Halo, selamat malam.. How's your Friday guys? Semoga sesuai yang diharapkan ya..
Hope y'all enjoy, karena besok weekend.
Oh! Aku rekomendasiin baca sambil dengerin lagu diatas, fate renjun cover.
Oke langsung aja, sorry for typo's and happy reading 💙
📍Kediaman Rain.
Weekend ..
Apa yang biasanya orang lakukan? Terutama para remaja, dan dewasa mungkin..
Sebagian orang akan menghabiskan waktu untuk sekedar hangout bersama teman, tapi ada juga yang memanfaatkan untuk ajang rebahan.
Lagi-lagi, Rain hanya berdiam diri dikamar tanpa melakukan apapun selain bermain ponsel. Lelaki itu ada kegiatan di UKM musik yang telah digelutinya semenjak maba. Tapi, ia malas datang.
Mereka akan mengadakan mini konser.
Opininya, ini adalah acara adik tingkat, jadi ia tidak datangpun bukan masalah serius. Padahal, Rain ini termasuk orang penting di UKM.
Pintu kamarnya dibuka, seorang wanita menampakkan wajah cantiknya, namun ia menghela napas panjang. "Astagfirullah, bujang, kok ya dikamar terus.." keluh Wanda melihat putranya hanya bermain ponsel.
Diliriknya sang Bunda, kemudian Rain tersenyum menampakkan deretan gigi rapihnya, "gak ada kerjaan, Bun."
Wanda mendekat, menarik paksa selimut Rain yang masih setia ia pakai walaupun sudah hampir pukul sembilan, "gimana mau dapet pacar kalau kerjaannya begini. Lihat dong Bunda udah wangi cantik, rapi gini."
"Ish" Rain mendengus, "Bunda mah mau jalan-jalan sama Ayah pasti."
"Iya dong, gak kayak kamu jomblo."
Rain berjalan malas menuju kamar mandi, "iya deh iya yang pacaran mulu, aku juga bakalan punya pacar bentar lagi."
Wanda terkekeh, "siapa? Cewek waktu itu? Siapa namanya? Jasmine kan? Orang kemarin Bunda lihat dia berdua sama cowok di mall."
Baru saja akan membuka kenop pintu kamar mandi, pergerakan Rain terhenti, "kakaknya itu paling"
"Engga kok, orang kelihatan seumuran. Kalah start kamu tuh."
"Lah?!"
Rain panik, Wanda tertawa karena ia berbohong, dan siapa sangka dibalik pintu, sang ayah diam-diam mendengarkan.
Chandra silently judging..
📍Mini Konser UKM Musik.
Jasmine berhenti melangkah ketika rungunya menangkap alunan musik. Ia menoleh ke sumber suara, ternyata mini konser.
Niatnya pergi ke kampus walaupun weekend adalah pergi ke perpustakaan. Perpustakaan memang buka jika di hari sabtu, namun hanya setengah hari.
Jasmine terlarut, siapa sangka gadis yang terkenal apatis ini adalah pecinta musik? Ia mencurahkan hobinya hanya dirumah.
Ia melangkah mendekat, menikmati setiap nada yang dimainkan, juga lantunan lagu yang dinyanyikan.
"Kamu sendirian aja?"
Jasmine terkejut ketika disebelahnya muncul seseorang, "iya."
"Suka musik?" tanya orang itu. Jasmine mengangguk mengiyakan.
"Sama."
Ditengah keramaian, ternyata tidak membuat dua insan yang sedang bersebelahan itu saling berbincang. Keduanya terdiam pada pikiran masing-masing.
Sampai salah satunya tidak tahan, ia memulai percakapan, "Jasmine.."
"Iya, kenapa Soobin?"
Lelaki itu Soobin, keturunan Negeri Gingseng, alhasil namanya sedikit berbeda dengan orang sekitarnya. "Kalau dipikir, kita ini jarang ngobrol."
Memang, selain Jasmine yang pendiam, Soobin ini bisa dibilang versi lelaki dari dirinya. Sehingga tidak heran, jika keduanya jarang berinteraksi.
Namun, ingat kata Jevan tempo lalu?
Seseorang dikelas, menyukai Jasmine. Jevan, waktu itu menyebut Sobirin, jelas itu plesetan nama. Karena, menurutnya nama Soobin susah disebut.
Iya, Soobin suka Jasmine. Bahkan, banyak yang sudah menyadari, kecuali gadis itu sendiri.
"Iya, jarang."
Sifat keduanya yang hampir mirip, ternyata membuat Soobin kesusahan mencari bahan obrolan. Dia tidak pandai dalam hal humor.
Jasmine masih setia memperhatikan deretan lagu dinyanyikan oleh anak-anak UKM musik, hingga netranya menangkap siluet seorang yang amat ia kenal.
Diatas panggung mini itu, Rain tiba-tiba mengambil alih stand mic, ia menatap lurus kedepan, matanya menyapu seluruh mahasiswa yang hadir untuk menonton.
Tepat saat maniknya bertemu dengan Jasmine, Rain menaikkan sedikit sudut bibirnya.
"Bang, lo mau nyanyi?" tanya salah seorang dibelakang Rain.
"Iya," jawabnya, lalu atensinya kembali pada kerumunan penonton, "masih pada inget gue kan? Vokalis tahun lalu. Harus masih lah, baru bulan kemarin gue lengser." Dialognya.
Disisi lain, Jasmine memperhatikan pergerakan Rain, ia tidak menyangka lelaki itu tergabung dalam UKM musik. Dan apa katanya tadi? Vokalis?
"Gue boleh nyanyi?"
Sungguh pertanyaan retoris, jelas semua yang hadir membolehkan.
Soobin melihat arah pandang Jasmine, gadis itu bahkan seperti tak menganggap eksistensi dirinya. Ia ingat, Rain itu mahasiswa yang tempo lalu berdiri didepan ruang kelasnya dan sempat kena tegur dosen.
Apa Jasmine kenal? Batin Soobin.
Seperti ada yang mencubit, hatinya tiba-tiba terasa sakit melihat Jasmine tersenyum saat Rain mulai memainkan nada-nada indah dari piano.
"Lee Sun Hee, Fate.."
Sorakan penuh kegembiraan dan antusias ketika Rain menyebutkan judul lagu yang akan ia persembahkan.
Begitu juga Jasmine, hatinya menghangat ketika Rain mulai melantunkan melodi dengan perpaduan lirik indah, walaupun berbahasa korea, Jasmine paham lagu itu.
Ia sering menyanyikannya.
Tanpa sadar, Jasmine memperhatikan cincin pemberian Rain kemarin yang telah tersemat begitu cantik di jari manisnya.
Dan itu, tidak luput dari pandangan Soobin.
-TBC-
Special cast, my bias in txt after hyuka
Choi Soobin as Soobin
Yeay, finally sampai saat ini aku masih bisa update tiap hari, hehe. Walaupun maybe ini cerita aneh banget.. Gak greget karena tanpa konflik wkkk.
Btw, thanks yang masih stay, i luv u, all the best for y'all, see u 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
A Flower Bookmark
FanfictionNamanya Jasmine, mahasiswi Fakultas Psikologi yang terkenal apatis. Ia ingin merubah kehidupannya, hingga akhirnya bertemu dengan Rain, lelaki dengan segala kerandoman. Rain bagaikan air yang menumbuhkan bunga di taman hati Jasmine, tapi,, siapa sa...