Bagian 21 : Pergi

6.1K 588 21
                                    

08124***: kalau kamu butuh sesuatu hubungi aku aja.

Bara menatap pesan tersebut. Pesan yang ia terima dari dua minggu yang lalu. Tidak mengacuhkan karena tidak ingin berurusan lagi dengan wanita itu.

Namun, itu pikiran Bara beberapa hari yang lalu. Kini ia menjalankan jari-jarinya. Membalas pesan tersebut.

Bisa kita ketemu di kafe wings?

Menyesap rokoknya, ia menghembuskan asapnya. Sesekali melirik ponselnya yang diletakkan di atas meja. Menunggu pesannya dibalas.

Hingga ia mendapat pesan. Jika Tamara bersedia datang. Ia pun menunggu wanita itu.

"Hei Bar!" Bara hanya tersenyum tipis saat Tamara telah berada di hadapannya.

"Maaf ya bikin kamu nunggu."

"Enggak kok," Bara menggeleng pelan.

"Kamu kurusan, Bar. Jangan-jangan karena kangen sama aku, ya?"

Bara mendengus pelan. Tamara terkikik dan berubah menjadi tertawa saat Bara berujar, "Pede banget kamu."

Karena terlalu fokus berbincang dengan Tamara, ia tidak tau jika seseorang memotret dirinya dan Tamara.

Dan foto tersebut terkirim pada Nasha.

Nasha menatap tajam foto tersebut dan segera membalas chat dari Imelda. Mencari tau posisi Bara sekarang.

Setelah mengetahui keberadaan Bara. Ia segera turun dari ranjang. Membuka lemari, tapi kemudian ia terdiam.

Sedang apa dia?

Apa yang ingin ia lakukan?

Melabrak Bara dan janda gatal itu seperti halnya beberapa bulan yang lalu?

Kemudian apa?

Nasha menghela nafas pelan, ia kembali merebahkan badannya di atas ranjang. Melamun.

Setetes demi setetes air mata jatuh dan ia menyeka, tapi tetap saja ia tidak berhenti menangis.

Bara sialan, batinnya dipenuhi amarah. Sia-sia saja ia berdoa tadi agar Bara lolos wawancara. Dilancarkan dan diterima kerja. Ternyata pria itu sedang merayakan keberhasilannya bersama dengan wanita lain. Yang tak lain, wanita yang membuat hubungannya dengan Bara kandas.

Kini di kepala Nasha terususun berbagai rencana. Apa yang harus ia lakukan pada Bara nanti? Pokoknya Nasha tidak akan tinggal diam begitu saja.

Kalau memang pernikahan mereka berakhir, biar saja.

Dari awal memang Nasha enggan menikah dengan Bara. Ia yakin bisa menghidupi anaknya sendiri.

***

Bara tersentak saat masuk ke kamar dan sesuatu mengenai lengannya. Lengan yang masih terasa perih pasca terserempet mobil dua hari yang lalu. Ia menatap Nasha yang menghunuskan tatapan tajam padanya.

Kali ini apa lagi?

"Dari mana lo?!" tanya Nasha sengit.

Bittersweet PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang