Last Part guys, hope you enjoy it 💙
Ah sebentar aku mau cerita, kan awal pertemuan Jasmine Rain di cafe waktu hujan. Aku juga kejebak hujan di cafe dari jam 1 siang sampai magrib. Tapi kenapa aku gak ketemu cowok modelan Rain..
Sudahlah, sorry for typo's and happy reading 💙
Song recommendation for the last part: Wendy "When this rain stop"
•Jakarta, Januari 1990
Suasana salah satu ruang kelas universitas ternama di Jakarta itu terdengar sangat bising, dosen pengajar tidak masuk hari ini.
Ada mahasiswa yang asyik membaca buku, ada juga dari mereka yang berbincang dengan teman sebangku. Tak luput, beberapa lainnya memilih untuk pergi ke alam mimpi.
Wanda, mahasiswi cantik kebanggaan kampus, asyik dengan buku catatan, gadis itu memang terkenal sangat rajin.
Fokusnya tak ada yang bisa memecah, sampai teriakan teman sebangkunya mau tak mau membuat ia refleks menutup buku.
Wanda menoleh, "Irene, kenapa?" tanyanya pada Irene, yang tiba-tiba berteriak, padahal gadis itu tadi tengah tertidur.
Napasnya naik turun tak beraturan, tanpa sadar atensi seluruh kelas tertuju pada dirinya, Irene menunduk, ia malu.
"Irene, kenapa?" tanya Wanda sekali lagi.
Irene hanya menggeleng, ia masih terheran mengapa mimpi itu terus terulang.
Dari sudut barat, Suho dan Chandra kekasih Irene juga Wanda, mereka datang menghampiri keduanya, "kamu kenapa?" tanya Suho.
Sorot mata Suho nampak jelas rasa khawatir, "aku mimpi itu lagi," katanya dengan suara bergetar.
Chandra melirik Wanda meminta penjelasan, namun gadis itu memberi isyarat tunggu, biarkan Irene menyelesaikan ucapannya.
"Suho, aku mimpi itu lagi, aku takut soalnya itu berturut-turut," adu Irene pada kekasihnya.
Suho menepuk-nepuk bahu Irene, berharap kekasihnya itu tenang, "sssttt gak papa, itu cuma mimpi," katanya, walaupun tak menampik, lelaki itu juga takut.
"Ini bukan cuma mimpi, kamu gak lupa kan sama kemampuan aku? Aku beda dari kalian, terkadang aku bisa lihat masa depan," Irene frustrasi.
Ia diberi berkat oleh Tuhan, indra keenamnya berfungsi, Irene bisa menerawang masa depan.
Terakhir ia mencoba melihat masa depannya, ada kejadian tak terduga. Memang kisah cintanya dengan Suho akan bertahan, namun, "aku takut, mimpi tentang masa depan anak-anakku itu sama dengan yang aku lihat. Aku juga bakalan meninggal duluan, terus kamu bakalan kesepian, anak-anak kita bakalan menderita, itu nyata," jelas Irene panjang.
Chandra juga Wanda tak bisa berkata apapun, beberapa prediksi Irene benar, bahkan gadis itu pernah menerawang masa depannya.
"Tapi Irene, kita kan gak bisa percaya gitu aja, kamu harus yakin kalau itu engga bakalan kejadian," ucap Wanda menenangkan.
"No, Wan. Udah banyak tanda-tanda," Irene menoleh pada pintu, disana ada Farhan, sosok lelaki yang selalu mengejarnya, "dia juga udah nunjukin obsesinya ke aku," lanjutnya.
Chandra melirik Suho dan Irene bergantian, "kuatin cinta kalian, jangan sampai goyah hanya karena orang itu. Dan Irene, jangan terlalu di fikirin, nanti takutnya kejadian beneran."
Wanda mengangguk setuju, "kita yakin aja, itu gak bakal kejadian."
Mereka hanya tidak tahu, bahwa apa yang Irene lihat menjadi nyata, namun tak sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Flower Bookmark
FanfictionNamanya Jasmine, mahasiswi Fakultas Psikologi yang terkenal apatis. Ia ingin merubah kehidupannya, hingga akhirnya bertemu dengan Rain, lelaki dengan segala kerandoman. Rain bagaikan air yang menumbuhkan bunga di taman hati Jasmine, tapi,, siapa sa...