Be Here 33

8 2 0
                                    

Hari yang ditunggu tiba, Sabtu ini kampus benar-benar 'party', dengan banyak panggung kecil disetiap fakultas dan satu panggung utama yang akan mulai tepat pukul tiga sore. Beberapa band pembuka sudah bermain, menarik para penonton agar berkumpul di panggung utama.

"Kalian tampil jam berapa ?" tanya Rista.

"Jam delapanan gak sih...."

"Iyak, tampil jam delapan lima belas kita, rundown sih gitu..."

"Oke, masih ada waktu buat makan dulu kan yah.."

"Masih si Ros, kenapa..?"

"Gue pesen pizza guys, buat kita semua..."

"Waaah, thank you....."

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, mereka sudah dipanggil untuk bersiap, jangan jauh-jauh dari panggung. Grup mereka akhirnya dipanggil untuk bersiap, lapangan sudah penuh, ya siapa yang bisa melewatkan penampilan Irun dan Jeje, sudah pasti cewek-cewek di sana menunggu mereka. Bahkan bukan hanya dari kampus S tapi juga kampus lainnya. Mereka membawakan lagu pertama yaitu keepyousafe by Yahya, vocal Ailee dan Jeje sangat manis di sana, berpadu dengan gitar Irun, sempurna, membius para penonton di bawah mereka. Mereka lalu membawakan lagu kedua, happier by Olivia Rodrigo dengan Ailee yang memainkan keyboardnya dan Irun serta Jeje menyempurnakan dengan gitar akustik mereka.

"Lagi....lagi....." banyak sorakan meminta mereka menyanyikan lagu lainnya.

"Sorry guys, tadi lagu terakhir kita..." ucap Jeje.

Banyak desahan kecewa dari penonton, lalu seorang panitia membisikan sesuatu pada Jeje.

"Ah, kita diizinkan satu lagu lagi...."

Jeje melihat Irun dan Ailee.

"Lagu apaan..?" tanya Jeje.

"How if Dandelions..?" tanya Ailee pada Irun dan Jeje.

"Berarti Jeje megang cajon yah...."

"Oke...."

"Oke guys, satu lagu lagi buat kalian Dandelions..."

Tepuk tangan menyambut lagu ketiga mereka. Mereka lalu menyudahi lagu ketiga mereka dengan puas, karena banyak yang ikut bernyanyi dengan mereka. Mereka lalu menuruni tangga yang terletak di belakang panggung, Ailee turun terakhir.

"Ailee...." Changsub sudah berdiri membelakangi Ailee dengan tangannya yang memegang tangan Lala.

Ailee terjatuh ke belakang, tubuhnya mengenai ujung tangga besi. Tubuh Changsub jatuh di atas Ailee. Irun dan Jeje lalu melihat tubuh Changsub yang mulai mengeluarkan darah segar. Lala menusukkan sebuah pisau di sana. Beberapa panitia melihat kejadian itu langsung menarik dan mengamankan Lala dengan pisaunya.

"Ailee, kamu gak kenapa-kenapa kan..?" tanya Changsub sambil memegang perutnya yang masih mengeluarkan darah.

Ailee masih menopang tubuh Changub dan melihat luka itu, ia terdiam sejenak, lalu suara Irun menariknya ke kenyataan dihadapannya sekarang, "Ailee....."

"Kak Lee...." Ailee langsung membantu menutupi luka Changsub dengan tangannya.

"Irun, Jeje.. cepet panggil ambulan...."

"Bang, lo tahan dulu, sebentar lagi ambulan dateng..." ucap Irun.

Irun melihat Ailee yang anehnya tidak menangis, tapi mata itu kosong.

"Ailee...." ucap Irun.

"Run, cepet panggil ambulan, Kak Lee..."

"Iya Ai, sebentar lagi ambulannya dateng..."

Acara tetap berjalan di atas.

Changsub sudah di ambulan sekarang, dengan Ailee yang menemani.

"Hei, aku gak papa..." ucap Changsub.

Ailee tidak menjawab. Irun dan Jeje mengikuti ambulan dari belakang.

"Run kenapa..?" tanya Jeje.

Irun melihat tangannya, ada darah di sana, yang ia ingat ia tidak menyentuh tubuh Changsub, jadi di mana ia mendapatkan darah ini, "Ailee....?".

"Je, calling Bang Minhyuk, suruh siap di rumah sakit.."

"Run, tapi kan Bang Changsub yang luka.."

"Siap-siap Je..."

"Buat..?"

Sampailah mereka di IGD.

"Ailee..?"

"Kak Minhyuk, temen aku... temen Ailee.."

"Iya.. iya tenang, sudah ditangani Ailee..."

Irun memperhatikan Ailee, tidak ada yang terlihat pada wajahnya dan ia tidak melihat bekas darah di baju Ailee, walau Irun tidak yakin karena Ailee menggunakan baju hitam dan celana navy, "Ah pasti ini tidak sengaja tadi kena darah Bang Changsub..."

"Je, hubungin Rista... kasih tau abangnya di mana, dan gak usah panik udah ditangani..." ucap Irun, Jeje mengangguk lalu menelpon Rista.

"Gimana Dok..?" mereka langsung mengerubungi dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi.

"Pasien sudah stabil sekarang, untunglah pisau itu tidak mengenai organ vital pasien, jadi tidak ada yang perlu dicemaskan. Pasien sudah dipindahkan ke ruang perawatan dan tinggal menunggu siuman."

"Baik Dok, terima kasih."

Ailee tiba-tiba jatuh terduduk, mukanya pucat sekarang.

"Ailee...." Irun dan Jeje langsung memegang Ailee. Irun merasakan baju Ailee basah, ia lalu melihat telapak tangannya yang berlumuran darah.

"Ailee...." teriak Irun.

Ailee lalu tidak sadarkan diri.

"Irun... Jeje...."

Bug. Hyunsik mendaratkan pukulannya di wajah Irun.

"Hyun...." Yang langsung ditarik oleh Peniel.

"Ada apa ini, kenapa...?" teriak Hyun.

"Hyunsik, tenang...." Minhyuk memegang bahu Hyunsik.

"Kita butuh darah untuk Ailee, segera...."

"Ambil darah gue...." ucap Hyunsik.

"Kita cek dulu kondisi lo, ayo...."

"Oh ya, tolong kabarin juga Seo dia juga bergolongan darah A kan...."

Peniel lalu menelpon Seo.

"Jadi tadi tuh rame-rame di parkiran itu ini..?" tanya Peniel.

Jeje mengangguk.

"Kenapa lo gak ngasih tau kita, kita ada di sana kan.."

"Makanya Hyunsik marah, kalian tau gimana dia ke Ailee...."

"Maaf, kita panik dan kita gak tau kalau ternyata Ailee juga terluka, kita gak tahu Bang Niel..."

w(I')ll Be HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang