Be Here 26

7 1 0
                                    

"Kita cobain tempat baru yaaaah...." Jeje lalu membelokkan mobilnya ke sebuah kawasan apartment di mana lantai bawahnya terdapat berbagai macam tempat makan, dan ada kafe yang baru buka.

Mereka lalu memesan dan menghabiskan makanan mereka.

"Eh, kita mau nyanyiin lagu apaan deh....?" Tanya Ailee pada dua cowok dihadapannya yang sedang berebut kentang.

"Apaan ya Ai.... Tapi kita akustikan aja kan...."

"Nah, itu gitar aja nih..?"

"Lo main keyboard lah Ai... ya ya ya...." Pinta Jeje.

"Atau kita sewa piano..."

"Je, jangan lebay...."

"Hahahahaha, serius..."

"Panggungnya gak cukup jir..."

"Ya kita mah main di lapangan lah, khusus..."

"Minta ditimpuk nih anak satu...."

"Ih, beneraaaan, kita mau main lagu apa...."

"Lagu yang biasa kita mainin aja, jadi gak usah latihan.." ucap Irun

"Iya, gue males latihan-latihan...." Disetujui oleh Jeje.

"Lah, kalian gimana sih, masa kita gak latihan..."

"Ya nanti latihan aja di rumah lo ya Ai, minjem studionya Bang Hyun...."

"Nah, itu oke...."

"Oke..... nanti list lagunya apa aja yah...."

"Siap Tuan Puteri..."

"Eh udah yuk pulang..." ucap Irun, ini sudah terlalu malam untuk Ailee berada di luar.

"Oke...."

Mereka bertiga lalu menunggu di depan pintu lobi menunggu jasa valet mengambil mobil Jeje.

Saat Irun melihat ke arah kanan, ia melihat Changsub dan Lala. Irun tanpa aba-aba langsung menghampiri Changsub dan langsung memukulnya, telak di rahang Changsub.

"Changsub...." Teriak Lala.

"Irun...." Teriak Ailee yang langsung berlari ke arah Irun untuk menahan Irun memukul Changsub lagi.

"Run, tahan.." Jeje juga menahan tubuh Irun.

Mereka melihat Changsub yang dibantu berdiri oleh Lala, Changsub menyeka ujung mulutnya yang berdarah.

"Irun, udaaaaah....." pinta Ailee.

"Ailee...." Changsub kaget melihat Ailee di sana.

"Brengsek lo Bang, lo tau Ailee nungguin lo berapa jam hah...."

"Terus lo, di sini sama cewek lo, bukannya lo bilang dia mantan lo Bang, terus lo berduaan di apartment...."

"Asik kayaknya...." Irun marah.

"Irun, gak boleh gitu..."

Mereka sudah jadi tontonan sekarang. Sudah ada beberapa satpam juga di sana yang mencoba memisahkan. Jeje memberi isyarat pada mereka agar tidak perlu ikut campur, karena ini hanya salah paham. Para satpam mengerti dan meninggalkan mereka.

"Ailee... maafin aku..." ucap Changsub.

"Sayang kamu gak papa kan..." ucap Lala.

"La...." Changsub dengan suaranya yang sepertinya sudah lelah dengan Lala.

"Iruuun...." Ailee lalu memeluk Irun.

"Jangan.. udah kita pulang aja...." Ucap Ailee tetap sambil memeluk Irun. Hanya ini cara terakhir untuk menenangkan Irun.

Ailee lalu menarik Irun menjauh dari Changsub dan Lala, mengikuti Jeje menuju mobilnya.

Setelah agak jauh, Ailee berbalik dan membungkuk ke arah Changsub.

"Kami duluan Kak..." ucap Ailee.

"Irun...." Rengek Ailee.

"Jangan kayak tadi...." Ailee menangis sekarang.

Jeje meminggirkan mobilnya, ia tidak bisa konsentrasi menyetir sekarang apalagi dengan Ailee yang menangis. Ailee selalu seperti itu, ia tidak bisa jika Irun atau Jeje terluka, marah, sedih, diam tanpa sebab. Begitu polos menurut Jeje dan Irun. Ailee bukan cengeng atau manja, tidak. Tapi entah mengapa Ailee selalu merasa tidak bisa melihat Irun atau Jeje kenapa-kenapa.

Irun mulai tenang, apalagi dengan Ailee yang sudah menangis sekarang, ia tidak bisa membiarkan Ailee terus menangis seperti ini.

"Maaf Ai, Irun tadi kebawa emosi..."

Ailee mengangguk, ia masih mendekap Irun dengan erat. Irun lalu mengelus lembut punggung Ailee.

"Udah jangan nangis lagi...." Ucap Irun lembut.

"Kalian sekarang kenapa sih, kok jadi sering emosi kayak gini....." keluh Ailee pada Irun dan Jeje, Ailee sudah melepaskan pelukannya.

"Gara-gara Ailee yah..?"

"Ai......" panggil Jeje.

"Lo gak inget waktu lo juga marah-marah sama Cindy gara-gara boongin gue..." Jeje mengingatkan kejadian beberapa bulan lalu.

"Kita bertiga udah terikat, kita udah lima belas tahun loh bareng....."

"Jadi ya kita saling melakukan hal yang sama, saat salah satu dari kita kenapa-kenapa...."

Ailee mengangguk mengerti.

"Gue sama Irun, gak bisa ngeliat lo kenapa-kenapa...."

"Bedanya, Irun kan emosinya lebih gampang kesulut, kalau gue selalu pake cara yang lebih alus, tapi dengan tujuan yang sama, ngebuat yang nyakitin lo jera...."

"Ah, iya....." Ailee kembali mengingat beberapa kejadian yang menyangkut dirinya dan dua sahabatnya.

"Segini Bang Seo atau Bang Hyun gak tau loh, kebayang kan kalau mereka juga tau, adik kesayangannya diginin..."

"Iya Je... tapi kan gue serem ngeliat kalian gitu,,, apalagi lo Run, gue takut lo kenapa-kenapa...." Ucap Ailee lemah.

"Gue gak akan kenapa-kenapa, tenang aja...."

Pagi ini Ailee disambut oleh Changsub yang sudah menunggu Ailee di depan kelasnya. Ailee hendak kembali ke arah lobi tapi keburu ditahan oleh Changsub.

"Ai...." Changsub menarik Ailee.

"Pagi Kak Lee...." Sapa Ailee, sepertinya percuma Ailee kabur dari Changsub.

"Bisa kita duduk di sini dulu, aku mau ngomong...." Ailee mengangguk, mereka lalu duduk di bangku semen yang disediakan di sepanjang kelas. Banyak yang melewati mereka dengan rasa penasaran. Ya isu soal Changsub dengan Ailee sudah menjadi berita hangat di kampus, apalagi sejak kejadian di Aula, di mana Changsub masuk dengan tangan yang menggenggam Ailee.

"Ai, aku mau minta maaf...."

"Aku harus jemput Lala kemarin...."

"Dia...." Ailee langsung memotong omongan Changsub.

"Iya Kak Lee, gak papa...."

"By the way, Kak Lee, maafin Irun yah, itu masih sakit..?" tanya Ailee sambil menunjuk pipi Changsub.

Changsub lalu memegang pipinya, "Enggak kok, gak papa....."

"Yaudah Kak, saya ke kelas duluan yah..." Ailee meninggalkan Changsub di sana.

Rina/La, lo liat nih..../

Rina mengirimkan sebuah foto kepada Lala, foto Changsub yang sedang duduk berdua dengan Ailee di depan kelas.

Lala/gue ke kampus sekarang/

w(I')ll Be HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang