C I R C U M S T A N C E S (14)

121 17 7
                                    

"Ah, jadi Yujin sudah kembali, ya?" tanya Namjoon lalu menyesap Americano-nya.

Ya. Orang yang menegur Jiwon tadi adalah Namjoon. Kebetulan memang ia hendak berkunjung ke apartemen Seokjin guna membahas proyek duet mereka. Tempo hari mereka sudah sepakat untuk mebahas hal tersebut dengan waktu dan tempat yang sudah disepakati. Mereka tidak akan membahasnya di agensi, mengingat banyak hal yang tidak memungkinkan, selain kesibukan keduanyaㅡ yang memang sudah tidak banyak memiliki kesibukan bersama grup. Anggota grup yang lain pun demikian.

Karena melihat Jiwon dengan keadaan dramatis, lelaki itu memutuskan untuk menghampirinya. Toh Jiwon adalah istri Seokjin. Mungkin ia bisa menanyakan keberadaan lelaki itu padanya. Sebab, sejak tadi ponsel lelaki itu sulit dihubungi.

Awalnya Jiwon menolak ajakan Namjoon untuk ngopi bersama di kafetaria gedung apartemen, dengan alasan ia harus pergi mengurus sesuatu. Tapi, Jiwon bukan orang yang pandai berbohong dan Namjoon adalah lelaki genius yang bisa mendeteksi kebohongan seseorang.

"Jadi, yang kau maksud tadi adalah kau cemburu pada Jin Hyung? Apa aku benar?" selidik Namjoon.

Jiwon menghembuskan nafas lemah. "Joon, kau kan tahu malam itu aku sudah keceplosan mengatakan semuanya saat aku sedikit mabuk," aku Jiwon. Ya, ia setengah sadar saat itu.

Namjoon tertawa mendengarnya. Jiwon terdengar putus asa.

"Mana mungkin aku cemburu? Kami menikah dengan asas simbiosis muatualisme. Dia menginginkan keturunan dariku dan aku menginginkan uangnya. Terdengar menjijikan memang. Tapi aku tak bisa berbohong bahwa aku memang membutuhkan uang itu."

Memang sulit berada di posisi Jiwon. Sebelum menjadi sesukses sekarang, Namjoon mengalami masa-masa sulit yang mustahil terlewati, tapi nyatanya ia bisa melewati semuanya dengan kerja keras yang tak pernah kendor. Namun, dalam masalah Han Jiwon, gadis itu tak hanya harus bekerja keras, namun harus mengorbankan perasaan juga masa depannya.

"Lalu apa rencanamu sekarang setelah Yujin kembali?" tanya Namjoon. Lelaki itu tahu bagaimana hubungan Seokjin dan Yujin di masalalu. Bahkan, bisa dibilang Seokjin cinta setengah mati dengan gadis itu.

Pertanyaan Namjoon seolah membelit dadanyaㅡ menyesakkan. Sebelumnya, ia tak tahu jika Yujin akan kembali secepat ini. Jadi, ia tidak menyiapkan apapun untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi. Yang ia tahu saat ini adalah, ia takkan bisa mundur sama sekaliㅡ ia sudah terlanjur basah. Untuk menunggu kering, memerlukan waktu yang cukup lama.

"Aku akan tetap menjadi istrinya, kecuali ia sendiri yang sudah tidak menginginkanku lagi," jawab Jiwon.

"Meski kemungkinan terburuknya kau akan dicampakan?" sindir Namjoon.

Tentu saja Jiwon tahu hal itu, itu adalah kemungkinan yang pasti terjadi. Tapi toh, ia tak peduli itu.

"Joon, kau tahu aku tidak mungkin menderita karenanya. Ingat! Pernikahan kami hanya simbiosis mutualisme. Selama ia memberikan hakku atas perjanjian itu, aku tak masalah,"

"Dan mengorbankan perasaan juga masa depanmu? But you deserve better," sentak Namjoon.

"I don't care at all. Keluargaku lebih utama. Ibuku membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit setiap bulannya. Adikku juga membutuhkan biaya kuliah serta hutang ayahku yang tidak sedikit."

Sudah ditahan sejak tadi dan akhirnya Jiwon tak lagi bisa menahan cairan asin itu untuk mengalir dari kelopak matanya. Namjoon yang selama ini mengetahui bahwa Jiwon adalah gadis kuat pun sedikit tersentak melihatnya. Perlahan, telapak tangan besarnya bergerak menggenggam tangan kecil gadis itu.

"Kau tahu aku adalah temanmu. Apapun itu kesulitan yang kau hadapi, datanglah kepadaku. Meski aku bukan malaikat penolongmu. Setidaknya, kau masih memiliki aku sebagai temanmu."

Jiwon sepertinya adalah satu dari jutaan penggemar Namjoon di luar sana. Sejak awal boygroup itu berdiri, ia sudah mengidolakan lelaki jangkung itu. Bukan hanya skilnya dalam bidang musik, namun kecerdasan akademik yang membuat banyak orang mengaguminya, lelaki itu memiliki jiwa kepeminpinan yang mumpuni. Hal tersebut talah membuat hati Han Jiwon beterkuk lutut pada lelaki yang berusia 2 tahun dibawahnya itu. Lalu sekarang, idolanya itu sedang menggenggam tangannya dan pemberi penghiburan seruapa angin yang luar biasa sejuk.

Ia beruntung menjadi asisten Kim Seokjin, karenanya ia bisa mengenal dan berteman dengan Kim Namjoon.

"Kau percaya kan, Joon? Seokjin adalah lelaki baik. Kau tak perlu mengkhawatirkanku karena ia akan berlaku adil dan memberikan hakku sesuai perjanjian. Dan soal Yujin, sama sekali bukan masalah besar."

Meski Jiwon ragu dengan keadaan hatinya sendiri. Ia juga ragu dengan janji Seokjin untuk memulai semuanya dari awal dengan baik seperti yang lelaki itu deklarasikan tempo hari. Yang lebih mempersulit Jiwon adalah surat perjanjian itu sudah dilenyapkan oleh Seokjin. Ia takkan bisa menuntut apapun jika suatu hari hal yang ia takutkan terjadi.






Gunungkidul, 09 Oktober 2020

CIRCUMSTANCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang