63

653 101 15
                                    

"Sooyoung.."

Doyoung menghampiri Joy yang tengah duduk duduk manis di tepi tempat tidurnya, di dahi gadis itu masih ada tempelan pendingin suhu tubuh bekas semalam yang Joy pake sepulang dari perpus hujan hujanan.

"Kirain tadi siapa," ujar Joy menoleh. Gadis itu mempersilahkan Doyoung untuk masuk, setelah tau kalau sahabatnya ternyata nggak cuma bawa badan aja melainkan juga sesuatu di tangannya.

Doyoung memilih duduk di sebelah Joy, menyodorkan bungkusan hitam yang berisi bubur yang tadi sempat Doyoung beli di depan gang perumahannya. "Masih pusing nggak ?" Tanya Doyoung.

Joy menggelengkan kepalanya tapi Doyoung masih bisa merasakan hangat dari dahi cewek itu setelah dia mengecek dengan menempelkan telapak tangannya.

"Makan dulu deh," ujar Doyoung menepuk pelan pundak Joy, "gue ambilin mangkuk sama minuman ya biar lo sarapan." Doyoung berdiri keluar kamar berjalan menuju ke dapur mengambil mangkuk dan segelas penuh air hangat. Ia lalu kembali lagi ke dalam kamar Joy, mengambil kresekan hitam dan menuangkannya ke dalam mangkuk.

"Gue tau lo tim bubur diaduk makanya isinya nggak gue pisah," ujar Doyoung kemudian menyodorkan mangkuk berisi bubur kepada Joy.

Joy mengangguk dan segera mengambil mangkuk di tangan Doyoung.

"Lo udah ijin belum ? Kalau belum nanti siang biar gue ijinin ke anak kelas lo."

"Udah kok aku udah bilang ke Hayoung."

Joy kembali melanjutkan makan buburnya dengan tenang ditemani oleh Doyoung di sampingnya. Sesekali Joy melirik ke arah Doyoung, penasaran pemuda itu diam sedang apa dan rupanya dia diam diam memperhatikan Joy membuat gadis itu buru buru menghabiskan makanannya.

"Pelan pelan Sooyoung.. nggak ada yang mau nyuri makanan lo," ucap Doyoung lembut.

Joy mengangguk sebagai jawaban.

Mereka sama sama masih diam, Joy sibuk menghabiskan buburnya sedangkan Doyoung sibuk mengamati Joy.

"Sooyoung.."

"Hm?"

"Ada undangan nikah dari Jennie."

Joy yang baru saja memasukan bubur ke dalam mulutnya langsung menoleh. "Jennie ? Dia jadi nikah sama Kak Jaewon ??" Tanyanya kaget.

Joy kaget sih ternyata Jaewon masih mau meneruskan hubungannya dengan Jennie setelah apa yang cewek itu perbuat kepadanya. Ya, Joy ngerti kalau setiap manusia nggak mungkin nggak pernah buat salah tapi perselingkuhan menurutnya sesuatu hal yang nggak akan pernah bisa Joy maafkan. Mungkin pendapat orang beda beda, dan Jaewon memilih untuk mempercayai kembali Jennie dan membangun hubungan mereka dari awal, ya bisa jadi.

"Beneran mau nikah sama Kak Jaewon ?" Tanyanya sekali lagi.

Doyoung mengangguk mengiyakan, "undangannya tadi taruh di pos depan rumah lo sama gue, kata Bang Jaewon juga lo di suruh buat ngisi acaranya.."

Joy baru ingat dulu Jaewon emang pernah nyuruh dia buat nyanyi di acara nikahannya, "iya dulu pernah disuruh waktu itu aku bilang kalau mau ngajak temen buat duet, sama kamu gimana Doy ? Bisa kan." Tawar Joy.

"Ya bisa bisa aja tapi lo sembuhin diri dulu, udah tau badannya lemah kalau kena hujan masih nekat aja."

Joy ketawa kemudian memberikan mangkuk kosong kepada Doyoung, "kalau aku nggak nerobos hujan kemarin bisa bisa aku nginep disana," ucap Joy sambil meraih gelas berisi minuman yang Doyoung taruh di nakas sebelahnya, "mana lihat Doy undangannya ?"

Doyoung mengeluarkan hp memberikannya kepada Joy.

"Lah katanya di taruh di pos depan rumah, ngapain kamu kasih aku hp mu ?"

BUJANG PAPAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang