Dua puluh tujuh | Berdamai dengan diri sendiri

84 27 18
                                    

Double update!!!!!!!! Kejar waktu ini karena beberapa hari kedepan ada acara kampus. Makanya, hayuk vote komen hihi, udah aku luangkan waktu untuk update 💙

Sorry for typo's and happy reading 💙













Juna berjalan santai dari ruang rapat menuju ruangannya, sesekali tersenyum pada karyawan yang menyapa. Ia berhenti saat suara seseorang memanggil.

"JUNA!!"

Refleks ia menoleh, "ini kantor ya gusti Yuqi! Gue bos lo, main panggil nama seenaknya," protes Juna pada Yuqi.

"Gue gak peduli! Tadi ada orang yang nyariin lo, dan gue di panggil Ibu terus sis," gerutunya.

Ah! Sekadar info, Yuqi adalah teman akrab Egi dan Juna semasa kuliah, jadi mereka akan bersikap biasa tak seperti atasan dan bawahan.

"Siapa? Terus apa hubungannya sama gue lo di panggil bu? Kan emang dah umur nikah kali."

Yuqi menunjuk dua lelaki yang duduk santai, "itu mereka, muka imut begini dibilang ibu-ibu. Buru deh lo temuin, dah nunggu dari tadi itu."

Juna menggeleng heran, menatap punggung Yuqi yang kian menjauh berjalan menuju pantry, "dosa apa gue sampai punya karyawan modelan dia?" monolognya lalu berjalan menghampiri Rain dan Andy.

Andy yang lebih dulu sadar akan kedatangan Juna lantas berdiri, membuat Rain yang sedang bersandar pada bahunya terjatuh, "Anjir! Lo kal—eh Bang Juna, dah lama?"

"Baru aja, kenapa sampai ke kantor?"

Rain berpikir sebentar, akankah ia membiarkan Andy untuk mendengar pembicaraannya dan Juna? "Dek, maaf banget ini maaf, kalau gue ngomong empat mata dulu gimana?"

"Maksud lo? Gue harus kemana?"

Rain bingung juga, ia belum familiar dengan tempat ini. Juna yang mengerti maksud Rain lantas menunjuk arah barat, "disana ada cafe kecil-kecilan, atau mau kantin sekalian? Kamu bisa ke arah sana," katanya.

Andy mau saja, tapi, "bang Rain, gue mana ada duit?"

"Oh! Nanti bilang aja, atas nama saya ya, Arjuna Julian Stefano gitu. Nanti gak usah bayar," ahh entah Juna yang peka atau Andy sengaja mengeraskan kata-katanya sedikit menyindir.

"Hehe, makasih. Gue duluan bang Rain, Pak Juna.." pamit Andy.
















"Sha," panggil Jasmine pada Shanum yang tengah asyik menonton drama korea kesukaannya, penthouse :)

Tanpa mengalihkan pandangannya pada laptop, Shanum menjawab, "ya, Jasmine."

"Mau tanya sesuatu. Boleh?"

"Boleh, apaan?"

Jasmine sedikit gugup, tak apakah membicarakan ini dengan Shahum? "kamu tipe yang gampang maafin orang, gak?"

Pertanyaan Jasmine sukses membuat gadis berkulit putih pucat itu menjeda drama, Shahum mengalihkan atensinya pada Jasmine, "tergantung."

"Hmm?"

"Iya tergantung kesalahannya apa, kayak seberapa persen eh kok persen sih.. Ya kayak seberapa besar luka yang dia kasih ke gue, gitu.."

"Contohnya?"

Shanum menatap sekitar, ia berpikir, adakah orang yang pernah melakukan kesalahan fatal terhadapnya? "apa ya? Sejauh ini alhamdulillah gue gak dapat luka banyak atau besar gitu dari seseorang. Oh! Ingettt! Jevan selingkuh, rasanya pengen gue tebas palanya waktu itu," kata Shanum berapi-api.

A Flower BookmarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang