Bagian 6 : Labrak

6.5K 575 31
                                    

Lagi-lagi Nasha kena marah oleh atasannya karena melakukan kesalahan. Kurang fokus dalam bekerja. Nasha diberikan SP 1 membuat Nasha stress dan pusing.

Dengan lesuh ia pulang. Tapi, sebelum keluar dari ruangan karyawan, ia memberikan lirikan tajam pada karyawan lain yang menjadikan dirinya bahan gibahan. Kalau saja kondisi Nasha stabil, sudah pasti mulut-mulut itu ia tarik hingga tidak bisa bergosip lagi.

Berbaur dengan pengunjung mall yang lain, ia turun ke lantai dasar menggunakan eskalator.

Nasha yang tadinya lesu mendadak bugar saat melihat sosok Bara. Apalagi kekasihnya itu bersama seorang wanita.

Segera ia melewati beberapa para pengguna eskalator. Mengejar Bara. Melangkah dengan tergesa-gesa.

Bara dan wanita itu singgah ke arah toilet. Hanya wanita itu yang masuk sementara Bara menunggu di lorong.

Bara belum menyadari kehadirannya karena terpekur dengan ponselnya.

"Bara, ngapain disini?"

Bara tersentak, refleks menoleh padanya. Kedua mata Bara membulat membalas tatapannya yang memicing.

"Em... kamu baru mau kerja?" Bara memang tidak mengetahui jika ia pindah shift, karena beberapa hari belakangan mereka selalu bersitegang.

"Shift ku pindah. Gak di shift malam lagi. Jawab pertanyaan aku. Kamu ngapain di sini? Kok gak bilang ke aku?"

"Kamu kan marah sama aku." Bukannya menjawab pertanyaan yang pertama, Bara malah menjawab pertanyaan yang kedua. Terkesan menghindari pertanyaan pertama membuat tatapan Nasha semakin tajam.

"Tadi aku lihat kamu sama cewek. Itu anak magang kan yang kamu bilang?! Ngapain kamu jalan berduaan sama dia?!"

"Sha, pelanin suaranya!" desis Bara melirik orang-orang yang melewati mereka. Menatap mereka secara terang-terangan.

"Kamu beneran selingkuh..." Nasha memukul pundak Bara. Sangat keras membuat pria itu mengaduh sakit. Dan saat ia hendak memberi pukulan lagi. Tangannya ditahan.

"Kenapa sih akhir-akhir ini kamu nuduh aku selingkuh, Sha?" Bara mengerang lelah masih menahan tangan Nasha. Mencegah Nasha memukulnya lagi.

"Mas Bara..." Bukan hanya Bara yang menoleh melainkan Nasha.

Nasha mengamati wanita itu. Persis dugaannya jika wanita itu adalah 'anak magang' yang sempat ia stalk. Penampilannya semenarik foto-foto yang diposting di akun media sosial wanita itu.

Wanita yang lebih muda darinya. Juga lebih tinggi darinya. Lebih berpendidikan dan lebih cantik. Mungkin setiap bulannya ke klinik kecantikan untuk melakukan perawatan kulit. Tidak seperti dirinya. Apalagi setiap hari selalu berkendara menggunakan motor.

Dengan pelan Nasha melepaskan tangannya dari Bara. Ia menatap Bara dan wanita itu secara bergantian.

"Dia siapa Mas?" tanya wanita itu pada Bara lalu kembali mengamatinya.

"Saya SPG," Nasha yang menjawab, lalu menatap Bara dengan pandangan berkaca-kaca. Pria itu hanya diam. Bahkan tidak mencegah maupun mengejarnya ketika ia beranjak pergi.

Kedua kaki Nasha bergetar pelan, ia tidak sanggup mengenderai motornya pulang. Berjongkok di sebelah motornya ia mulai menangis seraya mengeluarkan ponselnya. "Vio! Jemput gue!" Lalu menangis keras seraya menceritakan apa yang terjadi dengan nada yang tersendat-sendat membuat Viora yang berada di seberang sana semakin bingung. Sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Nasha.

Menyeka air matanya kasar. Nasha memutus panggilan ketika Viora siap menjemputnya. Hanya itu temannya yang bisa menjemputnya karena Odit dan June pasti sibuk. Serta Salena yang berada jauh.

Kepala Nasha menegak saat menyadari sosok Bara. Ia segera menyeka air matanya kasar. Membuang pandangannya.

"Sha," panggil Bara membungkuk, berniat menarik Nasha agar berdiri, tapi tangannya dilepas.

Nasha berdiri sendiri, ia meraih helm lalu melemparnya ke arah Bara. "Sialan kamu Bara!"

"Sha, tenang dulu."

"Aku harus tenang bagaimana?! Hah?! Kamu bajingan!" Nasha memberikan Bara pukulan bertubi-tubi.

"Sha, kamu salah paham. Aku sama sekali gak ada hubungan sama cewek itu. Kamu dengerin aku sebentar. Oke?" Pinta Bara seraya menghentikan pukulan Nasha pada tubuhnya. Disaat Nasha terdiam, ia mulai menjelaskan. "Tadi aku gak sengaja ketemu Imelda di lobi mall. Sekalian aku mau minta tolong sama dia. Jadinya aku nunggu dia pas dia masuk ke toilet."

"Kamu mau minta tolong apa?" Suara Nasha serak. Nada bicaranya acuh tak acuh.

"Minta tolong buat minta saran dia tentang kalung yang bagus dan cocok buat kamu."

Mata Nasha memicing tajam. "Kan kamu bisa minta saran di pegawai toko perhiasan. Gak perlu minta tolong ke dia, kan?" Lalu Nasha terdiam sejenak. "Kenapa kamu mau beliin aku kalung?!"

"Ya biar kamu berhenti diemin aku dan marah-marah terus, Sha. Akhir-akhir ini kita sering berantem tau gak," ujar Bara lemah.

"Jadi kedatangan gue cuma disuruh nonton drama lebay kalian?" Cibiran tersebut membuat mereka menoleh ke arah Viora yang mengenakan helm. Wanita itu ke mall tersebut menggunakan ojek online karena berniat menjemput Nasha yang menggunakan motor.

Nasha menyengir pada Viora yang terlihat kesal.

"Bara mau traktir lo, Vi."

Bara menatap Nasha lalu Viora.

"Mana ada si pelit itu traktir," ujar Viora sengit membuat Bara mendengus kesal.

"Berhenti ngatain gue pelit. Gue traktir lo!" ujar Bara tidak terima dikatai pelit.

"Ya udah lo traktir gue makan BBQ Korean."

Bara langsung berdecak kesal. "Pecel lele aja."

"Kampret!" Viora menatap Nasha yang wajahnya sembab. "Putusin aja tuh cowok gak modal!"

Kedua mata Bara melotot, lalu mengangguk pelan membuat Viora tersenyum lebar.

Bara lalu menatap Nasha. Mengusap pundak Nasha yang langsung menepis tangannya. "Udah dong Yang. Sampai kapan sih kamu marah terus? Mau langsung ngomong sama Imelda biar kamu gak salah paham?"

Nasha hanya diam. Melewati Bara lalu merangkul lengan Viora. Berjalan lebih dulu, kembali masuk ke dalam gedung mall. Dengan tujuan restoran BBQ.

Bara di belakang hanya mampu menghela nafas pelan. Mengikuti dua wanita itu.

"Vi, soal lo yang omongin tempo hari kayaknya bener deh," ujar Nasha pelan agar Bara tidak mendengarnya.

"Yang mana?"

"Tentang film Friendzone, yang waktu itu lho."

Viora mengangguk. Mengingat perkataannya.

"Tadi Bara ngomong mau beliin gue kalung. Bara gak bisa dipercaya lagi, Vi. Gue takut banget..."

***

See you the next chapter

Salam manis dari NanasManis😉
22/08/21

Bittersweet PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang