Nasha melenguh pelan, tangannya meraba-raba di sekitar tanpa membuka mata. Mencari bantal guling tapi tidak ia temukan membuatnya memaksa kedua matanya terbuka.
Kening Nasha mengernyit saat membuka mata dan melihat kamar kosnya.
Menggeleng pelan, ia memukul kepalanya. Berusaha menyadarkan dirinya. Ia sekarang tidak berada di kosnya.
Lalu ia di mana?
Kedua mata Nasha melotot, segera duduk hingga selimut melorot dari tubuhnya menampilkan dirinya yang tanpa sehelai benang. Nasha segera menarik selimut untuk menutupi dirinya.
Merasakan area sensitifnya agak perih.
Jadi, 'Hardin Scott' mengambil keperawannya?
Nasha meremas rambutnya. Gelisah sekaligus panik.
Kenapa bisa ia pasrah saat diperawani 'Hardin Scott'?
Tidur tengkurap, ia berteriak dengan suara tertahan karena menenggelamkan wajah di bantal. Semakin berteriak saat mengingat, ia yang melarang 'Hardin Scott' berhenti.
Apa-apaan ini?!
Rasanya Nasha ingin menangis. Tapi kemudian ia terdiam lalu kembali duduk.
Tersenyum saat mengingat 'Hardin Scott semalam saat berada di atasnya. Apa benar pria itu Hardin Scott?
Mana mungkin!
Nasha terkikik seraya memukul kepalanya. Tubuhnya kaku saat mendengar suara pintu terbuka.
Apakah itu Hardin Scott?
Duh, gimana kalau dia minta lagi? batin Nasha sangat percaya diri membuatnya ingin mencekik dirinya sendiri.
Ya namanya juga 'anu enak'.
Merapatkan selimut hingga ke dadanya, ia merapikan rambutnya. Memeriksa di sekitar sudut bibirnya, siapa tau saja ada ilernya yang mengering.
Nasha harus tampil cantik agar 'Hardin Scott' tidak menyesal menidurinya.
Haruskah Nasha meminta pertanggungjawaban?!
Ya harus!
Segera ia menoleh.
Senyum Nasha pudar. Kedua matanya melotot.
"Lo ngapain di sini?!!" menunjuk 'Hardin Scott'.
"Kamu lupa yang semalam?"
Nasha menggeleng kencang. Mencubit dirinya. Ini cuma mimpi!! Cuma mimpi! batinnya. Enggan percaya jika semalam dan sekarang adalah kenyataan.
Kenapa bisa 'Hardin Scott' malah berubah jadi Bara?!!
"Sialan!! Lo merkosa gue brengsek!!" Nasha melempar bantal ke arah Bara membuat pria itu menghindar. Saat ia hendak menarik lampu tidur, ia mengurungkan niatnya. Nasha tidak ingin ganti rugi.
"Sha, kamu tenang dul..."
"Hardin Scott mana? Kenapa lo yang ada di sini?!" teriak Nasha marah. Tidak terima kenyataan jika sosok 'Hardin Scott' yang ia lihat semalam dan mengambil keperawanannya adalah Bara.
"Kamu beneran gak inget, Sha? Semalam kita..."
"Enggak! Enggak!" Nasha histeris. Ia mendorong Bara saat pria itu hendak mendekat. Segera berlari masuk ke kamar mandi. Mengunci pintu. Meraih bathrobe lalu memakainya. Menutupi tubuh telanjangnya.
Nasha meringkuk di sudut kamar mandi. Memeluk kedua lututnya. Tidak mengacuhkan Bara yang mengetuk pintu. Menyuruhnya untuk keluar.
Rasanya Nasha ingin hilang kewarasan.
Gila!!
Ini benar-benar gila!!
Kenapa Bara yang tidur dengannya?! Kenapa Bara mengambil kegadisannya setelah mereka putus? Padahal selama mereka pacaran, Bara tidak pernah meminta hal itu. Sekedar ciuman saja. Pun ia yang tentu enggan memberikannya karena mereka masih pacaran.
Apa Bara juga mabuk semalam?
Mungkin Bara melihat dirinya sebagai 'Tessa Young'?
Atau malah menganggap janda gatal itu?
Ekspresi Nasha berubah masam.
"Bara sialan! Enyah lo!!"
***
"Sha, kamu mau ke mana?"
Nasha menoleh dan langsung menampar Bara. Menatap tajam pria itu yang terkejut.
"Lo... gue bakal laporin lo ke polisi, bajingan!" Menunjuk Bara penuh permusuhan.
"Sha, kamu apa-apaan sih? Semalam gak ada unsur paksaan sama sekali. Kita mau sama mau."
Nasha terdiam, tapi ia segera menggeleng. Mendorong dada Bara. "Gue gak inget sama sekali! Pasti lo bohong, kan? Anjing lo Bar! Lo udah rusak gue!" Nasha memukul dada serta lengan Bara. Meluapkan amarahnya karena Bara menidurinya, juga karena belum puas memukul Bara karena rasa sakitnya diduakan oleh pria itu.
"Sha, walaupun kamu berusaha menepis semua itu, tapi emang itu yang terjadi. Kamu nyium aku lebih dulu...."
"Terus kenapa lo gak nolak? Lo tau kan gue mabuk, brengsek! Hah?!"
Bara terdiam sejenak menatap intens Nasha. "Sha, aku bener-bener minta maaf soal aku yang selingkuh."
"Terus lo gak minta maaf soal semalam?"
"Kita sama sama mau, Sha."
Segera Nasha memberikan bogeman pada Bara. Nasha mengaduh sakit seraya mengusap tangannya yang terasa sakit. Ia menatap tajam Bara yang sendu menatapnya.
"Sha, kamu mau kemana?"
"Lepasin gue!" Nasha berusaha melepaskan tangan Bara dari lengannya. Setelah terlepas, ia menatap sinis Bara. "Ah lo gak punya duit buat bayar nih kamar. Oke. Nih gue kasih lo duit."
"Sha, bukan itu! Semalam kita main beberapa kali dan aku keluar di dalam!"
Nasha berhenti merogoh tasnya. Ia kembali melotot. "Ya terus?!!" Nasha meneguk ludahnya susah payah. Jangan sampai ia hamil anak bajingan itu?
Masa Nasha hamil diluar nikah seperti dua temannya? Kenapa mereka senasib?
Itu tidak boleh terjadi!
"Aku bakal tanggung jawab!"
Sekali lagi Nasha menampar Bara. Berusaha menyadarkan pria itu. "Gak usah! Lo gak usah khawatir. Sekarang bukan masa subur gue. Awas lo kalau muncul lagi di depan gue!"
Setelah mengatakan hal itu Nasha pergi dari sana dengan perasaan berkecamuk.
***
Nah 'Hardin Scott' ternyata Bara🤭
See you the next chapter
Salam manis dari NanasManis😉
29/08/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Promise
Romance•Bittersweet Series 3• _____________ Berjanji untuk saling setia. Berjanji untuk saling menjaga. Berjanji untuk saling mengerti. Apalah jadinya jika itu hanya sebuah kata 'janji'. _____________ start: 17/08/21 end: 04/10/21 _____________ Copyright...