Jangan lupa vote dan komen <3
Happy reading~
Murid SMA Pancasila terutama murid kelas 11 IPA 3 digemparkan dengan berita yang katanya akan ada murid baru yang ganteng!
Ya kelas tersebut adalah kelas Aletta, Aletta sih nanggepinnya b aja tapi teman-temannya terutama cewek-cewek pada heboh.
"Anjir, pokoknya kalo beneran ganteng itu jatah gue! Kan yang jomblo di kelas ini tinggal gue," ujar seorang teman Aletta yang bernama Desy.
Semuanya langsung bersorak ke arah Desy, sedangkan Desy hanya nyengir tak berdosa. Bel masuk berbunyi sesaat setelah sorakan itu terjadi, semua orang yang tadinya duduk tak beraturan kini mulai duduk di bangku masing-masing.
Seorang guru matematika dan seorang laki-laki yang memakai baju putih abu-abu seperti seragam mereka memasuki ruang kelas tersebut.
"Pagi anak-anak," sapa guru tersebut.
"Pagi bu!" jawab seisi kelas serempak.
"Wah sepertinya pagi ini kalian semangat sekali ya? Oh iya, kenalkan ini di samping ibu ada teman baru kalian. Namanya Alfabet, ayo nak kenalkan dirimu."
Murid baru tersebut mengangguk. "Hai, kenalin namaku Alfabet Henry. Aku pindahan dari Solo, yah meskipun namaku kebarat-baratan tapi aku asli orang Jawa," ucap murid tersebut memperkenalkan diri.
"Okey Alfa, kamu duduk di bangku belakang Aletta ya."
Alfabet hanya mengangguk pasrah.
"Aletta angkat tanganmu," perintah guru tersebut, dengan malas-malasan Aletta mengangkat tangannya. "Nah itu Aletta, kamu duduk dibelakangnya."
Alfabet berjalan menuju bangkunya dan melihat Aletta sedang tidur dengan kepala yang ia bantalkan lengannya. Alfabet hanya menggelengkan kepalanya.
***
Sekarang ini dengan perasaan campur aduk Vanila duduk di samping mama dan papa Gilang, tanpa Gilang yang mendampingi karena ini semua permintaan orang tua Gilang.
"Kamu sudah berapa lama mengenal Gilang?" tanya Braham, papa Gilang.
"Baru tiga bulan ini om," jawab Vanila takut.
"Oh, Gilang sudah bilang ke saya kamu sedang hamil anaknya jadi dia mau bertanggung jawab atas anak itu. Saya salut dengan kejujuran nya kepada kita, tapi apa kamu yakin itu anak Gilang?" tanya Braham mengintimidasi.
Vanila terkejut ternyata Gilang berbohong kepada kedua orangtuanya agar bisa menikahinya, karena tak tega jika nantinya Gilang membiayai hidup anak yang bukan darah dagingnya Vanila lebih memilih untuk jujur. "Sebenarnya..." lalu mengalirlah cerita yang sebenarnya.
Kedua orang tua Gilang tak terlihat terkejut malah mereka berdua tersenyum manis ke arah Vanila, Vanila masih kaget ada apa ini mengapa mereka terlihat senang?
"Sebenarnya Gilang sudah memberitahukan kepada kami hal yang sebenarnya, namun kami ingin mengetes kamu terlebih dahulu apakah kamu sama seperti yang diceritakan Gilang, ternyata memang benar. Mama senang kamu jujur," sahut Mona, mama Gilang.
Vanila kehabisan kata-kata, jadi tadi dia hanya di tes? Mona langsung memeluk Vanila dan mengelus perut datar Vanila. "Gak salah Gilang pilih kamu nak, kamu mirip seperti yang diceritakan Gilang. Jujur dan berhati tulus," jujur Mona.
Vanila tersenyum penuh haru, ia pikir keluarga Gilang akan menolaknya dan anaknya ternyata ia salah besar, pantas saja Gilang sangat baik rupanya keluarga Gilang juga tak kalah baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Transmigration (Revisi)
Teen Fiction"Gue dimana?" gumam seorang gadis linglung. Gadis tersebut melihat ke arah sekitarnya, ini bukan kamarnya! Ia mendekat ke arah cermin dan mengaca lagi-lagi dia dibuat terkejut, ini bukan wajahnya! Jadi apakah dia melintasi waktu? Setelah di revisi a...