Viora turun dari motor setelah masuk ke halaman kos miliknya. Ia melepas helm. Tatapannya tertuju pada beberapa anak kosnya yang sedang berada di bale-bale.
"Hei! Temen gue masih nafas, gak?" tanyanya pada mereka. Teman yang dimaksud adalah Nasha.
Sejak Nasha putus dari Bara, Nasha pindah kos. Bahkan untuk mengambil barang-barangnya, merepotkannya dan June. Dengan alasan tidak ingin bertemu dengan Bara lagi.
Untung saja Nasha temannya. Kalau bukan, sudah ia tempeleng karena dengan seenak jidat menyuruhnya. Bahkan tidak membayar DP sebelum nge-kos di sini.
"Gak tau, Mbak. Udah dua hari ini gak pernah keluar. Terus pintu kamarnya gak pernah terbuka," ujar salah satu dari mereka.
"Monik, lo kan tetangga kamarnya. Lo denger ada suara gak dari kamar itu?"
Monik mengernyit, mencoba mengingat apakah ada suara dari kamar tempat teman ibu kos mereka tinggal. Dengan ragu ia menggeleng.
Segera Viora naik ke lantai dua, diikuti lima anak kosnya yang tadi berada di bale-bale.
"Woi Sha! Buka pintunya!!" Viora menggedor pintunya, tapi tidak ada sahutan dari dalam.
"Dobrak aja, Mbak. Kita sama-sama dobrak!" Usul para anak kosnya membuat mereka bersama-sama mendorong pintu tersebut.
"Nasha sialan! Kalau lo sampe bunuh diri di tempat kos gue!! Gue gak bakal kubur mayat lo!!" Teriak Viora kesal hingga mereka berhasil mendobrak pintu tersebut.
Mereka menganga melihat keadaan kamar tersebut. Termasuk Nasha yang melongo melihat mereka.
Nasha sedang memakai earphone dan menonton lewat laptop. Di pangkuannya terdapat setoples keripik singkong.
"Lha kok lo rusakin pintunya?" tanya Nasha heran.
Viora menghela nafas pelan, lalu melepas sandalnya. Melempar Nasha yang langsung mengenai kepala Nasha.
"Kampret lo! Gue pikir lo gantung diri, bego!!" Yang lain langsung menjauh dari sana karena tidak ingin mendapat amukan Viora.
"Apaan sih lo mikir yang enggak-enggak?" Nasha mendengus kesal. Ia berhenti nonton. Lalu turun dari ranjang. Mencari minuman botol yang ia beli.
"Sha, lo kenapa jorok banget sih? Nih kamar udah kayak kandang babi. Mending lo jangan ngekos di sini deh kalau gak mau bersih-bersih!" gerutu Viora seraya menendang sampah pembungkus cemilan mulai dari biskuit, bahkan styrofoam bekas makanan berserakan.
"Nanti gue beresin, Vi. Mending lo pergi deh kalau gak mau lihat ini semua," ujar Nasha malas lalu kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang seraya memakan cokelat.
Nasha tersentak saat sebuah tas berukuran kecil di lempar ke arahnya. "Duit lo dari Bara."
Segera Nasha duduk, lalu memeriksa uang tersebut.
"Dia jual mobilnya?" tanya Nasha setelah memeriksa uang tersebut. Entah berapa banyak uang yang dipakai Bara semenjak mereka pacaran, tapi uang diberikan Bara cukup banyak.
"Kata Dirga, iya sih. Nyari pembeli buat sambung cicilan, terus uang DP-nya balik." Viora mencomot cemilan Nasha lalu memakannya. "Katanya cewek itu manajernya Bara di kantor. Janda. Mungkin Bara deketin dan pacarin biar posisinya di kantor bagus."
"Lo denger dari Dirga?"
"Yup. Dan sumbernya dari Imelda, cewek yang lo kira selingkuhan Bara." Viora meneguk air lebih dulu. "Asal lo tau Imelda tuh suka sama Bara. Ngejar-ngejar Bara pas dia masih magang, kayaknya sampe sekarang deh. Tapi Bara malah pacaran sama manajer janda gatal itu. Mungkin Imelda sakit hati makanya dia ngasih tau lo kelakuan Bara."
"Lo dapet info sebanyak itu dari Dirga?"
"Iya. Tuh anak kan emang lambe."
Nasha terdiam.
Bohong jika ia tidak lagi merasa sakit. Waktu sembilan tahun bukan waktu yang sebentar. Hanya saja, Nasha enggan berlarut dalam rasa sakitnya.
"Lo mau tau lagi, gak?"
"Apa?"
"Bara resign dari kantornya. Terus cewek itu juga. Ya karena kejadian waktu itu. Lo kan sempat viral."
"Baguslah biar dia dapet ganjarannya," ujar Nasha.
"Terus kedepannya lo gimana? Gak mungkin kan lo terus-terusan malas-malasan kayak gini, mentang-mentang udah gak ada kerjaan!"
Nasha menyengir. Memang, ia resign dari pekerjaannya. Karena tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya di saat ia galau.
"Gue kerja di sini aja ya, Vi. Jadi pengawas buat anak-anak kos lo."
Viora meraih sapu membuat Nasha menyengir.
"Mending tuh duit lo pake modal bikin usaha deh, daripada lo hamburin."
"Lo tau aja deh gue mau hamburin nih duit! Ah gimana kalau gue pergi keliling Indo atau luar negeri. Kayak Odit, kan?"
Sapu melayang ke arah Nasha dan untung saja Nasha menghindar.
"Jangan bego lo! Gunain tuh duit baik-baik."
"Iye-iye!" sahut Nasha kesal seraya memeluk tas tersebut.
"Terus kenapa lo gak jual laptop itu? Itu punyanya Bara, kan?"
"Koreksi, Bara beli nih laptop pake duit gue!" Nasha mendengus.
Viora menggeleng pelan. "Lo emang tolol Sha. Mau aja di bego-begoin Bara. Seluruh hidupnya lo biayain dia. Ujung-ujungnya lo diselingkuhin."
"Itu dia Vi. Gue percaya banget sama dia. Apalagi janji-janji dia yang manisnya keterlaluan sampai akhirnya pahit. Gue emang bego." Nasha menghela nafas pelan. "Walaupun dia kembaliin duit gue, tapi gue rasanya belum puas Vi. Gue mau mukul dia, sampai mati, tau gak?"
"Oh lo tenang aja. June udah ngasih Bara pelajaran."
"Hah?!" Nasha menganga tidak percaya.
"June gebukin Bara sampe mantan lo yang parasit itu masuk rumah sakit. Dah puas kan lo?"
***
See you the next chapter
Salam manis dari NanasManis😉27/08/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Promise
Romance•Bittersweet Series 3• _____________ Berjanji untuk saling setia. Berjanji untuk saling menjaga. Berjanji untuk saling mengerti. Apalah jadinya jika itu hanya sebuah kata 'janji'. _____________ start: 17/08/21 end: 04/10/21 _____________ Copyright...