Bagian 7 : Minta Saran

4.8K 515 16
                                    

Setelah shift-nya habis, Nasha segera pulang. Bukan pulang ke tempat kos-nya melainkan ke rumah Odit. Malam ini, ia akan menginap di sana. Juga ada Viora dan June. Kalau saja Salena berada di kota ini, sudah pasti wanita itu akan ikut. Atau mungkin tidak, karena Salena telah memiliki suami, apalagi seorang anak.

Kehidupan seseorang yang telah menikah tentunya tidak sebebas sebelum menikah. Apalagi seorang istri, mengurus suami dan juga anak.

Nasha terpekur.

Kalau dia menikah, pasti ia tidak akan sebebas seperti ini ke rumah Odit untuk menginap. Atau pergi liburan bersama teman-temannya. Belum lagi jika ia telah memiliki anak. Bisa-bisa ia berhenti bekerja.

Nasha bergidik, kenapa ia malah merasa cemas untuk menikah?

Setelah tiba di rumah Odit. Ia langsung memarkir motornya, kemudian masuk ke dalam rumah dan menemukan Viora yang menemani Zidny makan cemilan atau lebih tepatnya Viora yang makan cemilan Zidny, sementara Zidny sibuk menghitung bungkus cokelat berukuran kecil tersebut.

Segera Nasha menoyor kepala Viora membuat temannya itu tersentak. "Bisa-bisa lo balik melar lagi, Vi." Mengingatkan temannya itu. Karena memang waktu sekolah dulu badan Viora gendut sehingga sering diejek 'gajah duduk' bahkan 'kuda nil' dan yang lebih parah namanya  diplesetkan menjadi 'Viona', salah satu karakter film kartun Shrek.

"Gue tiap hari work out kok. Terus sebelum tidur juga. Gak bakal," sahut Viora lalu berdiri. Kemudian menampilkan tubuh langsingnya. "Lo pasti iri kan, dasar cebol."

Nasha mendengus kesal. "Yang penting gue montok." Seraya menepuk bokongnya.

"Eh apa nih? Jangan bikin otak gue travelling, ya?" Sahutan tersebut membuat mereka menoleh ke arah June yang baru tiba.

"Harusnya otak lo disabuni, Jun. Tuh otak kotor banget," cibir Nasha pada June yang tertawa.

"Yang penting hati gue bersih," ujar June membuat Nasha dan Viora memasang gestur seakan ingin muntah.

"Halo calon anaknya Uncle, lagi ngapain?" June duduk bersila di sebelah Zidny yang mendongak menatapnya.

"Uncle Juju gak boleh ganggu!" Kedua mata sayu gadis kecil berusia enam tahun itu memicing tajam.

"Nih anak makin hari makin mirip si Akram," ujar June seraya berdecak pelan menatap sosok Zidny.

"Emang kenapa? Kan anaknya," ujar Odit yang baru keluar berkumpul dengan mereka.

"Lo gak ada niatan rujuk ama Akram, Dit? Atau nikah ama Ares? Udah tiga tahun lo gantungin anak orang." Nasha menggoda Odit yang mengibaskan tangannya, dengan maksud enggan membahasnya.

"Odit mah udah nyaman jadi janda kaya," ujar Viora membuat Odit tertawa.

"Aelah mending sama gue, Dit," sahut June menggoda Odit. Tidak lupa menampilkan senyuman manis.

"Zidny mau gak Uncle Juju jadi papanya?" June bertanya pada Zidny yang langsung menggeleng.

"Papaku cuma Papi Akram. Gak boleh ada papa yang lain!" sahut Zidny.

"Tuh dengerin. Gak ada harapan. Mending lo sadar diri," cibiran tersebut dari Viora pada June.

"Mending gue pulang deh. Gak ada yang belain gue," gerutu June seraya berdiri.

"Emang yang nyuruh lo datang siapa?"

"Bangke lo pada."

Suara tawa menggema. Menertawakan June yang ekspresinya masam. Semuanya tertawa lepas, kecuali Nasha yang memaksakan tawanya.

Karena pikirannya tertuju pada hubungannya dengan Bara.

"Napa lo? Kayak orang yang gak bisa bayar utang." Teguran June membuat Nasha tersentak, kini semuanya menatap dirinya.

Nasha mendesah pelan.

"Ya apalagi kalau bukan karena Bara," sahut Viora mewakili Nasha menjawab. Karena tau jika temannya itu akhir-akhir ini dilanda kecemasan karena Bara.

"Selingkuh beneran tuh anak?" tanya Odit sangsi. Lama mengenal Bara, sejak SMA. Ia merasa ragu jika Bara selingkuh. Tapi, namanya juga orang pasti berubah, kan? Apalagi hubungan Bara dan Nasha telah terjalin sembilan tahun.

"Gak tau. Tapi feeling gue bilang, dia selingkuh." Nasha mulai merengek memeluk lengan Odit.

"Mending lo putus aja deh, Sha." Odit memberi saran yang membuat Nasha merasa dongkol.

"Hei! Hubungan gue dan Bara itu udah sembilan tahun kalau putus..."

"Ya terus lo mau tetep bertahan, bego?!" Odit menoyor kepala Nasha. Tidak habis pikir jika Nasha ingin bertahan di hubungannya yang sudah rusak itu.

"Iya nih si tolol!" sahut Viora berdecak kesal melihat tingkah Nasha.

"Mending lo putus, Sha. Terus pacaran sama gue. Dijamin hidup lo bahagia." Sahutan June membuat Nasha langsung mencibir.

"Yang ada hidup gue sengsara. Ogah gue sama lu!"

June tertawa melihat ekspresi jijik Nasha.

"Jadi gue harus gimana guys?!" Nasha mengerang frustasi.

"Mending putus!" sahut Odit semangat. Yang langsung diangguki June dan Viora.

"Gu-gue minta pendapat Salena deh, kan harus..."

"Yee~ ngapain lo minta saran kalau ujung-ujung gak yakin?" Viora menoyor kepala Nasha yang mencebik kesal.

"Ya... ya karena hubungan gue sama Bara udah sembilan..."

"Udah! Udah! Bubar! Kalau bucin dikasih saran tuh sia-sia. Gak bakalan kita didengerin."

***

See you the next chapter

Salam manis dari NanasManis😉
24/08/21

Bittersweet PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang