Delapan belas | Perlahan menguak fakta

97 35 9
                                    

Selamat malam, aku update lagi. Kemarin mau nulis tapi seharian full di kampus. Jadi gak sempet. Btw semoga kalian masih stay ya, ayokk votenya sama komen.

Sorry for typo's and happy reading 💙








"Pi enip."

"Pi enip, Kak."

Shahum mendengus, kedua orang di depannya ini kenapa tidak ada yang ikhlas memberi ucapan, "yang ikhlas dong elah."

"Happy 2nd anniversary, Shahum, Jevan," kata Jasmine.

"Nah ini baru bener, thanks Jasmine," ucap Jevan, sebelum melirik Rain dan Andy di sampingnya, "lo berdua mending out dari ini kafe."

Yumna tiba-tiba terbahak, sampai atensi beberapa orang menuju ke arahnya, "pfffttt ka-kafe hahahaha."

Shanum menyesal dulu mengira Yumna adalah gadis kalem, dan pendiam. Satu tahun cukup untuk mengetahui bagaimana hebohnya gadis itu. Ia berdecak kesal, "iye iye warung bakso, bukan kafe."

"Lo berdua, anniv tuh ya ke tempat yang heddon dikit gitu, sekali-kali loh," ucap Rain protes, walaupun demikian ia masih setia menyantap bakso pesanannya.

Bukan Shanum, tapi Jevan yang menjawab, "lo pikir kantong mahasiswa kayak kita setebel dompet bapak lo?"

Rain melirik malas Jevan dan Shamum, "orang tua lo berdua milyader."

"Ssttttt!! Lo sama Andy belagak ngga terima gue traktir di warung bakso, tapi mangkuknya udah mau kosong, dih!!" kesal Shanum.

Jasmine hanya tertawa kecil melihat perdebatan itu. Satu tahun cukup membuatnya beradaptasi dengan kelakuan mereka.

Iya, satu tahun sudah berlalu semenjak pertemuan pertama Rain dan Jasmine. Saat ini mereka, kecuali Andy dan Yumna telah menginjak semester tujuh.

Tepat hari ini juga, Jevan dan Shanum merayakan anniversary yang ke dua. Keduanya mengatakan akan mentraktir, dikira di kafe, ternyata warung bakso sebelah kampus.

Jasmine terima-terima saja, begitupun Yumna. Tapi Rain dan Andy, ekspektasi terlalu tinggi.

"Kalian berdua kapan nikah?"

Pertanyaan Yumna berhasil membuat Jevan tersedak kuah bakso, "Na .. seriously pertanyaan lo?"

Yumna mengangguk, "emang pertanyaanku salah?"

"Engga salah sih dek, tapi lo tau kan kita masih kuliah gini? Skripsi aja belum di acc judulnya," kata Shanum.

Andy mangut-mangut, "pusing ya mikir skripsi? Kalau gitu gue nikah muda aja deh," katanya.

Sungguh, perkataan Andy mengundang berbagai reaksi, terutama Jevan. Ia memandang adik tingkatnya itu dari bawah ke atas, lalu tersenyum remeh, "gegayaan. Emang ada calon?"

"Lah iya, gaya banget si Andy," sambung Rain.

Disela tawa yang lain, justru Jasmine heran sendiri, "lah kan Andy pacar Yumna .." katanya polos.

"..."

"..."

"Eh, aku lupa ada janji sama mama, mau anterin emm, itu itu ah iya, belanja," kata Yumna gugup.

Rain, Shanum, dan Jevan sudah senyum-seyum seakan meledek saat melihat tingkah Yumna. Terlihat gugup sekali gadis itu.

Dulu, Rain cepu perihal Andy suka Yumna. Lalu saat ini? Jasmine keceplosan mengatakan mereka pacaran. Dari tadi Andy hanya bisa menunduk malu.

A Flower BookmarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang