Bismillah 🙏
Assalamualaikum Wr. Wb.
Jangan lupa untuk Vote ya.Terima kasih
***
"Meski terlihat bahagia, tapi mereka bisa menyimpan luka dengan sempurna."
***
Berhubung Zahra sedang berada di rumah sendirian, karena Wulan dan Tiya sedang pergi berbelanja.
Akhirnya Zahra memutuskan untuk membawakan Azka makan siang, ya Zahra hari ini akan datang berkunjung ke kantor Azka, dengan tangan yang membawa makan siang Azka.
Zahra berjalan menuju meja resepsionis. "Permisi mbak, apa Pak Azka ada?"
"Eh, Bu Zahra. Ada kok bu, silakan langsung masuk aja."
Zahra mengagukkan kepala, tak lupa ia mengucapkan terima kasih.
Kenapa resepsionis mengenal Zahra?
Karena, Zahra dulu pernah datang ke kantor Azka meski, hanya dua kali.
Alasan Zahra jarang ke kantor Azka adalah, pekerjaan rumah. Selain itu, Azka diwaktu makan siang akan pulang ke rumah.
Zahra membuka pelan pintu ruangan Azka, setelah mengetuk berkali-kali tanpa ada jawaban.
Ruangan itu kosong tanpa ada orang sama sekali, selain dirinya.
Zahra meletakkan bekal makan siang yang ia bawa di atas meja.
Ia berjalan mengelilingi ruangan kerja Azka. Zahra berdiri di depan jendela, ia memperhatikan suasana kota yang terlihat ramai.
Zahra memutuskan untuk berjalan menuju meja kerja Azka, karena ia sudah lama tidak kesini beberapa barang pun sudah ada yang diganti dan dirubah posisinya.
Mata Zahra menatap sebuah pigura foto, yang membuat pikirnya kembali lelah.
Azka masih menyimpan kenangan antara ia dan Tiya.
Dimeja Azka terdapat pigura poto yang berbeda isinya.
Disebelah kanan ada foto dirinya dan Azka saat foto prewedding, sedangkan sebelah kiri diisi oleh foto Tiya.
Zahra mengambil pigura foto Tiya, lalu ia berjalan menuju pojok ruangan dimana tempat sampah berada.
Bertepatan saat Zahra membuang foto Tiya, pintu ruangan dibuka dari luar.
Pelakunya adalah Azka.
Azka menormalkan wajahnya yang terkejut, melihat keberadaan Zahra di dalam ruangan kerjanya.
"Assalamualaikum, kenapa Mas? Kok kaya kaget gitu."
"Waalaikumsalam," jawab Azka menormalkan raut wajah terkejutnya menjadi normal seperti biasa.
"Tumben kamu kesini," ujar Azka menelan ludah dengan susah payah.
Ia menyadari kebodohannya sendiri, bahwa ia masih menyimpan foto Tiya di meja kerjanya.
Melihat foto Tiya yang tidak ada di tempat nya lagi, membuat Azka yakin jika Zahra sudah mengetahui itu.
"Oh, karena Mama sama Tiya pergi belanja, jadi aku kesini aja. Sekalian nemenin kamu kerja."
Zahra melangkah kaki, menghampiri Azka yang terdiam diambang pintu.
"Mas Azka enggak mau masuk?"
Azka menyadari kebodohannya, yang hanya berdiam membantu diambang pintu.
Azka menutup pintu setelah ia masuk ruangan, ia berjalan menuju Zahra yang berdiri di samping sofa yang sudah ia sediakan sejak awal.
"Kamu enggak ikut Mama belanja?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Azka, yang jelas-jelas ia sudah mengetahui bahwa Mama nya tidak menyukai Zahra.
"Kan, Mama kamu enggak suka sama aku," jawab Zahra, mulai membuka bekal yang ia bawa.
Azka meringis. "Yaudah, ayo duduk dulu. Aku tau Mas Azka pasti belum makan."
Azka menurut ia duduk di hadapan Zahra. "Terima kasih," ucap Azka tulus.
"Sama-sama. Ayo makan!"
Azka melahap makanan yang dibawa oleh Zahra, ia selalu menikmati masakan Zahra yang terasa pas dilidahnya.
"Sayang," ujar Azka tiba-tiba.
Zahra menghentikan pergerakkan tangan, yang hendak menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Diem dulu, nanti setelah selesai baru bicara." Azka mengangguk patuh.
Setelah selesai dengan acara makan siang, Zahra membersihkan semua nya.
Berbeda dengan Azka yang sedari tadi merengek memanggilnya. "Sayang."
"Sayang nya Azka." Zahra diam meski begitu, hatinya bergetar tidak karuan.
"Aku jadi pengen, harum manis," ujar Azka kembali merengek.
"Ya beli dong," jawab Zahra, sudah selesai membersihkan bekal yang ia bawa tadi.
"Kamu ikut ya."
"Kenapa aku harus ikut? kan kamu udah besar, bukan anak kecil lagi."
Azka mendengus, yang diucapkan Zahra memang benar, dan itu merusak suasana hatinya.
"Enggak jadi beli deh," ujar Azka pelan.
Zahra beralih dari tempat duduknya, ia duduk di sebelah Azka. Mengusap surai Azka yang terlihat berantakan, tapi tidak menghilangkan kadar ketampanan.
"Nanti kita beli," ujar Zahra.
"Beneran?"
Zahra mengaguk. "Iya."
"Oh iya, tadi kamu kesini sama siapa?" tanya Azka yang tangannya mulai bergelayut manja dilengan Zahra.
Zahra tidak risih sama sekali, karena momen seperti ini sangat langka, ketika Azka disibukkan oleh dunia kerja.
"Naik taksi."
"Loh, memang tadi enggak ada supir di rumah?"
Zahra menggeleng. "Yaudah, nanti kamu pulang sama aku ya. Sekali kita cari harum manis," ujar Azka.
"Iya."
Mereka terlihat bahagia, meski pada kenyataannya masih ada orang ketiga yang berusaha merusak kebahagiaan mereka.
***
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak.See you next chapter 👋
Waalaikumsalam wr wb
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMKU [END]
RomanceTAMAT DAN LENGKAP !!!! Kehidupan Rumah Tangga tidak selalu manis, terkadang hubungan itu memiliki masalah rumit yang melibatkan sakit hati untuk salah satu pihak. Rumah Tangga tidak selalu berpatok pada kehidupan yang manis dan harmonis, tapi ada ka...