18

24.2K 1.7K 156
                                    

Brukkkk

“Awsssss tangan gueee”

“sakit nggak”

“sakit banget, njimmm hiksss. Tangan gue keknya keseleo dehhhh” ucap amanda.

Ia tidak tau siapa yang salah, karena ia berdiri di pinggir jalan dan tiba-tiba tangan nya keserempet oleh orang yang entah siapa.

“Yaudah ayo kita ke rumah sakit sekarang” ucap orang itu, merangkul amanda membantu nya untuk berdiri. Tapi belum saja orang itu membantu amanda berdiri dengan benar amanda lansung jatuh pingsan.

Saat membuka mata yang amanda lihat ialah ruangan putih dengan bau obat obatan menyengat.

“kamu sudah sadar” tanya seseorang yang membuat amanda menolehkan kepalanya dan melihat orang yang menabrak nya tadi.

“Lo mahasiswa baru itu” tanya amanda.

Orang itu mengangguk sebagai jawaban

“Ngapain kamu ngelamun di pinggir jalan” tanya orang itu

“nggak kok, yah gue emang di pinggir jalan tadi. Tpi gue nggak ngelamun kok”

“kamu mau saya antar pulang atau gimana”

“gue pulang sendiri aja, tpi entaran dulu. Gue masih mau rebahan, di luar panas banget”

“Kata dokter maag kamu kambuh dan kamu juga sering begadang, malas makan. Itu yang buat kamu tadi pingsan aku juga udah tebus obat buat kamu”

“oke makasih, entar gue kirim uang obat gue”

“nggak usah”

“btw kita belum kenalan, gue amanda”

“Aksen"

“ngapain pindah kampus “ tanya amanda kepo.

“Ikut ortu”

“ouhh keluarga lu pindahan, kesini “

“hm”

“oh iya, makasih yah udah nganter gue kesini terus bayarin biayanya ples biaya obatnya. Padahal kan gue kaya, tapi nggak papa gue anggep ini teraktiran hahahaha” ucap amanda di akhiri dengan ketawa garing .

Yang di respon gelengan oleh aksen, karna sebelum nya ia tidak pernah menjumpai wanita yang memiliki kepribadian seperti amanda, banyak cewe yang biasa ia temui mereka semua hanya akan salting dan banyak diam di depan nya tapi amanda berbeda ia justru banyak bicara dan bersifat biasa saja.

“menarik” batin aaksen.

Drrrtt... Drrrttt... Drrrttt

Getaran HP amanda mengalihkan kan atensinya yang dari tadi sibuk menatap perban di tangannya, aksen juga masih berada di ruangan itu dengan alasan ia akan bertanggung jawab menjaga amanda sampai pulang.

Amanda Menyerngit heran saat nomor baru terpampang di layar HP nya.

Halo

Halo, dengan kak manda yah?

Iya, ini siapa yahh

Saya dela kak

Iya kenapa nada bicara amanda lansung berubah malas mendengar nama si penelepon

Penyakit kakak saya kambuh, kak manda udah ngasih tau kak bagas belumm?

Belum, saya habis kecelakaan. Jadi belum sempat ketemu

Saya harap kak manda bisa segera nge bujuk kak bagas, saya takut penyakit kakak saya kambuh

Oke

Makasih yah, kak

Amanda lansung mematikan telpon nya, dan melempar HP nya ke sembarang arah.

“udah mau di tolongin maksa lagi, bangke lah tuh anak” umpat amanda.

“aksennn” panggil nya, seolah-olah mereka sudah akrab.

“hm”

“gue bisa pinjam hoodie lo nggak, gue mau nutupin nih perban” ucapnya melihat tangannya.

Aksen tidak menjawab ia lansung membuka hoodie yang ia gunakan, tapi lansung di tahan oleh amanda.

“Setoooppppp” heboh amanda.

“Gila lo yahhh, lo nggak pake kaos anjirrrr”

“terus” tanya nya santai.

“Nggak usah, nggak jadi”

“yaudah tunggu bentar aku cari hoodie di depan “


***

“bagas nya ada” tanya amanda ke karyawan perempuan yang ada di depan nya.

“Ada bu, di dalam”

“okeh, makasih “

Tok.. Tok.. Tok...

“Biiiii aku masuk yahhhh” teriak amanda sebelum membuka pintu
Ceklek.

Saat membuka pintu, amanda mendapati bagas dan seorang ibu- ibu paruh baya seperti nya mereka sedang berbicara serius.

“Kayanya saya menganggu, saya balik nanti lagi saja” ucap amanda pelan dan ingin kembali menutup pintu tapi di tahan oleh suara tegas bagas.

“nggak, kamu nggak ganggu, yang ngeganggu itu dia” ucap bagas menatap dingin orang di depan nya.

“kamu tau mamah bagaimana bagas” ucap wanita itu setelah itu berdiri berjalan keluar, ia melirik amanda sebentar. Setelah itu kembali melanjutkan jalan nya keluar dari ruangan bagas.

“bi” panggil amanda

Kalau seperti ini ceritanya, amanda bakalan bingung dan takut menceritakan tujuan nya untuk menemui bagas.

“ada apa hm” tanya bagas

“Mamah kamuu”

“nggak usah di bahas” potong bagas.

“yaudah, kamu dah makan” tanya amanda mengalihkan pembicaraan.

“belum”

“yaudah yuk kita cari makan”

“kerjaan ku masih numpuk, kalau di tinggal aku bakalan kewalahan besok”

“yaudah pesen online aja”

“hmm, terserah kamu saja”

“Amanda” panggil bagas tiba-tiba, membuat amanda yang sedang duduk di sofa sambil memainkan HP nya, harus menoleh dan melihat ke arah bagas.

“hmmm” respon amanda

Bagas jalan mendekat ke arah amanda setelah itu duduk di samping nya.

Grep

Bagas memeluk amanda, membuat amanda kaget dan agak heran

“biar seperti ini dulu” ucap bagas tampa melihat wajah amanda yang kaget.



























Vote🧡

Author hiatus untuk sementara 🙏

Transmigrasi Antagonis (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang