Bagian 8 : Mobil Baru

4.9K 546 15
                                    

"Pelan-pelan dong tutupnya!" Mata June melotot pada Nasha yang mengeraskan tarikan pintu untuk menutup mobil setelah wanita itu masuk.

Nasha hanya menyengir lalu menyuruhnya segera menyetir.

Motor Nasha mogok, hingga ia memaksa June menjemputnya juga menyuruh pria itu agar kenalannya yang memiliki bengkel motor menjemput motornya.

"Jun, sekalian lo bayarin buat biaya motor gue, ya?" June mendelik tajam padanya membuatnya tergelak. "Ayo dong, Jun. Baru kali ini gue minta duit ke lo."

"Kagak ah! Daripada gue biayain buat perbaikan motor lo, mending tuh duit gue tabung buat nge-lamar Vio." June tertawa saat Nasha memukul lengannya.

Hingga mereka tiba di kosan Nasha. "Jun, awas lo kalau gak bayarin! Gue pecat lo jadi temen gue!"

June melotot kesal apalagi saat Nasha kembali menghantam pintu mobilnya saat menutupnya. "Dasar cebol!"

Nasha tertawa seraya melambai pada June yang perlahan pergi. Tapi, tawa Nasha lenyap saat masuk ke halaman kosnya melihat sosok yang tidak asing duduk di kursi kayu, tempat tamu untuk duduk.

Sosok Imelda yang ia curigai selingkuhan Bara.

Kenapa wanita itu ada di sini?

Apa benar Bara dan Imelda berhubungan?

Sosok Bara yang turun dari lantai dua terlihat, pria itu menatapnya dan tersenyum membuat Imelda pun turut menatapnya.

"Baru pulang?"

Nasha memutar bola mata jengah mendengar pertanyaan Bara. "Kamu mau ke mana?" tanyanya seraya mengendikkan kepala ke arah Bara yang pakaiannya rapi.

"Ah anterin Imelda pulang." Tatapan Nasha langsung menajam ke wanita itu yang kini berdiri. "Sha, jangan salah paham dulu."

Nasha menarik tangannya saat Bara memegangnya. "Kamu mau bikin alasan apa lagi?"

Bara menghela nafas pelan. "Jadi gini, aku udah beli mobil, kamu lihat kan mobil yang itu?"

Mengikuti arah telunjuk Bara, melihat mobil Brio berwarna hitam yang terparkir di luar.

"Nah itu mobil bekas. Kenalannya Imelda. Jadi, Imelda nemenin aku buat beli mobil itu terus tadi singgah ke sini karena aku mau ketemu dulu sama kamu."

"Kok kamu gak bilang mau beli mobil?"

"Kan aku udah bilang."

"Ya maksudku..." Nasha terdiam, lalu melengos pergi. Naik ke kamarnya tidak mengacuhkan panggilan Bara.

Segera mengunci pintunya lalu menelpon Viora, karena tau temannya itu yang paling senggang. Tadi saja ia hendak memaksa Viora menjemputnya, tapi tidak ingin berakhir kepalanya dijitak karena jaraknya tadi lumayan jauh, juga karena Viora tidak memiliki kenalan bengkel motor.

"Vi! Bara udah beli mobil!" Nasha mondar-mandir mulai menceritakan segalanya. Mulai dari mobil bekas yang dibeli Bara merupakan yang dulunya milik kenalan Imelda, lalu pria itu meminta Imelda menemaninya. "Harusnya kan Bara minta gue nemenin dia!"

"Udah gue bilang sama anak-anak yang lain. Lo putus aja, Sha! Lama-lama gue geplak juga tuh pala kalau keras banget!"

Nasha mendengus mendengar respon Viora. Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tatapannya lurus ke langit-langit. "Gue harus mastiin dulu, Vi. Kalau emang Bara beneran duain gue. Ya... udah gue putusin dia."

Kemudian Nasha beringsut duduk. "Ta-tapi masa gue putus sih, Vi?" Nasha mengerang frustasi dan ia menatap layar ponselnya saat Viora memutus sambungan telepon. "Dasar Viora kampret!"

"Sha!"

Tatapan Nasha ke arah pintu. Di sana terdengar suara Bara.

"Sayang!"

Nasha turun dari ranjang lalu membuka pintu. "Apa?"

"Kamu kenapa sih ngambek terus?"

"Lho bukannya kamu mau anterin cewek itu? Kenapa malah disini?" ujar Nasha sinis.

"Dia pulang naik taksi."

"Kenapa gak anterin? Kasihan lho diam"

Bara tau Nasha menyindirnya, ia pun mencari cara agar Nasha tidak merajuk karena salah paham.

"Kamu mau jalan-jalan ke mana? Udah lama lho kita gak jalan-jalan berduaan."

"Ya soalnya kamu sibuk rapat!" Nasha mendelik sinis pada Bara yang hanya mampu menghela nafas pelan. Lalu Nasha menutup pintu.

"Sha."

"Aku mau mandi dulu!!"

***

Bara mengajaknya nonton membuat Nasha dongkol, apalagi saat tau film yang akan ditonton adalah film action. Nasha tidak suka, tapi sayang Bara telah membeli tiket. Jadi sia-sia saja Nasha menolaknya. Apalagi saat di bioskop mereka bertemu dengan Imelda.

Nasha menatap keduanya secara bergantian, apalagi saat meneliti ekspresi kebahagiaan Imelda.

"Wah gak nyangka kita ketemu di sini. Padahal aku kira bakal sendirian nonton."

"Kamu sendiri ke sini?"

"Iya Mas."

"Maksud lo sendirian apa? Di sini kan ramai, banyak orang. Lo gak anggap mereka semua?" Keduanya menatapnya, Nasha melengos membuang muka, apalagi saat Bara memberi isyarat agar ia harus sopan.

"Maksudku ke sini, Mbak. Terus gak ada yang aku kenal," ujar Imelda.

"Terus lo mau jadi obat nyamuk di antara gue dan Bara gitu? Kami lagi kencan kalau lo gak tau," balas Nasha sengit. Ia menoleh pada Bara saat pria itu menyentuh lengannya. "Apa? Gak terima kalau aku ngegas ke selingkuhan mu?!"

"Sha, kamu ngomong apaan sih?" Suara Bara tertahan.

"Kamu tau aku gak suka nonton film. Tapi kamu ajakin aku ke sini, Bar." Lalu Nasha menatap sejenak Imelda kemudian mengangguk pelan. "Ah, kalian janjian ya?"

"Sha kamu tuh apa-apaan sih?" Suara Bara mengeras membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Nasha merasa malu, ia menginjak kaki Bara lalu melengos pergi tidak mengacuhkan teriakan pria itu.

***

See you the next chapter

Salam manis dari NanasManis😉
25/08/21

Bittersweet PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang