Part 50♡

3.5K 242 7
                                    

Kualitas seseorang tergantung dari ucapannya, jika ingin mengetahui seberapa kebodohan seseorang, maka lihatlah seberapa sering dia menyakiti hati orang lain karena lisannya.

~Nayyara Kayla Sammira

*
*
*

Sekarang nayyara sudah merasa lebih baik setelah istirahat seharian bahkan bukan hanya seharian. nayyarapun tidak di bolehin melakukan aktifitas apapun oleh umi.

Nayyara berniat ingin berpamitan kepada umi untuk kembali ke asramanya lagi. Karna di ndhalem nayyara benar-benar merasa sangat bosan.
Baru saja nayyara sampai dilantai bawah ternyata disana sudah ada umi ana yang sedang tersenyum hangat kepadanya.

"Sudah mendingan sayang?" Tanya umi ana

Nayyara mengangguk mengiyakan "mi nay boleh tidak balik ke asrama dulu?" pamit nayyara

"Tapi sayang kamu kan masih belum benar-benar sehat" ucap umi khawatir

"Nay baik-baik saja kok, umi kemarin mungkin nay hanya terlalu capek dan masuk angin saja" jelas nayyara agar umi ana tidak terlalu khawatir

"Baik lah, asal kalau ada apa-apa langsung beritahu umi ya" ucap umi akhirnya.
Meski berat hati akhirnya umi tetap mengizinkannya karna umi tau nayyara pasti bosan disini tanpa teman ataupun gus ali.

Nayyara tersenyum senang "terimakasih umi" ucap nayyara begitu senang.

Nayyara lalu berlalu dari ndhalem menuju ke asramanya.
Dalam perjalanan menuju keasrama nayyara menyempatkan diri untuk pergi ketaman pesantren bukan taman sih lebih tepatnya ladang rumput karna seperti hantaran luas dengan rumputan hijau sebagai pelengkap ada sebuah bangku dibawah pohong besar. Jarang santri kesini karna kalau bukan hari libur para santri lebih memilih bermain didepan pesantren. mungkin hanya satu atau dua saja yang sering kesini.

Nayyara menghela nafas lalu menatap hantaran hijau nan luas didepannya. Ternyata begini rasanya ditinggal oleh seseorang yang begitu ia cintai rasanya begitu hampa dan sepi padahal gus ali baru pergi kemarin namun ntah kenapa meski baru kemarin rasanya terasa lama sekali.

"Ihh ada apa denganku, kenapa malah jadi neng bucin gini?" Ucap nayyara pada diri sendiri. Nayyara mengingat momen-momen indah bersama gus ali.

"Kapan pulangnya?" Ucap nayyara berharap bahwa angin bisa menyampaikan rasa rindunya kepada gus ali.

"Siapa?" Tanya seseorang yang ntah sejak kapan berada dibelakang nayyara.

Nayyara menoleh kearah orang itu lalu nayyara memotar matanya malas setalah tau siapa orang tersebut, siapa lagi kalau bukan Ardan si cowok gila yang selalu mengganggu kehidupannya.

"Ngapain kamu disini?" Tanya nayyara dengan nada dinginnya.

"Kamu juga ngapain disini?" Tanya ardan malah balik tanya

"Terserah gue lah" ucap nayyara ketus

"Ya sudah lah kalau gitu aku juga terserah aku juga dong" jawabnya langsung duduk disamping nayyara

Nayyara terbelalak kaget karna jarak yang begitu dekat akhirnya nayyara lebih memilih langsung berdiri. "Gak usah sok akrab, kita bukan muhrim ya" peringat nayyara

"Ya maaf aku cuma mau mengobrol aja kok gak lebih" ucapnya begitu santai

"Tapi kamu juga harus paham dengan peraturan pesantren bukan malah berlaku seenaknya" tegas nayyara

Ardan lalu berdiri menghadap kearah nayyara "siap ustadzah" ucapnya sambil tersenyum jail

Nayyara yang tidak suka dengan sebutan itu hanya memutar matanya malas lalu berniat akan meninggalkan cowok gila yang ntah dari planit mana.

Nayyara berbalik ingin meninggalkan cowok aneh tersebut sebelum tanduk nayyara akan keluar namun sialnya dia malah kepleset untung saja ada ardan yang langsung sigap menangkap nayyara tapi ardan malah kehilangan keseimbangan dan membuat keduanya terjatuh dengan nayyara diatasnya ardan.

Nayyara ingin berdiri namun ardan malah menahan tubuh nayyara "cantik" gumam ardan dengan senyumnya

Nayyara merasa kesal, baru saja nayyara akan mengumpat namun ternyata malah ada orang lain yang membuat nayyara terkejut bukan main.

"Nayyara, Ardan apa yang kalian lakukan?" bentak pengaman pondok dengan muka merah padamnya.

Nayyara tersentak kaget mendengar suara bentakan dari ustadzah pengaman pondok yang memang ditakuti oleh para santri.

"Maaf ustadzah ini bukan seperti apa yang ustadzah lihat saya berani bersumpah" ucap nayyara bergetar dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Tidak usah banyak alasan, saya tunggu diruang pengurus" ucap ustadzah elsa lalu meninggalkan keduanya tanpa berniat ingin memberi kesempatan untuk keduanya membuka mulut.

Setelah kepergian ustadzah elsa. Nayyara menahan marah, sedih, kecewa, bercampur jadi satu siapa yang tidak kenal dengan ustadzah elsa yang memang terkenal keras dan mempunyai watak keras.

Air mata nayyara tumpah nayyara sangat kecewa pada dirinya sendiri karna ketika suaminya pergi dia tak bisa menjaga marwahnya sebagai seorang istri. Nayyara takut kalau gus ali malah mempercayai kesalah pahaman ini. Dan bagaimana kalau orang-orang ndhalam mendengar kabar ini pastinya mereka bakal kecewa terhadap nayyara.

"Maaf ini salahku" ucap ardan tak tega melihat nayyara menangis.

Nayyara tidak menanggapi hanya menoleh sekilas lalu pergi menuju ruangan pengurus tanpa menghiraukan ardan. "Biar aku yang akan menjelaskan semuanya" teriak ardan lalu ikut menyusul nayyara untuk keruangan pengurus.

*****

Nayyara mengetuk pintu ruangan pengurus dengan ragu, keringat dingin mencucur dengan deras, ingin rasanya nayyara menangis dan berteriak bahwa ini hanya kesalah pahaman bukan seperti apa yang mereka kira.

"Masuk" perintah sang pengurus dengan suara khas dinginnya

Nayyara membuka pintu perlahan "assalamualaikum" ucap nayyara

"Waalaikumsalam" jawab orang-orang yang berada didalamnya.

Nayyara mematung ditempatnya melihat ternyata bukan hanya pengurus dan keamanan saja yang berada didalam namun para ustad dan ustadazah dan orang-orang penting dipesantren kecuali ustad agama karna sedang keluar.

"Baik nayyara kayla sammira, dan ardan praditya kalian sudah taukan bahwasannya peraturan dipesantren dilarang berpacaran apalagi sampai berduaan ditempat sepi hingga melakukan sesuatu hal yang senonoh" ucap sang pengurus yang sudah sangat geram dengan kalakuan keduanya.

"Kalian juga tau kan apa hukuman orang yang telah melanggar peraturan pesantren dengan pacaran?" Tanya sang pengurus

Nayyara dan ardan mengangguk lemah "baiklah siapkan diri kalian nanti setelah sholat dhuhur baru akan dikenakan saksi itu" ucap sang pengurus

"Tapi.." nayyara berniat akan membela diri namun belum sempat sang pengurus menggebrak meja membuat seluruh orang yang diruangan tersebut kaget.

"Apa hukuman cambuk 50x dan di drop out masih kurang nayyara?" Teriak sang pengurus marah mendengar nayyara masih berani membuka mulutnya. Nayyara hanya menggeleng lemah sebagai jawaban. Rasanya percuma saja jika nayyara masih membela dirinya.

"Kalian semua boleh bubar dan untuk kalian nayyara dan ardan tetap disini sebelum kalian akan melaksanakan hukumannya nanti" suruh sang pengurus dengan nada dinginnya.

Semua orang satu persatu pergi meninggalkan ruangan tersebut. Mau sekeras apapun ustad atau ustadzah meminta hukuman nayyara diringankan tidak akan berpengaruh apapun karna posisi keduanya memang salah, lagi pula apapun yang sudah menjadi keputusan sang pengurus berarti itu sudah final dan tidak bisa diganggu gugat.

Bersambung....

Maaf banyak typo.
Harap maklum.

Karya abal-abal dari manusia yang ingin berkarya.

My Sweet Gus♡ (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang