙
Pagi sekali Jasmine sudah bersiap pergi ke kampus, hari ini ia ada jadwal bimbingan skripsi dengan dosen.
Seperti kebanyakan mahasiswa, Jasmine tidak menampik bahwa ia gugup. Skripsinya bahkan belum setengah jalan, tapi ia sudah merasa stress.
Egi yang melihat adiknya buru-buru turun tangga dari lantai dua, tanpa mampir ke meja makan, lantas mengeryit heran, "Jasmine," panggilnya.
Jasmine berhenti, ia menoleh ke belakang, "ya kak?"
"Sarapan dulu sebelum berangkat," katanya.
Namun, Jasmine justru melirik arloji di pergelangan tangannya, "aku ada bimbingan, kak. Kak Egi sarapan sama Kak Juna aja ya," jawabnya.
"Tapi nanti jangan lupa beli makan!"
"Iya kak Egi sayang, dah ya aku berangkat, Assalamualaikum," pamit Jasmine.
"Waalaikumsalam, huh! Baru sembuh udah gak sarapan," gerutu Egi.
Dari lantai dua, Juna tertawa kecil melihat Egi menggerutu. Ia menghampiri Egi dengan Syeina di gendongannya, "pagi Mami Egi," sapanya menirukan suara anak kecil.
"Pagi Syeina cantik," katanya, Egi menciumi pipi gembul sang putri, membuat Juna justru mendengus, "Syeina doang yang disapa?"
Egi melirik malas Juna, "iya iya, pagi juga papi .. Ihhh geli aku manggil kamu gitu. Udah ah, ayo sarapan."
Juna tertawa lagi, Egi dari dulu memang tidak suka hal-hal romantis. Katanya itu cringe, "Jasmine?" tanya Juna ketika menyadari adiknya tidak ikut sarapan.
"Dia mau bimbingan, udah ku suruh tetap beli makan nanti."
"Ohhh, gitu. Oke,"
Juna sebenarnya khawatir dengan Jasmine, ia ingin mengantarkan adiknya ke kampus. Terlalu takut jika orang itu datang lagi.
Kampus..
Selesai bimbingan, otak Jasmine terasa akan meledak. Bagaimana bisa dosen pembimbingnya meminta revisi lebih dari tiga kali?
Ditengah kegelisahannya akan skripsi, Jasmine ingat sesuatu. Hari ini, ia belum menghubungi dan dihubungi oleh Rain. Tangannya merogoh saku almamater, berharap ada notifikasi dari Rain, tapi yang didapat hanya pesan-pesan dari berbagai grup chat.
Boleh ia penasaran? Mengapa Rain tidak memberi kabar apapun.
Jasmine terlalu terbiasa dengan kerandoman Rain, membuat jika ada satu hari saja tanpa celotehannya, harinya terasa ada yang kurang.
Berusaha menyingkirkan pikiran negatifnya, Jasmine berniat menghubungi Rain terlebih dahulu.
Sebelum niat terlaksana, sebuah suara memanggil namanya dari arah belakang, mengalihkan atensi Jasmine. Beberapa sekon ia terdiam, tanpa ekspresi apapun.
"Jasmine," panggilnya lagi.
Ia seakan kehilangan tiap kekuatan ditiap sendi, tak bisa beranjak sedikitpun. Perlahan, air mata yang sejak tadi ditahan hingga menggenang, turun dengan derasanya tanpa izin, "jangan dekati saya.." lirih Jasmine.
"Ayah cuma mau minta maaf sama kamu, ayah gak akan nyakitin kamu, Jasmine."
Sosok ayah yang tempo lalu datang ke rumah, kini menemui Jasmine ke kampusnya. Ia telah menerima penolakan dari Juna, tapi bolehkah berharap Jasmine berbeda reaksi dengan sang kakak?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Flower Bookmark
FanficNamanya Jasmine, mahasiswi Fakultas Psikologi yang terkenal apatis. Ia ingin merubah kehidupannya, hingga akhirnya bertemu dengan Rain, lelaki dengan segala kerandoman. Rain bagaikan air yang menumbuhkan bunga di taman hati Jasmine, tapi,, siapa sa...