Mereka lalu naik lift untuk menuju basemant, di mana mobil Jeje diparkir.
"Je, kenapa lo gak pake jasa valet dah...."
"Iya Je..." disetujui oleh Ailee.
"Eh iya yah, jadi kan kita gak perlu turun jauh."
Brak.
"Run...." Ailee memegang lengan Irun dengan erat.
"Tenang Ai..."
Lift tiba-tiba berhenti, lalu lampu lift mulai kelap-kelip dan tidak lama mati.
Jeje berusaha menekan tombol untuk membukan lift secara darurat dan tombol untuk melakukan telpon darurat.
"Damn.... Run HP lo ada sinyal gak?" Jeje melihat HPnya yang nihil, tidak ada sinyal.
"Haaaaah....." Ailee terdengar mengambil nafasnya satu-satu dengan berat.
"Ai.... Are you okay...." Irun panik begitu pun Jeje.
Jeje terus berusaha agar segera mendapatkan bantuan.
"Ai, lo masih sama kita kan.. Ai atur nafas lo....."
Mereka sadar lift ini sempit dan gelap. Musuh besar Ailee.
"Ai.... Ailee...." Irun merasakan tangan Ailee sudah tidak memegang lengannya.
"Je, Ailee pingsan... anjir.. ini lift kenapa sih. Argh...." Irun memukul dinding lift.
"Run handphone lo beneran gak bisa bikin panggilan..?"
Irun memencet nomer darurat 112 dan tersambung.
"Je, lo yang ngomong, gue megang Ailee...."
Irun memberikan handphonenya kepada Jeje, dan Jeje memberikan handphonenya ke Irun untuk menyalakan flash dari sana.
"Ailee.... Wake up... Ailee please...." Tubuh Ailee semakin dingin. Irun membuka jasnya lalu ia gunakan untuk membungkus tubuh Ailee.
Jeje di sana melaporkan situasi dan juga meminta ambulan karena Ailee yang tidak sadarkan diri.
Tidak lama tim damkar datang untuk membuka lift secara paksa. Irun ikut dalam ambulan dengan Ailee, sedangkan Jeje mengendarai mobilnya, mengekor ambulan yang akan membawa mereka ke rumah sakit.
"Run, kabarin Bang Seo...."
Irun/bang, kita lagi perjalanan ke RS Harapan./
Kak Seo yang menerima pesan tersebut langsung menelpon Irun.
"Bang, kita ceritain nanti, sekarang Ailee pingsan Bang, ini Irun di ambulan...."
Tut. Seo langsung mematikan telponnya.
"Hyunsik...."
"Iya Kak, kita ke rumah sakit sekarang.."
"Kenapa?"
"Ailee pingsan..."
"Biar gue yang nyetir.." Peniel menawarkan diri, sepertinya tidak baik membiarkan Seo atau Hyunsik yang menyetir, mereka sangat panik sekarang.
Seo sedang menghubungi seseorang sekarang.
Brangkar Ailee langsung dibawa ke bagian IGD.
"Irun, Jeje... di mana Ailee..?" Irun dan Jeje melihat siapa yang memanggil mereka.
"Bang Minhyuk, Ailee......" Irun lalu menunjuk ke arah brangkar Ailee di bawa.
"Laporkan keadaannya?" ucap seorang dokter yang baru saja datang, lalu petugas yang berada di ambulan sebelumnya melaporkan keadaan tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan Ailee, tanda vital Ailee.
KAMU SEDANG MEMBACA
w(I')ll Be Here
FanficKenyataan pahit yang menampar Ailee seorang gadis cantik dengan segala masa lalu gelapnya, membuat Ailee selalu bersyukur ia memiliki malaikat penjaganya. Memiliki tangan yang selalu siap untuk ia genggam saat ia hilang arah. Memiliki bahu yang sela...