Bismillah 🙏
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian. Terima kasih.
***
"Lebih baik mengikuti kata hati, daripada menyesal di kemudian hari."
***
Sudah satu minggu berjalan, tapi Azka belum menentukan keputusannya. Hingga Wulan bergerak merencanakan pernikahan Azka untuk kedua kalinya.
Zahra berdiam menatap orang yang sedang keluar masuk rumah, orang yang ditugaskan oleh Wulan untuk mendekorasi rumah Azka dan Zahra.
Wulan juga yang menyuruh mereka agar mendekorasi kamar Azka dan Zahra.
Zahra mengusap perut datarnya. Andai aku sudah mengandung mungkin ini semua tidak akan terjadi. Pikir Zahra.
Tapi, Zahra tidak menyalahgunakan semuanya, ia bersyukur akan rencana kehidupan yang sudah ditata oleh Maha Kuasa.
"Oh ya Zahra, karena kamu seminggu ini tidur di kamar tamu. Jadi, kamu mulai seterusnya tetap tidur di situ, karena nantinya Tiya dan Azka yang akan menempati kamar utama rumah ini," ucap Wulan saat melewati Zahra.
"Seperti nya, Azka sudah mengetahui siapa pilihannya." Wulan menyenggol bahu Zahra.
Zahra memikirkan bagaimana kehidupan nya nanti?
"Bukankah ini yang kamu inginkan?" Bisik Setan menganggu pikiran Zahra.
Zahra menganggukkan kepalanya samar. "Ya, tapi aku rasa ini bukan yang aku inginkan sebenarnya," gumam Zahra, ia merasakan tidak nyaman dalam hati nya.
"Kau tidak ingin cerai?" Tanya setan itu, berbisik di telinga Zahra.
Zahra menggelengkan kepala. "Ya, aku tidak menginginkannya, tapi jika itu adalah hal yang terbaik buat kesehatan hatiku. Aku akan bercerai dengan Mas Azka."
"Bagus aku suka itu," Bisik setan itu untuk terakhir kalinya, entah sekarang ia pergi kemana.
Zahra menatap semua dekorasi rumah yang hampir selesai, ia membayangkan sesuatu yang tidak seharusnya, ia bayangkan.
Ia membayangkan bagaimana Azka mengucapkan ijab qobul di hadapannya.
Zahra membayangkan Azka mencium kening Tiya.
Ia membayangkan semua hal yang membuatnya merasa sakit hati.
Tak terasa air mata yang sudah mengering itu , keluar lagi dengan deras.
"Maaf in Ayah Zahra," ujar Ridwan tiba-tiba, membuat Zahra dengan cepat menghapus air matanya.
"Andai saja, Ayah tegas dalam mendidik Azka. Mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi."
Zahra tersenyum sangat manis. "Tidak apa-apa, Ayah. Bukan didikan mu yang salah, tapi aku ...,"
"Aku yang tidak bisa menjaga hati Mas Azka, aku yang tidak bisa memberikan keluarga ini keturunan."
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMKU [END]
RomanceTAMAT DAN LENGKAP !!!! Kehidupan Rumah Tangga tidak selalu manis, terkadang hubungan itu memiliki masalah rumit yang melibatkan sakit hati untuk salah satu pihak. Rumah Tangga tidak selalu berpatok pada kehidupan yang manis dan harmonis, tapi ada ka...