Jangan lupa vote dan komen <3
Happy reading~
Pagi-pagi sekali Aletta sudah dijemput oleh Kevin, awalnya Aletta kaget bagaimana bisa manusia es batu itu menjemput dirinya? Lebih parahnya lagi dia memaksa Aletta untuk berangkat bareng dia!
"Kepin, lo gabut bet dah ini masih jam enam pin. Gue aja baru bangun tidur, lo malah udah nangkring dimari!" Aletta tak habis pikir dengan tingkah laku manusia es tersebut.
"Gue gak nerima penolakan, cepet mandi. Gue tunggu disini," ucap Kevin tak mau dibantah.
"Ogah! Lo siapa ngatur-ngatur gue, kalo mau berangkat duluan silahkan!" setelah itu Aletta langsung menutup gerbang rumahnya tanpa memperdulikan adanya Kevin dibalik gerbang tersebut.
Setelah tiga puluh menit bersiap Aletta turun kebawah untuk sarapan sekaligus meminta supir agar mengantarkannya.
"Pak, bisa antar Aletta ke sekolah?" tanya Aletta kepada supir pribadi dirumahnya.
"Maaf non, tapi aden itu dari tadi nungguin non Aletta," ucap supir yang bernama Slamet tersebut sambil menunjuk ke arah luar gerbang.
"Hah? Kepin! Ngapain lo masih disono?" tanya Aletta keheranan.
"Nungguin lo," jawab Kevin, singkat, padat, jelas.
"Kan gue udah bilang ogeb, tinggal aja!" teriak Aletta, dia merasa seperti dirinya yang seolah-olah jahat disini padahal Kevin yang ngotot mau menunggunya.
"Cepetan naik."
"Iya," setelahnya Aletta menaiki motor Aerox Kevin. Berbeda dengan remaja laki-laki yang lain yang naiknya moge, motor sport, motor klx, motor trail atau motor ninja. Kevin lebih nyaman menggunakan Aeroxnya.
***
Sesampainya di gerbang sekolah teriakan histeris mulai terdengar di telinga kedua insan yang tak lain adalah Aletta dan Kevin.
"Anjay, si Aletta udah move on dari Albizar."
"Mereka lebih cocok sih, daripada Aletta ngejar-ngejar Albizar."
"Gue ga terima ya, calon imam gue digondol Aletta!"
Menurut Aletta, mereka sangat alay. Apakah Kevin segitu tampannya sampai-sampai mereka berteriak seperti itu?
"Noh lihat, fans-fans lo udah kayak cacing kepanasan liat lo," ucap Aletta sambil menunjuk ke arah segerombol para perempuan yang berteriak alay ketika melihat Kevin memasuki gerbang sekolah dengan motor Aeroxnya.
Kevin hanya diam seolah tak peduli dengan hal itu, Aletta pun langsung meninggalkan parkiran setelah Kevin membantu melepaskan helm yang melekat di kepalanya, Kevin mengekor di belakangnya.
Tanpa mereka sadari, diantara kerumunan itu ada seseorang yang tidak terima melihat kedekatan mereka berdua. "Secepat ini kah lo ngelupain gue Liv?"
Bel masuk sudah berbunyi sedari 10 menit yang lalu. Bu Fitri selaku guru agama juga sudah memasuki kelas Albizar dan gengnya.
"Baik anak-anak hari ini kita akan praktek sholat jenazah, sudah kalian persiapkan siapa yang akan menjadi jenazahnya kan?" tanya bu Fitri.
Mereka saling tunjuk menunjuk siapa yang akan menjadi jenazah hingga kelas yang tadinya tenang kini berubah menjadi pasar, sangat ramai.
"Sudah diam! Biar ibu saja yang nunjuk kalau begitu!" teriak bu Fitri karena mereka semua ribut, akhirnya bu Fitri mengambil jalan tengah dengan dia yang akan menunjuk siapa jenazahnya. "Bara, kamu jadi jenazah."
"Ya Allah, kok saya sih bu. Itu si Zidan lebih cocok bu," bantah Bara tak terima dirinya menjadi jenazahnya.
"Kok gue sih, kan lo yang bu Fitri tunjuk? Inget Bar, gak boleh lari dari tanggung jawab," balas Zidan mengejek temannya itu
"Nah betul itu Zidan, Bara kamu gak boleh lari dari tanggung jawab. Sekarang ayo semuanya dandani Bara jadi jenazah," titah bu Fitri setuju dengan ucapan Zidan. Zidan yang mendengar perintah bu Fitri pun tertawa mengejek pada Bara.
"Siap bu!" balas semua orang semangat.
Berbeda dengan kelas abangnya yang praktek sholat jenazah, di kelas Aletta kini sedang praktek akad. Seluruh kelas heboh mendengar akan ada praktek akad minggu depan.
"Sudah semuanya tenang! Bapak akan menunjuk peran kalian masing-masing!" ucap pak Niko, guru agama kelas sebelas. "Pengantin perempuan diperankan oleh Aletta dan pengantin laki-laki nya diperankan oleh Erland, penghulu diperankan oleh Alif, walinya diperankan oleh Husain dan yang tidak kebagian peran menjadi saksi."
Sontak seisi kelas langsung berteriak histeris mengetahui para most wanted lah yang menjadi pengantin nya.
"Gila beruntung banget lo Let bisa jadi pengantinnya Erland, ya meskipun cuma praktek tapi tetep aja pernah jadi istrinya! Huaaa pengen mak!" ucap Silvi, teman sekelas Aletta.
"Lebay," sarkas Aletta.
***
Adzan Dzuhur sudah berkumandang seluruh siswa SMA Pancasila mulai berlarian keluar kelas, sebagian menuju kantin dan sebagian lagi menuju musala sekolah.
Jika ada siswi muslim yang tidak sholat Dzuhur maka mereka akan beralasan. "Baru haid," tapi anehnya setiap tiba sholat Dzuhur alasan mereka itu terus, apakah haidnya tiap hari?
Aletta berjalan menuju musala untuk melaksanakan sholat Dzuhur tak sengaja berpapasan dengan Kevin yang sedang berjalan menuju kantin sekolah.
"Dasar Islam akte, kaga sholat lo?" tanya Aletta pada Kevin.
"Sorry tapi gue Kristen," jawab Kevin sarkas.
"E-eh sorry," ucap Aletta merasa tak enak.
"It's okay, no problem," jawab Kevin enteng, setelahnya Kevin melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.
"Sadar Fio dia sama lo beda! Dia ke gereja tiap Minggu sedangkan lo sholat lima waktu tiap hari," Aletta kembali menyadarkan dirinya sendiri.
Setelah selesai sholat Dzuhur Aletta segera menyusul dua temannya ke kantin, maklum mereka berdua sedang haid.
"Let, sini!" panggil Tania.
"Udah kalian pesenin kan?" tanya Aletta kepada kedua temannya itu.
"Hehe belum Let," jawab Kayla cengengesan.
"Belum dipesenin Ale?" tanya Zidan pada adiknya itu.
"Belum," jawab Aletta singkat.
"Yaudah nih makan punya gue aja," tawar Zidan pada adiknya.
Dengan terpaksa Aletta menerimanya. "Iya makasih," ucap Aletta tulus.
"Gue udah dimaafin kan Ale?" tanya Zidan.
"Hm."
"Makasih adekku sayang," setelah mengucapkan terimakasih, Zidan langsung mencium pipi adiknya tersebut.
"Jijik!" teriak Aletta yang mengundang keirian kaum hawa.
Albizar yang melihat itu hanya menampilkan ekspresi datarnya. Sedangkan Agatha terus bergelayut manja di lengan kekar Albizar.
"Sayang, nanti pulang sekolah kita ngemall yuk! Udah lama aku ga ngemall bareng kamu," pinta agatha kepada pacarnya tersebut.
"Gak bisa gue ada urusan," jawab Albizar dengan suara ngebassnya, tapi pandangannya masih tertuju pada bangku Aletta dapat Albizar lihat Kevin menghampiri bangku Aletta.
"Ih, kok panggilannya jadi gue-lo lagi sih babe!" ujar Agatha sambil memanyunkan bibirnya.
Tapi tidak seperti biasanya jika Agatha marah akan Albizar bujuk justru sebaliknya Albizar meninggalkan Agatha sendirian bersama kedua sahabatnya.
"Woy bos lo mau kemana? Ini makanan siapa yang bayar!" teriak Bara, niat hati makan siang bersama Albizar dan sang pacar agar ditraktir ini malah dirinya yang mentraktir.
Bersambung...
Jangan lupa vote dan komen <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Transmigration (Revisi)
Teen Fiction"Gue dimana?" gumam seorang gadis linglung. Gadis tersebut melihat ke arah sekitarnya, ini bukan kamarnya! Ia mendekat ke arah cermin dan mengaca lagi-lagi dia dibuat terkejut, ini bukan wajahnya! Jadi apakah dia melintasi waktu? Setelah di revisi a...