Jangan lupa vote dan komen <3
Happy reading~
Sesampainya di rumah setelah Kevin dan Aletta ngedate, ledekan dan godaan di terima keduanya lantaran keluarga Aletta semuanya tau mereka berdua berpacaran.
Aletta yang tak tahan di goda seperti itu blushing, Kevin sendiri hanya bisa diam dan sesekali tersenyum.
"Ayo kita dinner bareng tapi yang traktir Kevin," usul Zidan yang dihadiahi geplakan maut dari Aletta.
"Enak aja mulutnya kalo ngomong, Kevin gak ada duit. Lo kira Kevin udah kerja sampai lo mintai traktiran?" Aletta mulai sewot.
"Cie bucin, lo lupa bokap Kevin perusahaannya segede apa?" Zidan mulai gencar menggoda adiknya.
Aletta yang kasian melihat Kevin di pojokan menyuruhnya untuk pulang saja. Kevin hanya bisa menyetujuinya sebenernya Kevin juga bingung harus merespon bagaimana ke absurdan keluarga pacarnya.
Aletta yang malas menanggapi Zidan juga langsung masuk kamar setelah Kevin pulang. Cakra menyusul adiknya ke kamarnya.
"Ale, abang boleh masuk?" tanya Cakra meminta izin kepada pemilik kamar.
"Masuk aja bang gak dikunci kok."
Cakra yang sudah mendapatkan izin dari pemilik kamar, berani membuka pintu kamar. Terlihat Aletta sedang tiduran di atas kasurnya dengan posisi badan tengkurap dan tangannya sibuk bermain hp.
Cakra melihat adiknya seperti baru kemarin ia menggendong nya kesana kemari, mengajaknya main ml (mainan lokal), memandikannya, menguncir rambut nya, dan mengantarkannya sekolah. Tapi sekarang adiknya sudah tumbuh menjadi gadis cantik yang bahkan sudah memiliki pacar.
"Kamu bahagia sama Kevin?" tanya Cakra memastikan kebahagiaan adiknya.
Aletta membalikkan badannya dan mulai menatap abang pertamanya. "Bahagia kok abang, banget malah. Sama Kevin, Aletta tau gimana rasanya dicintai dan di istimewakan. Ya walaupun sifat Kevin kayak kutub utara tapi aslinya romantis parah," ungkap Aletta.
Cakra yang mendengar pengakuan adiknya pun merasa lega. Sebenernya awal tadi Cakra agak ragu dengan Kevin namun setelah mendengarkan penjelasan adiknya sekarang keraguan itu mulai hilang. "Bagus kalo gitu, yaudah good night. Abang mau bobok bay."
Setelah Cakra meninggalkan kamarnya, Aletta pun tak bisa lagi menahan senyumnya.
"Andai lo bukan abang gue dan andai gue jadi Fionica, lo bakal gue jadiin pacar Cak."
***
Sementara itu di rumah Albizar, Agatha sudah cipika-cipiki dengan ibu Albizar. Karena Albizar sulit dihubungi Agatha memutuskan untuk langsung ke rumah sang pacar. Agatha merasa senang karena dia sudah berhasil menyingkirkan Aletta.
"Tante, Albi kalo pulang main emang malem ya?" tanya Agatha basa-basi.
"Iya, biasanya pulang jam 12 malem. Kamu mau nunggu disini sampai jam 12? Kamu anak gadis lo nduk gak baik pulang malem," jawab ibu Albizar, sebenarnya Hana ibu Albizar sangat terganggu dengan kedatangan Agatha sejak sore tadi hingga sekarang yang hampir menginjak tengah malam.
"Kalau tante bolehin sih aku gak masalah nunggu selama itu," jawab Agatha tak tau malu.
'Dasar gadis gak tau unggah ungguh, beda banget kalo disandingkan sama Oliv yang sopan santun dan tau unggah ungguh sama orang tua.' batin Hana.
"Sebaiknya kamu pulang saja nduk, nanti tante sampaikan pesan kamu ke Albi ini udah mau tengah malem tante juga ngantuk."
"Oh iya udah deh tan, Atha pulang ya. Good night tante," Agatha langsung pulang tanpa bersalaman dengan Hana dan hal itu membuat Hana semakin naik pitam.
Sebenarnya Hana tak menyukai Agatha sejak dulu, melihat wajah Agatha untuk pertama kalinya Hana bisa menyimpulkan kepribadian Agatha. Gadis yang memacari anaknya hanya karena ingin meloroti harta anaknya.
"Albi turun kamu! Gara-gara kamu, ibu harus nanggap wedokan stress mau," murka Hana pada anaknya. Sebenarnya Albizar tidak main melainkan sedang di kamar bermain game.
"Ya maaf bu, habisan Albi kesel sama dia. Dia selalu datang minta uang ke Albi habis itu pergi," jujur Albizar.
"Sukurin makanya kalo ibu bilang itu di dengerin, dulu ibu udah bilang sama kamu dia itu gak baik buat kamu tapi kamu ngeyel yaudah makan itu cinta. Kalo dia dibandingin sama Oliv gak ada apa-apanya."
"Iya bu, Albi nyesel. Besok Albi putusin deh, ibu tidur aja."
Hana yang lelah hanya bisa pasrah dengan keputusan anaknya, toh anaknya sudah remaja pasti tau yang baik untuk dirinya sendiri.
***
Pagi-pagi Kevin sudah nangkring di ruang makan keluarga Xavier. Sedangkan Aletta? Dia baru saja keluar dari kamarnya dengan kondisi rambut berantakan dan iler mengering yang masih menempel di pipinya.
"Mama, bibi masak apa hari ini?" tanya Aletta dengan suara seraknya dan belum menyadari kehadiran Kevin.
Sedangkan Kevin menahan tawanya agar tidak keluar melihat penampilan pacarnya.
"Aletta kebiasaan kamu ya bangun tidur bukannya mandi dulu tapi tanyain menu sarapan, lihat itu yang di meja makan bareng papa siapa," jawab Alisa.
Aletta menoleh ke arah meja makan disana terdapat papanya dan seorang laki-laki yang sangat ia kenali, Kevin pacarnya?! Sungguh Aletta malu sekarang! Buru-buru Aletta kembali masuk kedalam kamarnya dan langsung mandi. Daniel dan Kevin tertawa terbahak-bahak.
Setelah selesai mandi Aletta menyusul sarapan bersama Alisa, Daniel, Zidan, dan Kevin. Cakra sudah pergi sejak subuh tadi karena ada jadwal pemeriksaan di luar kota.
Selama sarapan tidak ada yang berani mengeluarkan suara, karena berbicara saat makan merupakan pantangan keras bagi keluarga Xavier. Selesai makan Zidan, Aletta, dan Kevin pamit untuk sekolah.
***
Motor Aerox Kevin membelah jalanan ibu kota yang sudah mulai macet, karena hari ini hari senin Kevin menjemput sang pacar lebih awal.
"Ilernya udah dibersihin belum neng?" goda Kevin pada pacarnya. Aletta mengeplak kepala Kevin yang dilindungi helm.
"Lama-lama mulutnya yang gue geplak!"
"Kok panggilannya masih lo-gue dih kan kita udah pacaran, panggil beb dong," Kevin mulai menjadi-jadi.
"Apa lo bilang tadi, beb? Huekkk, meskipun ini first gue pacaran tapi gaya pacaran gue gak akan sealay itu ogeb," jawab Aletta ngegass.
"BWAHAHAHA, YANG BENER NENG?"
"Kevin lama-lama lo ngeselin ya!"
Kini di sepanjang perjalanan menuju sekolah di isi oleh canda tawa keduanya, berbeda dengan sebelumnya yang hanya di isi oleh celotehan Aletta saja.
Sampai di sekolah mereka menjadi pusat perhatian karena kedekatan keduanya yang seperti pasangan kekasih.
"Aletta lo sama Kevin pacaran ya?" tanya seorang siswi yang dengan berani bertanya.
"Iya, gue sama Aletta pacaran," kali ini bukan Aletta yang menjawab namun Kevin. "Mulai hari ini gue umumkan Aletta Olivia Xavier adalah pacar dari Arsenio Kevin Gymnastiar."
Hal sederhana yang mampu membuat Aletta menerbitkan senyumnya, Kevin mengakuinya di depan umum. Namun di balik itu semua ada seseorang yang iri dengan kebahagiaan mereka.
Bersambung...
Tim sad end?
Tim happy end?
Jangan lupa follow akun wp and ig aing @wp.vdlamyln!
Jangan lupa juga vote and komen, see you next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Transmigration (Revisi)
Novela Juvenil"Gue dimana?" gumam seorang gadis linglung. Gadis tersebut melihat ke arah sekitarnya, ini bukan kamarnya! Ia mendekat ke arah cermin dan mengaca lagi-lagi dia dibuat terkejut, ini bukan wajahnya! Jadi apakah dia melintasi waktu? Setelah di revisi a...