Halo, selamat malam, atau mungkin pagi, hehe.
Asli aku dah sekitar seminggu gak update, iya gak sih? Kayaknya iya.
Sorry soalnya seminggu belakangan aku ada kegiatan kampus gitu, jadi gak bisa update.Padahal nanggung banget, dua chapter menuju ending. Ini kalau lama gak update biasanya sepi nih, but aku harap masih ada yang stay.
Oke deh, sorry for typo's and happy reading 💙
[Jasmine's diary]
Tempo hari lalu, aku merenung, memikirkan segala hal yang terjadi selama ini. Perceraian mama dan papa, masuknya orang baru yaitu Tuan Farhan, hingga beberapa kisah pelik yang membuat mama diambil terlebih dahulu oleh Tuhan.
Kehidupanku tidak pernah bahagia sejak saat itu. Selalu menangis, namun bukan karena cengeng, tapi aku terluka.
Terluka ketika melihat orang lain ikut menderita karena diriku.
Papa pergi keluar negeri, beliau terlalu tidak sanggup tinggal di tempat penuh kenangan bersama mama. Jika kalian berpikir, apakah papa tidak peduli kedua anaknya?
Tidak. Papa bahkan sangat peduli. Papa pergi untuk menyembuhkan luka, beliau sangat mencintai mama, sampai, tak berniat mencari penggantinya.
Kak Juna, satu-satunya kakak yang aku punya. Dia memang terlihat begitu biasa saja, tapi percayalah hidupnya lebih berat dibanding diriku.
Dia tidak pernah menangis di depanku, paras indahnya selalu menampakkan senyum, walau terlihat jelas di matanya, tersirat banyak sekali kesedihan. Terakhir, kak Juna menangis tepat saat pernikahannya, itu pun dia bilang, "kakak takut gak bisa perhatiin kamu lagi, Jasmine" seperti itu.
Pernikahannya dengan sosok wanita cantik dan luar biasa. Maggie Orlin, orang asing yang pertama kali membuatku yakin untuk melihat dunia luar. Penyempurna hidup kak juna, juga diriku.
Bertahun-tahun hidup dengan rasa sakit, lama-lama sungguh terasa mengikis hidup. Aku menjadi sosok apatis, tak peduli pada sekitar, bahkan pada diri sendiri.
Lalu, hari itu saat hujan mengguyur bumi, ketika aku sedang sendiri, sosok lelaki asing dengan segala tingkah anehnya, menghampiri.
Dia mengenalkan diri sebagai Rain, nama yang berarti hujan, tapi anehnya ia tidak suka hujan.
Entah, aku tersihir atau apa, Rain mampu membuat diriku terus berfikir tentangnya, mampu membuat aku tertawa. Sampai hari dimana aku sadar, ternyata aku jatuh cinta.
Satu tahun setelahnya, sebuah fakta tak terduga terungkap. Alasan dibalik bencinya Rain dengan hujan adalah mama. Tak perlu ku jelaskan, aku takut nanti kembali terluka.
Tak munafik, aku pernah kecewa, tapi yakinlah tidak pernah terbesit satu niat pun untuk membenci Rain, dia terlalu berharga.
Oh tidak! Bukan aku dibutakan oleh cinta, hanya saja aku tak mau menambah luka.
Rain selalu ada, selalu menepati janjinya, dan sosok luar biasa.
Ada satu orang lagi, kalian pasti tahu, terakhir kami bertemu waktu itu. Momentum yang tak pernah aku bayangkan akan terjadi.
Tuan Farhan, dia ayahku. Dia adalah sosok lain yang mencintai mama, hanya saja dengan cara berbeda.
Cintanya begitu besar, sampai menghalalkan segala cara, memisahkan mama dan papa, dan menjadikan mama hanya miliknya. Bahkan, aku dan kak juna saja kesulitan untuk bertemu.
Bolehkah aku sebut obsesi?
Itu yang aku fikirkan, tapi ternyata keputusan fokus terhadap psikologi membuatku tersadar. Ada yang beda dengan ayah, ada diri yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Flower Bookmark
FanfictionNamanya Jasmine, mahasiswi Fakultas Psikologi yang terkenal apatis. Ia ingin merubah kehidupannya, hingga akhirnya bertemu dengan Rain, lelaki dengan segala kerandoman. Rain bagaikan air yang menumbuhkan bunga di taman hati Jasmine, tapi,, siapa sa...