di rawat

30 14 0
                                    

36- dirawat.

Zella terdiam mematung saat gibran memakaikan helm berwarna biru dongker ke kepalanya.

"kamu pulang sama aku,"ujar gibran tersenyum manis.

Zella mengangguk,ia berjalan menaiki motor matic gibran.gadis itu memegang erat jaket lepis berwarna nafy milik gibran.

Mereka mulai membelah jalan raya yang sangat luas,banyak juga murid pelajar yang mampir ke beberapa tangkringan anak muda.

Motor mereka terhenti tepat di tenda besar,zella terdiam.ini adalah tempat pertama dimana ia dan gibran dekat,makan bersama bahkan mengobrol panjang.

'Bakso mang ujang ganteng'

Pasti kalian sudah tahu tentang bakso terenak sepanjang masa,itu hanya menurut gibran saja.

"mau ngapain?"tanya zella lolot.

Gibran merengut."mau ngamen zel," jawab gibran ngasal,kadang kesal sendiri jika zella bertanya tanpa berpikir dahulu.

Zella terkekeh pelan,ia memang sedikit agak lemot.

Mereka duduk di lesehan panjang yang ada di bagian luar tenda.keduanya sengaja memilih diluar karena kalau di dalam sangat panas.

"atuh ada aa gibran,"sapa bi emi dengan perut besarnya,istri mang ujang pedagang bakso terenak sepanjang masa.

Gibran menyengir."halo wa,gibran teh tambah kasep kan?"tanya gibran dengan pede.

Bi emi tertawa ringan menepuk pelan bahu gibran."iya atuh,ngalahin ayang jaemin nya uwak."kekehnya.

"berapa bulan wak?"tanya gibran menatap kaget perut bi emi yang sangat sangat besar.

"8 bulan,besok mau periksa netapin tanggal lahirnya,"jawab bi emi.

Zella terdiam menyimak semua itu,hingga bi emi menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya.

"saha ini?"tanya bi emi bingung.

"meni geulis pisan!"imbuhnya.

Zella hanya tersenyum tipis menanggapi hal itu,sementara gibran langsung menyisir rambutnya dengan jari menatap bi emi dengan tatapan pede.

"kabogoh gibran bi,geulis kan?"jawab gibran.

Bi emi mengangguk cepat dan mengacungkan kedua jempolnya untuk gibran.

"cap jempol!"seru bi emi.

Tak lama kemudian mang ujang dengan nampan berisi minuman dan bakso hangat pesanan mereka tiba.

"makasih mang,"ujar zella membantu menata semua makanan itu.

Mang ujang menatap bingung gadis cantik di samping gibran.tentu saja bi emi yang menyadari hal itu langsung tersenyum.

"kabogohna si gibran!geulis pisan ya a'?"bi emi berujar.

"semoga cantik nya nular atuh ya di anak kita,"harap mang ujang mengelus perut besar bi emi.

RANZELL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang