Kita cuma perencana bukan penentu
Kita cuma bisa berencana semoga tuhan bantu.
°
°
°Jam satu dini hari nayyara baru saja sampai dirumah, sudah biasa Bagi Nayyara pulang jam segini
Nayyara hanya tinggal bersama bundanya ayah nayyara sudah meninggal sewaktu masih dalam kandungan. Itu saja yang dia tau.
Namun jika nayyara menanyakan dimana makam sang ayah tidak ada yang bisa memberi jawaban yang memuaskan buat nayyara. Ntah karna apa nayyara sudah tak ambil pusing lagi.Bunda yang notabe nya seorang dokter biasanya jam segini belum pulang atau bahkan tidak pulang sama sakali.
Dengan santainya nayyara masuk kedalam rumah tanpa melihat sekitar melewati ruang tengah yang lampunya masih menyala."Nayyara" Sentak bunda membuat nayyara terkejut
"Aduh bunda ngagetin saja, kalo nayyara jantungan gimana cobak?" gerutu nayyara sambil mengelus dadanya dramastis
"Dari mana saja jam segini baru pulang?" introgasi bunda
"Dari rumah teman bund" jawab nayyara santai
Bunda melihat penampilan nayyara dari ujung rambut sampai ujung kaki yang naudzubillah sangat tidak pantas untuk di pakai keluar rumah
"Dengan pakaian kurang kain kayak gini?" Tanya bunda sambil menunjuk pakaian yang dipakai nayyara
"Hem" dehem nayyara mengiyakan
"Ya allah nayyara kamu itu yah sudah berapa kali bunda bilang kalau mau keluar pakai baju yang setidaknya pantas buat dibawa keluar. Aish tau ahh bunda gemes deh pengen tak pites kamu saja, sudah cape rasanya bunda mengingatkan tentang bajumu nay" ucap bunda kelewat gemas dengan anak gadis satu-satunya ini
"Ya udah kali bund lagian udah biasa kan?" Ucap nayyara enteng
"Nayyara kamu ya .. terserah deh terserah apa katamu nay" pasrah bunda pada akhirnya dengan sikap nayyara yang emang batu banget
"Bunda capek yah? Istirahat aja gih, kalo gitu nayyara ke atas dulu deh. Ngantuk soalnya" ucap nayyara ingin secepat nya mengakhiri debat nya dengan sang bunda
"Bunda belum selesai sini dulu duduk deket bunda" suruh bunda menepuk sofa kosong disampingnya
Nayyara hanya pasrah saja mengikuti perintah sang bunda meski sambil berjalan ogah-ogahan kearah sang bunda
bukan nya duduk didekat bunda nayyara malah lebih memilih tiduran di pangkuan bundanya dengan paha bunda menjadi bantalan.
Bunda tersenyum dan dengan sayang bunda mengelus surai putri satu-satunya ini. Mau sekesal apapun dia pada nayyara bunda tidak akan bisa marah dengan gadisnya apalagi kalau sudah manja-manja kayak gini gampang luluh bunda kalau sudah seperti ini mah.
Setelah keheningan tercinpta bunda menimbang-nimbang dengan keputusannya. Yang sudah ia fikirkan dari jauh-jauh hari
Dengan hati-hati bunda berucap pada nayyara "bunda mau ngomong sesuatu boleh?" tanya bunda ragu
Nayyara yang hampir terlelap saking nyamannya elusan bunda hanya berdehem sebagai jawaban "hem"
"Bunda mau kamu masuk pesantren boleh?" Ucap bunda hati-hati
Bagai di sambar petir nayyara langsung duduk tegak di dekat sang bunda meski kepalanya terasa pening karna nayyara hampir terlelap dan langsung bangun tanpa aba-aba.
"Apa bund? Serius bunda mau nayyara masuk ke pesantren?" Tanya nayyara kembali takut-takut dia salah dengar
"Dengerin bunda, bunda cuma mau yang terbaik buat kamu bunda mau kamu menjadi yang lebih baik dari diri kamu yang sekarang sayang, kamu terlalu larut dalam pergaulan bebas, bunda takut kalau masalalu kamu bakal terulang lagi" jelas bunda pajang lebar
"Tapi kenapa harus pesantren bund" tanya nayyara heran memang nya tidak ada tempat yang lebih keren gitu dari pada di pesantren
"Kenapa memangnya nay gak mau?" tanya bunda dengan raut sedih ah itu senjata terampuh sang bunda untuk membujuk nayyara
"Ah bunda tau sendiri kan nay gak bisa buat nolak permintaan bunda, tapi nayy takut bund" jawab nayyara prustasi
"Ha takut?" beo bunda tidak mengerti
"Nay takut kalo nanti nay jauh dari bunda gimana? kalo nay gak betah gimana? Nanti kalau nay di pesantren gak bebas kayak disini gimana? Gimana sekolah nay kan sekarang nay sudah kelas 12?" Dan seputar pertanyaan lain nya yang membuat sang bunda jengah bunda paham sebenarnya itu hanya alasan nayyara saja agar membatalkan niatnya
"Awalnya memang terasa berat setelah melalui segalanya pasti nay bakal betah, lagian disana kamu bakal tetap meneruskan sekolah kamu gak usah khawatir soal itu" kata bunda menjelaskan
"Ok, ok fine, kapan nay berangkat" tanya nay mulai capek dengan pembahasan kali ini
"Besok sore sekarang istirahat ya, besok kita berangkat" suruh bunda pada nayyara untuk istirahat karna jam sudah menunjukkan pukul dua pagi
"Besok?"syok nayyara
"Kenapa harus besok kan nay belum beres- beres bund?" Lanjut nayyara"Besok bunda bantu sekarang istirahat ya cantik bunda juga capek bunda mau istirahat dulu" suruh bunda
"Bun, gimana kalau lusa saja? kan belum urus surat-surat pindahan sekolah belum lagi nay pamit ke teman-teman nay" ucap nayyyara masih mencoba mencari alasan.
Bunda hanya menggeleng sudah tau terlebih dahulu tentang niat nayyara yang masih mencoba mencari alasan "sudah, tak usah cemaskan segala hal, bunda bisa bereskan semuanya dalam satu malam" ucap bunda sombong
Nayyara hanya menghela nafas lelah melihat bundanya yang sudah belagak.
"Kamu istarahat saja sana, bunda cape mau istirahat juga" usir bundaNayyara bangkit dengan lemas menuju kamar tercintanya yang besok akan dia tinggalkan. kaki nya melangkah dengan berat hembusan nafas terdengar kasar bunda yang melihat itu hanya tersenyum melihat sang putri tercinta mau menuruti permintaannya meski harus melalui debat yang layaknya perdebatan kekuasaan.
"Good night cantik" ucap bunda dengan senyum yang tidak terlepas dari wajah cantiknya meski sudah berumur namun bunda masih tetap terlihat sangat cantik diusianya
"Too bund" balas nayyra lemas dan menghilang di telan pintu kamarnya
Bersambung.....
Maaf yah kalo banyak typo.
Harap maklum.
Karya abal abal dari manusia yang lagi belajar dan ingin berkarya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Gus♡ (LENGKAP)
Teen FictionBismillah Semoga Awal Yang Indah Jangan lupa vote Di sunnahkan follow dulu sebelum membaca😁 *** Bukan Cerita badboy atau badgrils sih hanya saja cerita tentang seorang gadis berparas cantik, yang mempunyai sikap dingin, cuex dan terlalu irit bicara...