"Sha..." Bara hendak meraih lengan Nasha, tapi Nasha menghindar. "Kamu mau pulang?" tanya Bara lemah karena posisi mereka saat ini berada di lobi mall.
Nasha hanya diam tidak mengacuhkan dirinya. Nasha fokus memandang ke arah pintu masuk parkiran. Seakan menunggu seseorang.
"Bukannya kamu mau makan? Kita makan dulu ya, abis itu pulang." Bara kembali membujuk. Ingin meraih tangan Nasha lagi, tapi kembali lagi Nasha menghindar. "Sha..."
"Mending lo makan sama cewek gatel itu!" desis Nasha. Amarah masih tersisa, belum puas menarik rambut Imelda. Kalau saja kondisinya tidak hamil dan situasi mereka tidak berada di tempat makan tadi, sudah pasti Nasha akan memberikan pelajaran yang tidak akan pernah Imelda lupakan.
"Kamu kok ngomong gitu? Aku maunya makan sama kamu."
Nasha mendelik sinis pada Bara yang memelas. "Gue gak mau makan sama lo!"
"Ya udah kita pulang. Ayo." Bara berhasil memegang tangan Nasha, tapi Nasha menepisnya. "Sha..."
"Gue gak mau pulang bareng lo!" sahut Nasha kesal.
Bara hendak menyahut lagi, tapi suara klakson mobil mendahuluinya. Tatapannya tertuju pada mobil June. Si pemilik mobil menurunkan kaca.
Segera Nasha naik, tidak sedikit pun menatap Bara yang tercengang di tempatnya.
June yang berada di dalam mobil terlihat bingung. Ia pikir Nasha sendirian ke mall. Ternyata ada Bara juga. Merasakan aura ketegangan di antara mereka, sepertinya mereka sedang bertengkar.
Segera Nasha menyuruh June melajukan mobil meninggalkan Bara yang kedua tangannya terkepal kuat. Menatap tajam mobil tersebut.
Sementara itu di dalam mobil June terjadi keheningan, hingga June yang tidak bisa mendengar kesunyian menyalakan tap mobil. Mengarkan musik lewat radio. Mengikuti nyanyian yang terputar membuat telinga Nasha terasa sakit mendengar suara sumbang June.
"Suara lo jelek June!"
June mendelik kesal pada Nasha. Sudah numpang, memaksanya untuk menjemput kini marah-marah padanya. Sudah pasti melampiaskan kemarahan yang di perbuat marah. Kenapa dia yang malah kena?
"Lo kenapa lagi sih ama Bara? Perasaan lo ama dia berantem mulu. Bukannya lo gak mau jadi janda, ya?"
Nasha langsung memukul lengan June membuat June tersentak kaget, ia mendengus kesal menatap Nasha. Lalu kembali fokus menyetir.
"Kalau lo marah ama Bara jangan ngelampiasin ke gue kampret!"
"Lo kampret!" Nasha mendengus kesal, ia memilih melihat Instagram dan langsung terpampang foto Odit dan Akram yang tengah pergi berbulan madu. "Nih lihat."
June melirik malas foto tersebut membuat Nasha tertawa. "Ditikung lagi lo!"
"Apa sih?!" balas June kesal.
"Emang sih kalau dibanding Akram sama lo, Akram jauh di atas. Bagaikan langit dan bumi." Ejekan Nasha membuat ekspresi June semakin keruh.
"Lo apa-apaan sih banding-bandingin gue sama Akram?"
"Lo suka kan sama Odit?"
Terjadi keheningan, bahkan radio mobil tidak ada suaranya.
Lalu tawa June pecah. Tertawa keras hingga mengeluarkan air mata. Perutnya terasa sakit.
"Ya kali gue suka sama Odit. Walaupun dia cantik, tapi bukan berarti gue jatuh cinta sama dia," sahut June geli. Lalu menyambung, "Lo beneran temen gue gak sih, Sha?" memasang ekspresi nelangsa membuat Nasha mencibir tanpa suara.
Temannya itu memang suka sekali mendramatis.
"Kalau lo punya duit, lo temen gue. Kalau enggak lo bukan temen gue." Gantian June yang mencibir mendengar perkataan Nasha. Nasha terdiam sejenak. "Kalau lo gak suka sama Odit, terus sama Salena?" Kembali menatap June yang membuat pria itu kembali tergelak.
"Apa sih lo? Ngawur banget. Tipe cewek gue bukan cewek yang polos." June tertawa. "Emang lebih dari temen, tapi Salena udah gue anggap adik gue kali."
"Terus Vio?" June terdiam sejenak lalu tertawa keras.
"Anjir!"
"Lo suka sama gue?" tanya Nasha horor membuat June pun memasang ekspresi horor lalu seakan ingin muntah.
"Mana ada gue suka sama cebol kayak lo!"
"Kampret lo!"
Nasha kembali terdiam, lalu kembali melotot menatap June. "Jangan-jangan lo suka sama laki gue? Ngaku lo?!"
June menganga.
Apakah Nasha benar-benar menganggap orientasi seksualnya rusak?
"Iya gue suka! Gue bakal rebut Bara dari lo!"
Nasha pun menarik rambut June membuat June berteriak sakit.
"Sha, gue lagi nyetir!!"
***
Bara menunggu Nasha. Duduk di teras rumah. Sudah sejam lebih ia tiba di rumah, tapi Nasha belum kembali.
Saat melihat Nasha membuka pagar rumah, ia segera berdiri. Menyorot tajam wanita itu.
"Sha, kamu dari mana aja?"
Nasha mendelik sinis pada Bara, melewati Bara begitu saja. Tapi tidak lupa berujar, "Gak usah sok posesif!"
"Jelas aku tanya, karena aku suami mu!" Bara meraih lengan Nasha. Ia menjaga suaranya agar tidak terdengar di luar. Saat ini mereka telah berada di kamar. "Kamu pergi sama laki-laki lain..."
"Gue pergi sama June. Lagian tadi gue makan bareng Vio juga. Lo ngapain sih marah-marah ke gue?!" Nasha kembali kesal. Menepis tangan Bara.
"Kamu lebih milih makan bareng temen-temen mu di banding aku, Sha?"
Nasha memutar bola mata malas melihat ekspresi sendu Bara. "Gak usah lebay deh!"
"Apa yang lebay?! Kamu kenapa gak bisa hargain aku sedikit pun, Sha? Aku gak tau apa yang Imelda lakuin sampai kamu marah. Aku bener-bener gak tau apapun. Tapi kamu marah sama aku?"
Nasha menatap tidak percaya Bara yang seakan menyalahkan dirinya. Dengan kata lain, Bara bermaksud mengatakan dirinya tidak pantas marah pada Bara karena yang membuatnya marah adalah Imelda."Cewek itu suka sama lo, Bara!" ujar Nasha menekan setiap katanya.
"Terus?" Nasha tercengang mendengar dan melihat respon Bara. Jadi pria itu tau?
"Jadi lo tau kalau dia suka sama lo?! Ah atau emang dulu, bukan sama janda gatel aja lo selingkuh, tapi sama dia juga? Lo nemenin dia ke mall waktu itu, kan?!"
Bara menghela nafas kasar.
Selalu saja...
Nasha selalu mengungkit kesalahannya.
Bara tau, ia sangat salah. Tapi, tidak bisa kah Nasha berhenti?"Sha, semua itu udah berlalu. Aku sama sekali gak pernah pacaran sama Imel..."
"Alah! Mana ada maling yang ngaku!" Sela Nasha tajam.
Kedua tangan Bara terkepal kuat. Membalas tatapan Nasha yang begitu tajam ke arahnya. "Gak ada sedikit pun rasa percaya kamu ke aku, Sha?"
"Sekali lo bohong, orang-orang bakal susah percaya sama lo!" balas Nasha tajam.
***
See you the next chapter
Salam manis dari NanasManis😉
2/09/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Promise
Romance•Bittersweet Series 3• _____________ Berjanji untuk saling setia. Berjanji untuk saling menjaga. Berjanji untuk saling mengerti. Apalah jadinya jika itu hanya sebuah kata 'janji'. _____________ start: 17/08/21 end: 04/10/21 _____________ Copyright...