"Apa yang kau lakukan di sini, eh? Mengapa kau membiarkan Namjoon membawa koperku? Kau kecentilan dengannya sehingga dia mau membawakannya. Begitu? Kalau memang sudah jadi wanita penggoda memang sulit diubah..."
Jiwon menulikan telinganya saat Seokjin terus mengomel. Sebelumnya, lelaki itu tak pernah menuduhnya macam-macam seperti itu. Apalagi menghinanya.
Bahkan, Jiwon dekat dengan semua member BTS. Apalagi Jimin, Taehyung dan Jungkook yang selalu menempelinya kemana-mana. Ketiga lelaki itu menjelma sebagai 3 bayi besar yang manja jika berada di dekatnya. Seokjin tak pernah marah karenanya.
"Kenapa malah diam? Kau pikir aku senang membuang waktu seperti ini? Cepat masuk dan make-up-i aku. Aku tidak ingin di-make-up-i oleh staff."
Dengan hentakan kaki yang kuat, Seokjin berlari ke arah ruang khusus untuk BTSㅡ meninggalkan Jiwon. Gadis itu pun mengekor di belakangnya dengan cepat, ia tidak ingin Seokjin lebih marah lagi.
Saat Jiwon sampai di ruangan, Seokjin sudah duduk anteng di kursinya. Menunggu sang asisten datang dan merias wajahnya. Jika biasanya lelaki itu akan baik-baik saja jika staff yang meriasnya, entah mengapa pagi ini ia hanya ingin Jiwon yang menyentuhnya.
Tak ingin kena marah lagi, Han Jiwon segera melaksanakan tugasnya.
Sepuluh menit berlalu dan pekerjaan Jiwon selesai. Jiwon menghela nafas lega. Gadis itu menyeka keringat di pelipisnya. Padahal ia hanya merias wajah Kim Seokjin. Mengapa rasanya seperti habis lari maraton?
"Han Jiwon," panggil Seokjin. Jiwon mendengus kesal.
"Ya," sahut Jiwon.
"Aku ingin makan permen herbal itu."
"Lalu?" tanya Jiwon bingung. Mengapa makan permen saja Seokjin harus melapor padanya.
"Kau ini bagaimana? Bukakan bungkusnya dan suapi aku," bentak Seokjin. Pandangan lelaki itu tetap tidak beralih dari layar ponselnya. Entah apa yang sedang dilihat.
Jiwon mengumpat dalam hati. Yang benar saja?
"Bos, permen itu hanya ada di depan matamu? Biasanya kau melakukannya sendiri," protes Jiwon.
"Kau tidak lihat kedua tanganku tidak menganggur. Aku sedang main game. Jika aku kalah bagaimana?" marah Seokjin, lelaki itu menaikkan suaranya 10 oktaf. Hingga membuat semua staff dan member BTS lian yang ada di ruangan itu menoleh ke arah 2 anak manusia yang nyaris tak pernah berdebat seperti ini sebelumnya.
Tarik nafas, kemudian buang. Jiwon melakukan kegiatan menenangkan diri yang simple itu beberapa kali sebelum melaksanakan perintah bos yang kini sudah menjadi suaminya itu.
Semua orang yang ada di ruangan itu menatap si
pasangan pengantin baru miris."Apa malam pertama mereka gagal? Sehingga Jin hyung uring-uringan seperti itu?" bisik Jimin pada Taehyung.
Tidak seperti biasanya, hari ini Kim Seokjin lebih manja dan protektif terhadap si asisten pribadi yang kini sudah menjadi istrinya. Bahkan, ia melarah Jiwon untuk membetulkan krah kemeja Jungkook yang kebetulan berdiri di dekat Jiwon.
"Noona, tolong krah kemejaku," pinta Jungkook. Namun Seokjin berteriak ketika Jiwon baru mengangkat tangannya. "JUNGKOOK-AH, KAU KAN PUNYA TANGAN SENDIRI!" bentak Seokjin, lelaki itu meletakkan ponsel yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya.
Baik Jiwon maupun Jungkook bergerak menjauhㅡ menjaga jarak aman. Tampaknya Seokjin sedang tidak berada pada suasana hatinya.
"Ah, Noona, kau mau es krim strawberry ini? Aku punya dua." Hoseok baru saja datang dari ruang sebelah, ia tidak tahu apa yang baru saja terjadi di ruangan ini. Semua member dan staff yang ada di ruangan itu menatap horor ke arah Hoseok, Jiwon dan Seokjin.
"Yak! Ambil saja, tidak usah sungkan. Aku mengambilkannya khusus untukmu, Noona," paksa Hoseok. Lelaki itu menyodorkan es krim yang dibawanya lebih dekat ke arah Jiwon. Namun, secara tiba-tiba, Seokjin merebutnya. Membuat Hoseok melongo tak percaya.
"Yak! Hyung, itu untuk Jiwon Noona," protes Hoseok.
"Dia tidak suka strawberry."
Tanpa memasang wajah berdosa, Seokjin memberikan es krim itu pada salah satu staff. Ia tidak peduli dengan wajah kecewa Hoseok yang kini tengah menatapnya.
"Ah, tapi sepertinya es krim strawberry enak juga. Jiwon-ah, aku ingin..."
Belum sempat Seokjin menyelesaikan ucapannya, Jiwon sudah melesat pergi ke ruang sebelah untuk mengambil es krim yang diinginkan bosnya itu.
Tak lama kemudian Jiwon kembali dengan sebungkus es krim strawberry yang diinginkan bosnya.
"Ini untukmu!" ujar Jiwon dengan nafas yang sedikit tersengal.
"Han Jiwon, kau, dasar bodoh! Aku menyuruhmu mengambilkan air mineral, bukan es krim. Makanya dengarkan instruksi dengan benar. Kau mau membuat tenggorokanku sakit dan suaraku menjadi jelek sebelum tampil. Bodoh jangan dipelihara," omel Seokjin sambil menempeleng kepala Jiwon.
Adegan itu menarik perhatian seisi ruangan. Semua orang menatap tak percaya ke arah dua anak manusia yang jarang, bahkan tidak pernah terlibat perdebatan sekecil apapun. Ada yang tidak beres dengan pasangan pengantin baru itu?
Jiwon mengangkat wajahnya, ia memberanikan diri menatap Seokjin yang juga tengah menatapnya bengis. Seolah ingin mencincang dirinya. Pagi ini Jiwon sudah terlalu lelah dengan perlakuan menyebalkan Seokjin. Tiba-tiba, Jiwon melempar es krim yang dibawanya tepat ke wajah tampan Seokjin.
Semua orang semakin tercengang melihatnya. Untuk pertama kalinya, ada yang melemparkan es krim ke wajah Seokjin, wajah tampan yang dipuja-puja seluruh dunia.
"Ambil saja sendiri. Kau punya dua tangan yang sedang menganggur," ujar Jiwon lalu menunjuk 2 tangan Seokjin yang menggantung di sisi tubuhnya.
Setelah itu, Jiwon meninggalkan ruangan itu dengan sedikit berlari dan airmata yang mati-matian ia sembunyikan.
***
Jiwon bukan gadis lemah yang mudah menangis. Gadis itu sudah melalui perjalanan hidup amat bervariasi yang tak keberatan menyiksa dirinya tanpa ampun. Namun, saat ini, ia menyesali dirinya yang menangis hanya karena Seokjin memarahinya di depan umum. Mengapa itu rasanya sangat menyakitkan?
Karenanya, Jiwon memilih pergi meninggalkan Seokjin. Biarkan saja lelaki itu mengurus dirinya sendiri.
Sekarang Jiwon berada di sebuah kedai kopi langganannya, gadis itu memesan Americano guna mengembalikan suasana hatinya. Han Jiwon adalah pecinta kopi. Jadi, jika ia sedang sedih atau tidak berada pada suasana hatinya, ia memilih kopi sebagai pelarian.
Sebenarnya Jiwon juga suka mengkonsumsi Soju atau minuman beralkohol lainnya untuk mengembalikan suasana hati. Tapi, saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengkonsumsi Soju dan kawan-kawannya.
Ketika hendak menyeruput kopinya, mendadak Jiwon merasakan cairan dingin dalam jumlah banyak di kepalanya. Sedetik berikutnya, pipi gadis itu terasa perih dan panas. Jiwon mendongak, ia mendapati dua hadis berdiri di samping dan belakangnya.
Jiwon bangkit dari duduknya dengan wajah memerah. "Apa yang kalian lakuㅡ"
Salah satu dari mereka menampar Jiwon lagi.
"Kau tidak pantas menjadi istri Kim Seokjin kami. Kau pasti menggodanya, kan?"
"Yak! Aku tidakㅡ"
"Dasar murahan!"
Kali ini Jiwon merasakan sesuatu yang amis pecah bagian rambut dan wajahnya. Salah satu dari mereka melemparkan beberapa butir telur kepada Han Jiwon.
Ini sudah keterlaluan, Jiwon diperlakukan tidak adil oleh dua gadis yang diduga adalah penggemar fanatik suaminyaㅡ Kim Seokjin. Salah jika Han Jiwon adalah gadis lemah dan akan menangis setelah diperlakukan seperti itu oleh orang asing. Tentu saja Jiwon membalasanya dengan mengguyur kepala salah satu dari mereka dengan americano-nya yang masih agak panas. Gadis itu beretiak kepanasan dan mengumpat, tapi Jiwon tak peduli dan memilih meninggalkan lokasi kejadian.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIRCUMSTANCES
Fanfiction"Because of the circumstances, i'm willing to give my only valuable treasure to a man who doesn't love me." ~ Han Jiwon. "Because of the circumstances, i'm willing to marry a girl that i don't love." ~ Kim Seokjin. "Beacuse of the circumstances, th...