Kedua mata Nasha berbinar menatap kue di hadapannya. Lalu menatap Bara yang kembali duduk di sebelahnya usai dari mengambil beberapa kue untuknya. Saat ini mereka sedang menghadiri acara ulang tahun tempat kerja Bara. Banyak makanan dan kue yang tersedia di sini.
Bukan itu yang membuat Nasha merasa bahagia, tapi karena Bara yang mengajaknya menghadiri pesta tersebut.
Karena dulu saat mereka pacaran, tidak pernah sekali pun Bara mengajaknya ke acara seperti ini yang bersangkutan dengan tempat kerja pria itu.
Nasha menghela nafas pelan. Seharusnya ia membuang bayang-bayang masa lalu yang menurutnya pahit.
Bara telah berubah, sedari tadi pria itu mengenalkannya pada teman-teman kerjanya. Menyebut dirinya 'istri' membuatnya tidak kuasa untuk menahan senyum.
Sosok pria yang usianya beberapa tahun di atas mereka menghampiri meja yang mereka tempati. Sosok itu menyapa Bara yang dibalas Bara dengan ramah. Nasha hendak berdiri untuk bersalaman, tapi pria itu melarangnya.
"Gak usah berdiri. Gak pa-pa." Lalu pria itu beralih kembali pada Bara. "Istri mu, Bar?"
"Iya Pak," jawab Bara sopan pada Direktur Keuangan LeGo tersebut.
Mereka berbincang sejenak lalu pria tersebut pamit yang di angguki Nasha dan Bara. "Dia siapa? Bau duitnya tercium."
Pertanyaan Nasha membuat Bara tertawa geli. "Pak Direktur Keuangan."
Nasha mengangguk pelan. Lalu kembali fokus pada kue di hadapannya, ingin segera menikmatinya yang sempat tertunda karena kedatangan bos Bara tersebut. Tapi, tidak jadi lagi saat ada yang menghampiri meja mereka.
"Gue kira lo gak dateng Bar? Gue cariin lo dari tadi," ujar Saren setelah duduk di bangku yang kosong menatap Bara lalu Nasha.
Paki yang juga merupakan teman SMA mereka, lebih tepatnya sahabat Saren ikut bergabung. "Apaan cariin Bara? Kerjaan lo dari tadi godain cewek seksi mulu," cibir pria itu membuat Saren tertawa, begitupun Bara.
Menyadari tatapan Nasha tertuju padanya membuat Sarena kembali menatap wanita itu. "Lo gak berubah sama sekali, Sha. Tetep aja pendek, ya? Lo gak tumbuh, ya?"
"Kampret! Lo tetep aja nyinyir!" sahut Nasua ketus. Hendak melempar Saren, tapi Bara segera meraih tangannya.
Saren tertawa, begitupun Paki.
"Eh Odit balikan ama Akram, ya?" tanya Saren, tapi kemudian menambahkan. "Sial! Gue telat banget. Harusnya dari kemarin-kemarin pepet Odit, ya?"
"Ngaca lo! Mana mau Odit sama lo?!" Cibiran Nasha tidak membuat Sarena kesal, tapi malah tertawa.
"Kabarnya temen lo semua gimana, Sha?" tanya Paki.
"Ya baik semua," jawab Nasha seadanya.
"June udah normal, gak?" Kini Saren bertanya lagi yang membuat Nasha akhirnya tertawa.
"Emang June gak normal?" tanya Paki mengundang tawa lainnya.
"Tau tuh anak. Belum punya pacar dia. Lama-lama gue jodohin ama Viora tuh anak," sahut Nasha.
"Ah Vio makin melar, gak? Dia juga belum nikah?"
Nasha memicing tajam menatap Saren yang mengejek Viora. "Abis lo kalau Vio denger."
Bukannya takut Saren malah tertawa. Meja tersebut diisi perbincangan dengan topik tentang masa-masa sekolah mereka.
"Tapi gue pernah denger-denger gosip kalau kalian pernah putus, kan?" sahut Paki menatap Bara dan Nasha bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Promise
Romance•Bittersweet Series 3• _____________ Berjanji untuk saling setia. Berjanji untuk saling menjaga. Berjanji untuk saling mengerti. Apalah jadinya jika itu hanya sebuah kata 'janji'. _____________ start: 17/08/21 end: 04/10/21 _____________ Copyright...