Be Here 28

5 1 0
                                    

"Kalian jangan ke kamar dulu yak...." Ucap Jeje pada Rosie dan Rista di dapur.

"Kenapa Je..?" tanya polos Rosie.

"Biar Ailee sama Irun dulu, Ailee bisa tenang kalau sama Irun..." jawab Jeje.

"Je, mereka tuh hubungannya gimana sih..?" tanya Rista.

"Kenapa Ta..?"

"Gue ngerasa ya beda aja...."

Jeje hanya tersenyum.

"Gak kok, kita kayak gini dari dulu, emang beda aja cara kita bertiga...."

"Eh btw, Ailee di mana tadi, terus kok basah kuyup ngegigil gitu sih...."

"Nah itu... gue yakin dia dikerjain... iya gak sih...."

"Udah nangisnya..?" tanya Irun.

"Run... jangan kasih tau Kak Seo sama Kak Hyun..." pinta Aileee.

"Tapi Ai...."

Ailee mengeluarkan puppy eyesnya.

"Nanti takut rame lagi, kan Irun tau Kak Seo sama Kak Hyun gimana...."

"Iya, kita gak akan bilang apa-apa, tapi buat saat ini aja... dan dengan satu syarat, Ai bilang siapa yang bikin Ai kayak gini.."

"Run..."

"Apa...."

"Janji gak akan ngapa-ngapain mereka tapi...."

"Mereka..?"

"Irun boleh tebak...?"

"Lala yah..?"

Ailee tidak menjawab, menandakan bahwa tebakan Irun benar.

"Yaudah, sekarang Ai tidur yah..."

Ailee lalu berbaring, Irun lalu menyelimuti Ailee, mengelus-ngelus lembut kepalanya sampai Ailee terlelap.

"Gimana Run....?" Tanya Jeje saat melihat Irun turun dari tangga dan bergabung dengan mereka.

"Ailee udah tidur..."

"Lala..."

"Hah...?"

"Lala yang ngerjain Ailee....."

"Tuh kan, apa kata gue, dia cewek gila..."

"Apa gara-gara tadi pagi..?" Rosie mencoba menebak alasan Lala melakukan itu pada Ailee.

"Kenapa..?" tanya Jeje penasaran.

"Kata Ailee, tadi pagi Kak Changsub nungguin dia di depan kelas, terus ngobrol sebentar buat minta maaf gitu deh..."

"Ah.... terus dia dapet laporan aneh-aneh... terus main labrak aja deh..." ucap Rista meruntut kemungkinan kejadian yang terjadi.

Irun mengepalkan tangannya.

"Run dia cewek...." Jeje mengingatkan Irun, Jeje tahu betul tabiat Irun.

"Jadi gimana..?" tanya Rista.

Irun lalu mencoba menghubungi seseorang.

"Bang, lo di mana..?" tanya Irun di telpon.

Tut. Irun langsung mematikan sambungan telponnya setelah mendapatkan jawaban dari lawan bicaranya.

"Je, gue pinjem mobil lo...."

"Run, lo mau ke mana..?" tanya Jeje.

Irun tidak menggubris pertanyaan Jeje, ia langsung keluar. Jeje berlari mengikuti Irun.

"Kalian, gue nitip Ailee.. ada apa-apa hubungin gue, jangan Irun... gue yah...." Pesan Jeje pada 2 temannya yang hanya bisa melongo melihat Irun yang menakutkan, seperti sudah siap membunuh.

"Gue ikut sama lo...." ucap Jeje, ia tidak mungkin membiarkan Irun pergi dengan emosi seperti ini sendiri. Ia bukan takut Irun kenapa-kenapa, tapi ia lebih takut pada lawan Irun jika memang mereka akan berantem. Irun pernah hampir menghilangkan nyawa laki-laki yang sudah membuat Ailee menangis beberapa tahun lalu.

"Mau kemana Run..?" tanya Jeje.

Irun masih tidak menjawab Jeje.

Mobil mereka berbelok ke arah tongkrongan anak-anak kampus. Sebuah parkiran di depan gedung yang sudah tidak digunakan lagi. Masih dalam lingkungan kampus, jadi mereka bebas untuk menggunakannya. Walau tetap ada aturan tidak tertulis tidak untuk minum dan hal-hal negatif lainnya.

Jeje melihat di sana mereka sedang berkumpul seperti biasa. Hari baru saja memasuki malam.

"Run....." Jeje menahan Irun, mencoba membuat Irun berubah pikiran, ia tahu apa yang ada dalam pikiran Irun.

"Run, please dinginin kepala lo...."

Irun mencoba menarik nafasnya berkali-kali ia juga mencoba tenang, tapi sulit. Ini bukan pertama kalinya Ailee terluka atau menangis karena laki-laki bernama Lee Changsub, laki-laki yang baru saja memasuki kehidupan Ailee.

"Eh Run, Je......" sapa anak-anak yang berada di sana saat melihat mereka berdua mendekat.

Irun langsung menuju Changsub tanpa basa-basi, Irun kemudian menarik kemeja Changsub sehingga membuat Changsub berdiri.

"Woh.... Woooh.... Kenapa nih.." tanya Changsub, mencoba membaca situasi.

"Run, lepasin.. ada apa ini..?" tanya Hong.

Bug.

Irun tanpa aba-aba langsung memukul wajah Changsub.

"Shit...." Umpat Changsub.

"Run, lo apa-apaan sih...." Hong mencoba menarik Irun, begitupun dengan Jeje, yang lain hanya bisa menonton, tidak akan ada yang berani ikut campur, apalagi dua laki-laki yang ditakuti yang sedang adu kekuatan.

"Run, gue bilang dinginin kepala lo..." Jeje kembali mengingatkan Irun.

"Run, ada apa ini... lo gak bisa dateng-dateng langsung mukul gue gini...." Changsub lalu melepaskan dirinya dari Irun, ia menyeka ujung bibirnya, ada darah di sana.

"Gue udah bilang sama lo Bang, lo urusin Lala..." ucap Irun kesal, ia sudah siap mendaratkan kembali kepalan tangannya di tubuh Changsub.

Changsub diam, "Lala...?"

"Lo tau apa yang dilakuin cewek lo itu ke Ailee, gue ikutin mau lo, gue gak akan mukul Lala, jadi lo yang gue pukul, karena lo gak becus..."

"Run, jelasin ke gue.. kenapa...?" Changsub mulai bisa membaca situasinya, Irun kayak gini pasti karena Ailee, dan Lala yang disebut sebut, ya dia bisa menebak apa yang terjadi.

"Gue peringatin lo lagi Bang, ada apa-apa sama Ailee dan itu gara-gara lo, gak cuma muka lo yang kena, ah iya... gue juga gak tau sampai kapan gue bisa nahan buat gak nonjok Lala...."

Irun lalu pergi meninggalkan Changsub dan yang lainnya.

"Run, tunggu...." Jeje mengejar Irun.

Mereka berdua lalu kembali ke rumah Ailee setelah selesai dengan Changsub.

"Changs, mau ke mana..?" tanya Hong yang melihat Changsub pergi begitu Irun meninggalkan mereka.

Changsub tidak menjawab Hong.

w(I')ll Be HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang