ELZARA || 11

235 21 2
                                    

Hai pren!

Gimana kabarnya?

Oh iya, maaf sebelumnya, aku mau kasih tau kalau ada beberapa hal yang aku revisi dan sedikit aku rubah di beberapa part sebelumnya.
Tadinya mau nunggu end tapi kok malah jadi nge-ganjel gitu.

Dan di part sebelumnya yang asalnya UTS aku ubah jadi UAS ya🙏.

.

••🦋••~ chapter 11 ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
••🦋••
~ chapter 11 ~

Cuaca pagi ini sedikit mendung, setelah beberapa hari yang lalu Zara disibukkan dengan buku-bukunya, kini ia bisa lepas dari itu lantaran ujian sudah selesai.

Saat ini Zara sedang menunggu kedatangan Rey untuk menjemputnya. Kaki jenjangnya berjalan menuruni tangga untuk menuju ke meja makan.

"Rey belum dateng ya, Ma?" tanya Zara, kemudian ia duduk di kursi yang ada di depannya.

"Belum, tumben dijemput sama Rey?" tanya Laras.

"Iya, pengen aja." Zara mengambil sepotong roti, mengolesinya dengan selai lalu memakannya. Tidak ada makanan favoritnya pagi ini.

Tin tin

Zara menoleh ke arah sumber suara, siapa yang membunyikan klakson motor di depan rumahnya? pikirnya.

"Siapa ya, Ma? Aku keluar dulu ya." ucap Zara dan dibalas anggukan oleh Laras, kemudian ia melenggang pergi menuju ke depan rumahnya.

Sudut bibir Zara melengkung ke atas dibarengi dengan mulutnya yang terbuka. Ia terkejut saat melihat Mira tengah duduk di atas motor Vespa berwarna mint  dan terdapat helm berwarna hitam di kepalanya.

"Keren nggak?" ujar Mira sembari menepuk motornya.

Zara berjalan mendekat, "Lo beli motor?" tanya Zara antusias.

Senyuman mengembang di bibir kedua gadis itu, "Iya dong, jadi gue bisa jemput lo tiap hari," tutur Mira sambil mengacungkan kedua jempol nya.

"Serius?" tanya Zara memastikan, pasalnya, rumah mereka berdua tidak searah, jika memang Mira harus menjemputnya, itu pasti membutuhkan waktu lebih banyak.

"Iya, duarius malah." balas Mira sembari menunjukkan jarinya yang membentuk huruf V.

"Beneran bisa kan, nyetirnya?" selidik Zara, takut jika Mira membuatnya terjatuh lantaran ia belum sepenuhnya bisa mengendarai motor.

"Bisa lah! Gimana, mau kan?"

Zara tersenyum simpul, "Mau," Zara mengangguk-anggukkan kepala lalu berlari menuju kedalam rumahnya, dengan cepat gadis itu meraih tas, helm, dan ponselnya.

ELZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang