C I R C U M S T A N C E S (9)

160 17 6
                                    

Pagi itu Jiwon tak sengaja bertemu Namjoon saat ia mengantre untuk membeli es krim kacang merahㅡ kedai es krim pinggir jalan yang sering ia kunjungi bersama Seokjin. Karenanya, ia berakhir jalan-jalan keliling pusat kota Seoul bersama lelaki itu, mengobrol di taman. Menemani Namjoon ke toko buku, karena kebetulan Jiwon juga ada rencana untuk membeli sebuah novel. Lalu malamnya, Namjoon mengajaknya pergi ke kelab malam untuk minum bersama. Jiwon tak enak hati jika menolak, apalagi yang mengajaknya adalah seorang Kim Namjoon. Kapan lagi?

Meski mengaku suka mengkonsumsi minuman beralkohol, toleransi Jiwon terhadap minuman jenis itu sangatlah rendah. Baru minum 2 gelas wine saja ia sudah mabuk. Jiwon meracau tak karuan dihadapan Namjoon. Sedangkan Namjoon hanya tertawa gemas melihat tingkah gadis di depannyaㅡ lucu sekali Han Jiwon saat mabuk.

"Kau masih belum berbaikan dengan Jin Hyung karena kejadian seminggu yang lalu?" tanya Namjoon ketika mereka sedang di toko buku tadi.

"Belum," jawab Jiwon singkat dan berusaha acuh dengan terus memusatkan perhatian pada jajaran buku di depannya.

"Lalu kenapa kau tak ikut dengannya ke Pulau Jeju? Apa dia bisa mengurus keperluannya tanpamu?"

Jiwon menoleh. Ditatapnya Namjoon. "Seokjin bukan anak kecil, tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentangnya. Lagipula, aku butuh libur," kilah Jiwon. Padahal, ia memang sedang mangkir dari pekerjaan karena masih kesal dengan Seokjin.

"Ah, ya. Kau benar. Kau bukan robot yang bisa bekerja tanpa istirahat. Tapi kau kan istrinya sekarang," Namjoon tersenyum, memamerkan lesung pipitnya-- membuat jantung Han Jiwon mendadak belingasatan.

Memori di kepala Namjoon tentang beberapa jam yang lalu terputus begitu saja ketika Jiwon meneriakkan nama Seokjin di depan wajahnya.

Sudah Namjoon tebak, ada yang tidak beres dengan Jiwon dan Seokjin.

"Seokjin-ah, kau jahat sekali. Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Aku juga tidak mau memberimu anak. AKU TIDAK MAU!"

Kedua mata Namjoon membola, pikirannya kacau hanya dengan sebuah kalimat, aku tidak ingin memberimu anak.

"Memberi Jin Hyung anak?" tanya Namjoon sambil mengangkat wajah Jiwon yang menundukㅡ agar menatapnya.

Jiwon tak merespon, gadis itu cegukan beberapa kali dan Namjoon agak memundurkan wajahnya karena aroma alkohol menguar dari bibir gadis itu.

"Kau ini bagaimana, Kim Namjoon? Kau tidak tahu Seokjin menikahiku hanya kerana ingin seorang bayi? Sialan memang dia. Kita hanya pura-pura menikah," gerutu Jiwon. Tangan mungilnya meraih botol wine tapi Namjoon segera merampas botol itu, membuat Jiwon menggerutu dan mengeluarkan umpatan kasar.

"Kau sudah mabuk, Han Jiwon," marah Namjoon.

"Biarkan saja. Kau tidak tahu, ya? Aku sedang kesal."

"Tapi tidak begitu caranya, Han Jiwon."

Namjoon mengangkat kedua tangannya perlahan, ditangkupnya wajah tirus Jiwon. Entah setan apa yang merasuki Namjoon saat ini, perlahan, lelaki itu mendekatkan wajahnya ke arah wajah Jiwon yang sudah memerah akibat pengaruh alkohol.

Ketika hanya tinggal beberapa senti lagi birai keduanya menyatu, tiba-tiba Jiwon menunduk dan memuntahkan isi perutnya di kemeja Namjoon. Leader BTS itu hanya terkekeh.

***

"Apa kau sudah ingat?"  Seokjin menyentak Jiwon yang sedang melamun, mengingat kejadian tempo hari saat Namjoon nyaris menciumnya di kelab malam. Meski Jiwon sedang berada dalam pengaruh Alkohol, ia masih bisa mengingat potongan-potongan memori tentang malam itu. Untung saja perutnya mendadak mual dan ia muntah. Jika tidak, pasti bibirnya sudah diperawani Namjoon.

CIRCUMSTANCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang