"Kau beneran tidak apa mengantarkan ku pulang ?" Tanya Sejeong memakai sabuk pengaman.
Doyoung menoleh kemudian mengangguk.
"Joy bagaimana ?" Tanya Sejeong.
"Dia sama Bang Yuta, kan Sakura mau pindah sementara di rumah Sooyoung," jawab Doyoung sembari menyalakan mesin mobil.
Sejeong diam diam mengamati cowok di sampingnya itu, Doyoung ini benar benar cowok yang baik meskipun kadang menyebalkan tetapi Sejeong akui Doyoung ini sangat gentleman sekali.
Rasanya dia cemburu kepada Joy yang disukai oleh cowok sebaik Doyoung. Selama ini Sejeong cuma menjumpai lelaki brengsek di hidupnya seperti ayahnya, pacar pertama Sejeong di SMA dan yang terakhir Sehun, apakah hidup Sejeong ini sedang dikutuk oleh sang pencipta ya.
Cewek itu terkekeh pelan kemudian memainkan jari jemarinya. Doyoung yang fokus menyetir melirik melihat apa yang sedang dilakukan oleh gadis di sebelahnya ini.
"Lo udah makan Se ?" Tanya Doyoung memecahkan keheningan di mobil.
Sejeong menggeleng.
"Nyari makan dulu mau nggak ?" Doyoung menawari.
"Boleh tapi makan di kosan aku saja ya diluar hujan Doy, malas pula kalau harus lari lari kehujanan" jawab Sejeong menunjuk ke arah luar jendela mobil.
Doyoung baru nggeh kalau ternyata malam itu hujan, pemuda itu menghembuskan napas bersyukur tadi dia membawa mobil coba kalau dia bawa motor udah basah kuyup pasti.
"Kita beli yang drive in aja kalau gitu," sahut Doyoung berbelok ke kiri setelah persimpangan di lampu merah.
Sejeong menurut aja selama makanannya tidak menjijikan dia akan suka apapun itu.
"Aku masih kesal dengan masalah tadi Doy rasanya ingin meremukkan tulang kepala pria yang mau memperkosa Sakura tadi," ujar Sejeong tiba tiba teringat masalah di apartemen Yuta tadi.
Doyoung terkekeh.
"Apa para pria hanya memandang wanitanya sebagai pemuas nafsu mereka saja begitu ? Haduh makin yakin aku dengan pilihanku untuk tetap melajang seumur hidup."
Doyoung reflek menoleh, "lo mau jadi perawan tua gitu ?"
"Hanya pilihan hidup sih tapi tentu sewaktu waktu bisa berubah jika aku nanti bertemu pria baik macam kau," jawab Sejeong.
"Kayak gue ?"
"Iya, kau tidak sadar kah kau itu pria yang baik Doy semua orang juga tau fakta itu."
Doyoung tersipu malu, dia baru kali ini mendapat pujian dari Sejeong biasanya cewek itu terus memarahinya terlebih ketika Doyoung tidak meminjamkan buku kepadanya.
"Aku merasa cemburu kepada Joy karna dia beruntung pernah disukai oleh pria baik seperti mu," ucap Sejeong tersenyum ke arah Doyoung.
Sejeong memalingkan lagi wajahnya menghadap jendela, "aku selalu bertanya tanya bagaimana rasanya dicintai tulus oleh seseorang, tapi sepertinya itu hanya ada di bayanganku saja atau mungkin karna aku terlalu banyak menonton drama ya jadi berangan anggan kelak akan dijemput oleh pangeran baik hati hahahahaa."
Doyoung diam.
"Kau kelak semoga dipertemukan seseorang yang sama baiknya Doy seperti mu, nanti ketika kau menikah aku akan datang membawakanmu hadiah dari Medan yang banyak, kalau perlu ku bawakan satu sapiku."
"Ngomong apaan sih lo Se, nih udah nyampe lo mau pesen apa ?"
Ternyata mereka sudah datang di restoran drive in pilihan Doyoung, setelah memesan dan mendapatkan pesanan mereka mobil Doyoung melaju kembali menuju ke kosan Sejeong.