ELZARA || 10

214 25 0
                                    

Wahh, kaget udah 500 pembaca aja, jadi makin semangat huhu.

Terus baca sampai akhir ya🥰.

Happy Reading fren!

.

••🦋••
~ chapter 10 ~

Zara melangkahkan kakinya di sepanjang koridor sekolah, ia berniat untuk pergi ke perpustakaan, jam istirahat kali ini ia manfaatkan untuk belajar sebentar.

Langkah Zara terhenti lantaran ada yang mencekal tangannya dari belakang, ia menoleh, terlihat Tasya dan dua temannya yang sedang melipat kedua tangannya di dada.

Zara menghela nafas pelan sembari memutar bola matanya dengan malas. "Kenapa Sya?" tanya Zara sambil melepas cekalan tangannya dengan halus.

"Kasih tau temen lo! Nggak usah ganggu sodara gue!" tegas Tasya dengan tatapan sengit.

Zara mencoba memikirkan ucapan Tasya, tunggu! Saudara? Sebenarnya siapa yang ia maksud?

"Maksud-" ucapan Zara terpotong, Tasya beranjak pergi dari hadapannya.

"Nggak jelas banget jadi orang." gumam Zara kemudian kembali melangkah menuju perpustakaan.

Zara menghentikan langkahnya saat menyadari bahwa ia sedang ada di depan kelas IPA 3, kelas Rey. Gadis itu mendekat ke arah jendela lalu mengintipnya berniat mencari keberadaan Rey di kelas itu.

Zara berdecak kesal, tidak ada siapapun di kelas itu, "Lah, ini kan jam istirahat, bego banget sih gue," ucap Zara diakhiri dengan tawa kecil.

"Nyariin gue ya?" Suara itu tak asing baginya, senyuman mengembang di bibir gadis itu. Ia membalikkan badan, dan ternyata benar dugaannya, terdapat Rey di yang di tangannya ada sebuah es cendol favoritnya.

Cowok itu duduk di kursi yang ada di depan kelas, lalu diikuti oleh Zara yang duduk di sampingnya.

"Mau kemana? Tumben nggak ke kantin?"

"Mau ke perpus, mau ikut?"

"Kita tuh jarang ketemu pas sekolah, eh pas ketemu lo ajak belajar mulu." keluh Rey sambil menyeruput es cendolnya.

Zara tersenyum, "Terus maunya gimana bapak Rey yang terhormat?"

Rey menatap Zara sangat dalam, "Maunya nikah sama lo aja deh, biar bisa ketemu tiap hari." bisik Rey.

"Nikah mulu pikirannya," keduanya tertawa renyah.

Senyum Zara memudar secara perlahan, ia merasa sakit di bagian perutnya. "Kenapa?" tanya Rey saat melihat perubahan ekspresi Zara.

"Nggak papa," jawab Zara, entah kenapa ia merasa kurang nyaman saat ini, hingga kemudian ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, "Gue ke perpus ya, lo nggak papa kan sendirian?" tanya Zara.

Rey mengangguk sebagai jawaban, bibirnya tersenyum simpul ke arah Zara.

....

brukk

"Maaf, nggak sengaja." ucap Zara, lalu pergi meninggalkan cowok yang tidak sengaja ia tabrak di perpustakaan, bahkan Zara tak melihat siapa yang ia tabrak. Zara berjalan sambil membaca buku, hingga tak menyadari ada seseorang di depannya.

Cowok itu nampak tengah memperhatikan Zara sambil mengambil buku yang Zara jatuhkan. Terlihat ada sekilas senyum tipis di bibirnya, hingga kemudian ia berjalan keluar perpustakaan.

ELZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang