C I R C U M S T A N C E S (26)

124 20 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Perjanjian apa yang sedang kalian bicarakan?" desak Tn. Han lagi, karena sejak tadi Seokjin dan Jiwon bungkam.

"Ah, Abeonim, tentu saja perjanjian ... aku sedang membuat deal dengan Jiwon. Jika aku membuatkannya Nakji Bokkeum yang enak, maka malam ini kita akan bermalam di Ananti Cove dan ... dan tentu saja kami akan membuat kenangan indah di sana. Ah, Aboenim pasti tahu maksudku," celetuk Seokjin tanpa berpikir panjang. Ia sudah kepepet.

Tn. Han masih terdiam sambil memperhatikan putri dan menantunya secara bergantian. Mencari bukti kebohongan dari keduanya. Namun, beberapa saat kemudiab pria paruh baya itu tertawa keras. Hingga membuat mata Seokjin dan Jiwon membola secara bersamaan.

"Haha ... tentu saja aku tahu maksudmu, menantu. Kalau begitu kalian harus bekerja keras untuk membuatkan kami cucu yang lucu-lucu dan menggemaskan."

Setelah mengucapkan kalimat tak terduga yang membuat pipi Jiwon memerah itu pun Tn. Han segera mengajak sang istri ke kamar. Istrinya itu perlu istirahat karena hari ini baru saja melakukan sederet kegiatan yang cukup melelahkan.

Seokjin menghela nafas lega ketika mertuanya tak terlihat lagi dari pandangannya. "Kalau bicara jangan seenak udel. Apa-apaan bicara begitu pada appa? Kita tak akan ke Ananti Cove, Kim."

Kedua bola mata Seokjin berputar jengah. Sudah bagus ia memiliki otak cerdas untuk mengelabuhi ayah Jiwon agar rahasia besar mereka tak bocor dengan mudah. Alasan yang Seokjin berikan memang sedikit bermutu,buktinya orangtua Jiwon percaya.

"Memangnya kau mau rahasia kita terbongkar dan kesehatan ibumu menjadi korban?"

Seokjin lagi-lagi benar. Tentu saja ia tak ingin kesehatan sang ibu terancam. Jika itu terjadi, pasti ibunya akan kecewa dan berimabas pada kesehatannya. Jiwon tak ingin pengorbanannya selama ini sia-sia. Pengorbanan yang ... bahkan ia belum memenuhi tanggungjawabnya pada Seokjin. Sementara dana terus mengalir untuk pengobatan ibunya.

Tahu perubahan raut wajah sang istri, Seokjin buru-buru merengkuh bahu Jiwon. "Itu takkan pernah terjadi. Ibumu akan baik-baik saja. Jadi, bagaimana? Malam ini Ananti Cove atau tidak?"

Jiwon menjawab pertanyaan Seokjin dengan anggukan pelan.

***

Ananti Cove adalah sebuah resort romantis di kawasan Gijanghaean-ro, Busan. Sebuah resort yang dikelilingi laut lepas. Sungguh indah. Buktinya Jiwon sekarang tengah tersenyum sambil menikmata pemandangan menakjubkan di depannya. Dari jendela kaca besar di kamar yang disewanya bersama Seokjin, ia bisa melihat laut lepas yang begitu menenangkan. Jiwon memang sangat suka pantai dan laut.

"Kau suka, ya?"

Bukan. Bukan pertanyaan Seokjin yang membuat Jiwon tersentak. Tapi sentuhan lelaki itu yang perlahan memeluk pingggngnya dari belakang. Yang tentu saja membuat Jiwon meletup-letup tak karuan. Akhir-akhir ini Seokjin selalu saja melakukan kontak fisik dengannya tanpa aba-aba.

CIRCUMSTANCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang