"Pelukan aja terus, sumpah jantung aku nggak apa apa kok di cuekin" ucap Amanda melihat Bagas masih memeluk Lio
Bagas terkekeh pelan tapi tidak melepaskan pelukannya ke Lio
"Mau di peluk juga, hm" tanya Bagas
"Enggak tuh, aku kan masih marah sama kamu. Seandainya aku nggak takut trauma Lio kambuh tadi. aku nggak bakalan ngomong panjang lebar "
"Yakin nih, seminggu aku hilang nggak ngasih kabar ke kamu, yakin nggak kangen"
Brukk
"Kangen banget lahhh hiks. Kamu nggak tau aja gimana aku kaya orang gila setiap hari datang ke kantor kamu cariin kamu. Kamu tega banget sih nelantarin aku sama Lio mana nggak ngasih kabar lagi hiks" Amanda lansung memeluk bagas dan jadilah mereka bertiga berpelukan karna Bagas tidak melepaskan lio
"Cup cup cup tadi anaknya sekarang mamahnya maaf yah, kalian bisa deh ngehukum aku tapi tidak di sini di apart aja"
"Yaudah lepasin dulu pelukannya"
"Entar dulu, udah lama juga kita bertiga nggak pelukan seperti ini" ucap Bagas masih nyaman memeluk keduanya
"Iyalah udah lama, terakhir satu tahun lalu waktu Lio diangkat jadi ketua osis.kita jalan ke cafe bertiga teraktir orang orang satu cafe, terus ngamen di pinggir jalan dan terkahir deketin Lio sama cewe tapi gagal karna ceweknya naksir ke kamu"
Bagas dan Lio tertawa di akhir cerita Amanda karna cara Amanda mengucap terdengar sinis dan nyolot di akhir ucapannya"Salah sendiri nyuruh aku yang ngomong kedia" ucap Bagas terkekeh
"Ya tapi kan aku ngiranya dia nggak bakalan salah paham dan jadi sukanya ke kamu"
"Hustt sudah sudah mending kita flashback aja gimana"
"Nggak ah udah malam capek mau tidur, muka Lio juga udah kelihatan capek pulang aja" ucap Amanda tapi setelah beberapa saat ia sadar akan satu hal
"Pulang" guman Amanda lalu berbalik di ikuti Bagas dan Lio
Mereka bertiga dapat melihat wajah shyok banyak orang yang dari tadi melihatnya
"Bi kamu nggak usah nganter pulang deh, kayanya kamu herus ngejelasin sesuatu ke mereka" ucap Amanda mamandang keluarga Bagas yang masih menatap dirinya dan bagas secara bergantian
"Nggak" jawab Bagas singkat.
Bahkan mimik wajah Bagas berubah menjadi sangat dingin di hadapan semua anggota keluarganya berbeda dengan tadi saat ia berhadapan dengan Amanda dan Lio
"Ayo aku antar pulang" ucap Bagas
"Tapi bi" Bagas menatap datar Amanda membuat Amanda tidak bisa berkata kata dan mengangguk
"Tunggu" ucap seseorang membuat mereka bertiga berhenti lalu berbalik
"Kak Bagas kok nggak pernah ngomong sih Klau punya pacar sih"
"Bener tuh bagaimana dengan kak Alena kasihan dia udah berharap banget Kak Bagas mau menerimah perjodohan ini"
"Kalian berdua kenapa sih, kak Bagas nanti yang mau ngejalanin kehidupannya setelah menikah jadi terserah kak Bagas dong kalau dia punya pacar" bela Raina
"Anak anak stop jangan berdebat, dan kamu Bagas kenapa tidak pernah bicara ke mamah klau kamu punya pacar" ucap Lisa mamah Bagas
"Sibuk" jawab Bagas singkat
"Lihat mas anaknl kamu kalau ngomong ke kita cuman satu dua kata saja sedangkan tadi aku seperti melihat orang lain" aduhnya ke Papah Bagas
"Masih mending dari pada nggak di respon" ucapnya melihat dua sepupu Bagas yang dari tadi bicara tapi tidak di respon oleh bagas
Tapi menurut mereka Bagas diam dan mendengarkan ucapan mereka itu sudah seperti respon dari bagas
sebenarnya itu tidak mengherankan juga, karna dari dulu emang Bagas hanya bicara ke mamahnya walaupun hanya satu dua kata, sedangkan sepupunya bagas tidak akan merespon hanya akan memdengarkan
Itu semua karna mamahnya dari kecil sibuk bekerja membuat Bagas memiliki kepribadian dingin karna selalu kesepian semasa kecilnya dan setelah ia dewasa, ia juga lebih memilih sibuk bekerja
Bahkan dari ia SMA dulu Bagas sebenarnya sudah mulai hidup mandiri ia bekerja di kantor kakeknya sebagai kariawan biasa
Walaupun tidak memungkinkan untuk ia sebagai siswa SMA bekerja di kantor apalagi dengan jadwal sekolah tapi karna Bagas yang bersungguh sungguh membuat kakeknya mengiyakan permintaan Bagas
Bagas bahkan di perlakukan layaknya kariawan biasa yang digaji walaupun tidak sebanyak kariawan yang lain
"Sudah cukup, dari tadi saya penasaran dengan gadis dan remaja yang membuat saya melihat sisi lain dari cucu saya ini" ucap kakek Bagas melihat ke arah Amanda dan Lio dengan senyum hangatnya
"Dia pacar aku kita pacaran sudah hampir empat tahun tidak ada yang mengenal saya lebih dari dia, dan di samping dia axelio anak aku"
"Anak nya lejen kan, pacaran empat tahun umur anaknya 17 tahun" ucap Toni yang tiba tiba datang
"Ngapain ke sini" tanya Bagas ke Toni
"Astapirullah bapak Bagas yang terpandang, gini gini darah gue masih darah Smith yah, pake nanya lagi ngapain ke sini"
🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Antagonis (TAMAT)
Fantasykehidupan sederhana seorang amanda harus berubah 100 derajat karna kejadian yang bahkan tidak bisa di cernah oleh akal. bagaimana kelanjutannya baca saja jangan lupa vote dan koment:) NOT - Tulisannya ancur - Banyak typonya - Author nya nggak pernah...