C I R C U M S T A N C E S (13)

134 16 4
                                    

Yujin memutuskan untuk pergi ke apartemennya terlebih dulu. Rasanya tidak lazim jika dini hari seperti ini ia berkunjung ke tempat seorang lelaki. Lagipula ia perlu beristirahat, barulah jika besok keadaannya sudah fit, ia akan mengunjungi Seokjin-nya. Ia akan berdandan secantik mungkin. Jika ia memutuskan pergi sekarang, pastilah penampilannya tidak enak dipandang. Seokjin pasti tidak akan suka.

Setelah sampai di apartemen yang ia tinggal selama 2 tahun terakhir. Yujin segera meletakkan kopernya di ruang tamu. Apartemennya tampak rapi walau ditinggal lama. Itu karena ia sengaja menyewa jasa Bibi Ahnㅡ orang kepercayaannya untuk menjaga dan membersihkan apartemennya.

Yujin memejamkan mata. Ah, ia sangat merindukan tempat ini. Dulu, di tempat ini ia sering menghabiskan waktu bersama Seokjin secara diam-diam. Ya, mereka menjalin hubungan rahasia. Tentu saja karena mereka tak ingin menghebohkan jagat hiburan Korea Selatan dan mengusik karir keduanya. Seokjin dan Yujin masih sangat mencintai karir mereka. Seokjin sebagai idola dan sekarang aktor, sedangkan Yujin adalah atlet tennis kebanggan Korea Selatan.

Selama 2 tahun terakhir Yujin tinggal di London untuk menempuh studinya. Sekarang, ia sudah kembali ke Korea dan ingin memperbaiki semuanya dengan Seokjin. Gadis itu bahkan masih sangat mencintai mantan kekasihnya itu. Yujin terpaksa memutuskan hubungan mereka sebelum ia pergi ke London. Itu semua Yujin lakukan atas keterpaksaan. Saat itu ia ingin fokus terhadal studinya.

Usai membersihkan diri, Yujin segera mengistirahatkan tubuhnya. Dipeluknya boneka Alpaca besar pemberian Seokjin yang masih ia simpanㅡ sebagai pengganjal rindu.

***

Paginya, usai bersiap dan berdandan secantik mungkinㅡ tentu saja, Yujin memutuskan untuk sarapan di kafetaria gedung apartemen yang ditinggalinya. Baru setelahnya, ia akan pergi ke tempat Seokjin. Gadis itu sengaja tak mengabari karena ingin memberi kejutan.

Yujin hanya memesan sandwich dan secangkir americano untuk sarapannya pagi ini.

Yujin hampir mengumpat ketika seseorang menabrak mejanya dan membuat americano yang belum sempat ia sesap itu pun tumpah di meja, menciptakan noda cokelat pekat di sana.

"Maaf, Nona. Saya buru-buru," ujar orang itu. Kelihatannya memang sedang terburu-buru. Lihat saja! Jalannya tergesa-gesa begitu.

"Hei, tunggu! Ada barangmu yang terjatuh!" teriak Yujin ketika sebuah benda mirip tabloid terjatuh di dekat kakinya. Tapi si empunya sudah terlanjur jauh. Yujin pun mengambil tabloid itu.

Yujin nyaris tersedak salivanya sendiri ketika melihat sampul tabloid itu. Wajah tampan Sokjin menghiasi sampul itu. Yang membuat Yujin terkejut bukanlah headline Seokjin mengenai drama yang sedang dibintanginya atau menjadi model salah satu brand terkenal seperti biasanya. Melainkan berita pernikahan Seokjin beberapa waktu lalu dan tentu saja wanita yang berada di foto ituㅡ di samping Seokjin adalah Han Jiwon. Tentu saja Yujin sangat mengenal asisten pribadi mantan kekasihnya itu.

"Tarik nafas... Buang… Ok, Na Yujin, bangun! Kau hanya sedang bermimpi," gumam Yujin sambil menampar  pipinya sendiri.

"Yak! sakit sekali!" pekik Yujin. Tidak salah lagi, ia tidak sedang bermimpi. Seokjin dan Jiwon benar-benar menikah. Gadis itu yakin, headline yang ia baca bukan bohongan. Jika tidak, mana mungkin sampai masuk tabloid segala.

"Banyak sekali yang kulewatkan di negeri ini. Berita besar seperti ini aku sampai tidak tahu," gumam Yujin lesu sambil meletakkan sandwich yang sudah ia gigit sebagian di meja.

Meski begitu, Yujin tetap tak mengurungkan niatnya untuk mengunjungi Seokjin. Setidaknya ia harus mengucapkan selamat bukan? Lagipula Han Jiwon memang lebih baik darinya. Gadis itu bisa mengurus Seokjin dengan baik, selalu ada untuk lelaki itu. Sedangkan dirinya? Ia bahkan meninggalkan Seokjin.

CIRCUMSTANCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang