HAI HAI HAII BESTIE!!
TERNYATA UDAH LAMA AKU NGGAK UP🙂. MAAFIN YAA🙂🙏.
GIMANA KABAR KALIAN? SEHAT KAN?
JANGAN LUPA BELAJAR DAN JAGA KESEHATAN YA!🤍
AKU HARAP KALIAN NGGAK BOSAN SAMA CERITA INI🦋.
SEMANGAT DEPRESOD!!
HAPPY READING<3
••🦋••
"Terkadang manusia lupa untuk memanusiakan manusia."~ chapter 20 ~
Langit terlihat mendung pagi ini, udara pun menjadi terasa dingin lantaran hujan yang turun membasahi bumi sejak subuh tadi, dan kini hanya menyisakan rintikan-rintikan kecil. Mentari yang senantiasa memancarkan sinar seakan tertutup oleh awan mendung.
Cuaca seperti ini seharusnya akan lebih nikmat jika digunakan untuk kembali menarik selimut lalu kembali tidur. Sayangnya, hari ini bukan hari libur.
Reza sudah berangkat ke kantornya sepuluh menit yang lalu, meninggalkan Zara yang masih menunggu kedatangan Rey di teras rumah sembari memangku helm miliknya. Ia tidak berangkat dengan kendaraan umum atau bersama dengan Mira pagi ini, tentu saja karena Rey berkata bahwa ia akan menjemputnya.
Terdengar suara derap langkah kaki dari dalam rumah Zara. Laras, wanita itu berdiri di samping Zara dengan tangan yang memegang pundak kanan Zara.
"Rey belum dateng?" tanya wanita itu.
Zara menoleh ke arah ibunya. "Belum Ma, palingan bentar lagi," jawab Zara.
Deruman motor terdengar semakin mendekat, nampak laki-laki datang dengan jaket hitam yang melekat di tubuhnya.
"Assalamualaikum, Tante," kata laki-laki itu yang tak lain adalah Rey. Laki-laki itu mencium singkat punggung tangan milik Laras.
"Waalaikumussalam," jawab Zara dan Laras secara bersamaan.
"Ya udah, kalo gitu Zara berangkat dulu ya, Ma. Keburu telat," ucap Zara sambil memasang helm ke kepalanya.
Gadis itu segera mencium punggung tangan ibunya bermaksud untuk berpamitan, diikuti oleh Rey yang juga melakukan hal yang sama.
Zara duduk di jok belakang motor Rey, kemudian menoleh ke arah ibunya. "Assalamualaikum Ma!" kata Zara sebelum Rey melajukan motor.
"Waalaikumussalam! Jangan ngebut Rey! Jalanan licin!" pesan Laras.
"Siap Tante!" jawab Rey.
Kini Zara dan Rey sudah meninggalkan halaman rumah Zara. Menyisakan Laras yang masih menatap ke arah jalanan, kemudian wanita itu masuk ke dalam rumahnya.
....
"Mir!" panggil Zara saat melihat Mira keluar dari mobilnya.
Terlihat seulas senyuman terbit di bibir Mira, ia melambaikan tangan, kemudian berjalan mendekat ke tempat di mana Rey dan Zara berada.
"Hai Ra!" sapa Mira.
"Zara doang yang disapa? Gue enggak?" tanya Rey.
Mira melirik ke arah Rey sejenak sebelum kembali menatap wajah Zara. "Enggak!" balas Mira singkat.
"Tumben dianter supir? Kenapa?" tanya Zara.
Mira mengembuskan napas berat. "Papa marah gara-gara akhir-akhir ini gue lebih sering naik motor!" balas Mira, ia menampilkan senyuman simpul. Pikirannya kembali mengingat ucapan Ayahnya kemarin malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELZARA
Teen Fiction- Follow dulu sebelum membaca. - Ada beberapa kesalahan kepenulisan pada beberapa bab awal. REVISI SETELAH END🦋. •••• "Takdir mempertemukan kita, tapi semesta mempunyai realita." •••• Ini bukan tentang kisah cinta remaja yang awalnya benci berujung...