rasa aneh

39 30 19
                                    

18- rasa aneh

"stop!"

Najwa melepaskan jambakan dari tangannya,ia menatap kearah gibran yang kini menghela napas nya kesal.

"setelah di tinju zella,ternyata lo belum kapok juga?"gibran menatap najwa tak percaya,gadis ini belum jera juga.

Najwa mendecak."lo urusin zella Sana!lagian nih bocah gak ada hubungannya sama lo kan?".

Gibran tersenyum sinis,ia menarik tangan silvi agar gadis itu berdiri dibelakangnya.

Gibran berjalan mendekat kearah najwa kemudian tersenyum miring.
"ini perintah zella,lo gak usah macem macem"bisiknya.

Najwa terdiam seribu kata,wajahnya pucat pasi.tanpa berkata apapun ia mengkode agar kedua temannya pergi dari sana bersamanya.

Silvi menghela napas dan sesekali meringis merasakan perih dibagian pipi nya.

"lo gak papa kan?"tanya gibran.

"bawa ke uks gib!kasian tuh pipi nya lebam"usul ardian menatap kasihan kearah silvi yang meringis memegangi pipinya.

Gibran mengangguk."ayo"ajaknya dan berjalan lebih dulu meninggalkan silvi,namun gadis dengan kaca mata bulatnya masih terdiam.

Gibran mendengus pelan."ayo li,sil...eh siapa nama lo?".

"silvi"timpal ardian menatap gibran malas.

"nah iya,silvi lo masih bisa jalan kan?gue gak mau gendong lo soalnya.nanti cewe gue cemburu"gibran menyengur menbuat silvi terkekeh pelan.

Ardian menatap gibran dengan tatapan mencemoh."kayak lo punya cewek aja," decihnya.

Gibran mendelik kesal,ia berjalan bersama silvi menuju kearah uks untuk mengobati luka lebam gadis itu.

Banyak tatapan sinis dan kaget karna kedekatan silvi dan gibran,biasa mulut manusia sudah dibiasakan menilai sesuatu tanpan mencari tahu kebenarannya.

Setelah sampai diuks gibran langsung saja mengambil kotak p3k yang ada difalam etalase uks,ia memberikan kotak itu pada silvi.

"ini,obatin luka lo"gibran menyerahkan kotak bertanda tambah,yang diterima baik oleh silvi.

"m-makasih ya"ucapnya tulus.

Ia perlahan mengambil salep dan mulai mengolesinya kearah luka lebam,kekuatan najwa sungguh besar.

Gibran menatap silvi aneh,gadis ini seperti tidak pernah memegang alat penyembuh luka saja.Bahkan gadis itu memolesi salep dengan cara tidak benar.

gibran saking gemas nya,ia mengambil alih salep itu lalu mendengus.
"gue aja!lo lemot soalnya".

Silvi terdiam patuh,ia menahan napasnya saat gibran mulai mengobati luka lebamnya.jika dilihat lihat ternyata gibran tampan juga,andai saja ia bisa memiliki kekasih seperti gibran itu saja sudah lebih dari cukup.

Silvi menepis kasar pemikirannya,setahu nya gibran sudah dekat dengan gadis yang ia ajak kenalan tadi pagi.ia tidak ingin membuat masalah disekolah ini,ia cukup lelah.

RANZELL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang